Jumat, 28 Juli 2017

MUSEUM BIARA SANTA MARIA




Launching Museum Santa Maria, Jalan Juanda Jakarta diadakan pada hari Minggu, 06 Februari 2011, setelah usai Perayaan Ekaristi di kapel. Umat seluruh kapel diundang untuk hadir. Dengan mengambil tema seperti yang tertera di poster yaitu “1856 Awal Mahakarya Ursulin”, launching dibuka dan diberkati oleh pastor paroki Katedral, Rm. Bratakartana, SJ. Para undangan yang datang antara lain, Sr. Jeanne Hartono, OSU, perwakilan dari Provinsialat Bandung, Sr. Luciana, pemimpin rumah sebelumnya, dan suster-suster dari beberapa komunitas.


  
Sr. Ingrid. OSU; Rm. St. Bratakartana, SJ; Ibu. Gina Sutono
      

Museum biara “mungil” ini (kalau dibandingkan dengan museum-museum lain yang selama ini pernah dikenal) terletak di dalam kompleks biara Ursulin Santa Maria, Jakarta Pusat. Para tamu masuk melalui tengah-tengah biara untuk sampai ke museum. Sekarang bisa juga lewat front office dari Jalan Juanda 29. Apa yang menarik dari museum ini? Semangat dan keunikan apa yang bisa ditimba dari museum ini? 

 

Kita tahu, komunitas Ursulin adalah komunitas suster pertama yang diundang oleh Vikaris Apostolik Batavia (1848-1871), Uskup Diosesan Mgr. Vrancken, untuk mendidik anak-anak perempuan yang selama ini terlantar dan tidak mendapat pendidikan. Bukan tanpa alasan beliau membujuk dan mengundang Ursulin asal Sittart untuk berkarya dan membuka sekolah di Batavia karena Mgr. Vrancken sendiri berasal dari Sittart-Belanda. Beliau menganggap Ursulin “berhasil” mendidik anak-anak perempuan di Belanda dan juga di negara-negara Eropa yang lain. Keyakinan dan kedekatan itulah yang menumbuhkan kepercayaan. Lalu kepercayaan itu pula yang menimbulkan keberanian Ursulin untuk menanggapi undangan tersebut. Meskipun harus menempuh 140 hari lamanya berlayar menuju tanah asing, tujuh Suster Ursulin dengan tekad luar biasa akhirnya sampai di tanah terjanji, Indonesia. Semangat itu bisa dirasakan dari peninggalan mereka di Ruang Awal dan di Kamar Pimpinan museum ini. Kebesarannya bukan terletak pada pribadi masing-masing Ursulin, namun pada karya tangan Tuhan sendirilah yang membuat segala sesuatu yang nampak tidak mungkin menjadi mungkin.


  Kunjungan Sr. Francesco dan Para Guru Santa Ursula BSD. Bersama Sr. Ingrid dan Ibu Gina.

VISI DAN MISI MUSEUM




VISI / CITA CITA MUSEUM

MISI / PERUTUSAN

Menjadi museum yang hidup (Living Heritage) bagi siswa, pendidik, alumni pemerhati pendidikan dan masyarakat yang menyajikan sumber informasi dan berbagai artefak sejarah awal biarawati katolik dan sekolah perempuan berasrama pertama dan tetap berlangsung hingga sekarang

1. Memelihara koleksi berbagai artefak peninggalan para suster pendahulu dan peralatan sekolah para murid Ursulin berbagai zaman itu.
2. Menyajikan informasi pendidikan sehubungan dengan sejarah awal kedatangan biarawati katolik pertama dan sekolah putri berasrama pertama di Indonesia.
3. Mendisplay koleksi berbagai artefak untuk kebutuhan pendidikan, riset dan sosial.
4. Menghargai para pendidik dan alumni yang telah berjasa kepada tanah air, bangsa, masyarakat Indonesia dan generasi penerus
5. Membangun persaudaraan dan kebanggaan bagi para alumni dari berbagai generasi.
6. Menyediakan tempat "hening" sejenak di tengah keramaian metropolitan untuk dapat merefleksikan identitas jati diri


Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...