Senin, 19 September 2022

Register Bukan Sekedar Pencatatan

 

Berdasarkan PP No.66 Tahun 2015, Penjelasan Pasal 11 ayat 2, Sumber Daya Manusia yang harus dimiliki sebuah Museum adalah tenaga teknis yang meregister: melakukan kegiatan pencatatan dan pendokumentasian koleksi. Tenaga teknis ini disebut Registrar.

Sumber Daya Manusia lain yang harus ada bersama registrar ini adalah Kurator, Edukator, Penata Pamer dan Konservator serta Humas dan Pemasaran. Tersedianya semua tenaga teknis itu sangat ditekankan oleh Pak Yiyok T. Herlambang ketua Amida Jakarta Paramita Jaya yang menjadi pembicara pertama dalam Bimbingan Teknis (BimTek) Register. Dalam BimTek ini sering kali yang dimaksud dengan Register adalah registrar.

 BimTek Register dilaksanakan di Museum Tekstil selama tiga hari 25-27 Juli 2022. Pak Yiyok menegaskan bahwa petugas teknis yang terkait dengan benda koleksi sebuah museum adalah Register, Kurator dan Konservator. Sedangkan tenaga Teknis terkait dengan tugas mengkomunikasikan benda koleksi kepada masyarakat adalah Edukator, Penata Pamer serta Humas dan Pemasaran.

 BimTek Register yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta Bidang Pelindungan bekerjasama dengan AMIDA Jakarta Paramita Jaya bertujuan mempersiapkan tenaga teknis museum agar sesuai standar. Selain itu Peserta yang mengikuti bimtek akan mendapat prioritas diikutkan dalam program sertifikasi LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Permuseuman Indonesia – BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) pada kesempatan yang akan datang.

 Dalam BimTek Register, para Registrar, sebutan bagi petugas register dilatih untuk mampu 1) Menyusun kebijakan registrasi koleksi museum 2) Melaksanakan proses registrasi koleksi museum 3) Melaksanakan penyimpanan koleksi di ruang storage 4) Melaksanakan proses mutasi atau lalu lintas koleksi di dalam museum 5) Melaksanakan teknis peminjaman koleksi ke luar museum 6) Melaksanakan pengusulan penghapusan koleksi museum
Enam kemampuan yang harus dimiliki seorang Registrar, disampaikan dalam bentuk teori dan latihan praktek oleh enam narasumber yaitu Bpk. Yiyok T. Herlambang SE, MM; Ibu Yulianti Fajar Wulandari S.I. Kom, M.I. Kom; Ibu Karisa Rahmaputri S. Sn, M. Sc; Bapak Gunawan W. Widodo M. Hum; Bapak Drs. Mananti Amperawan Marpaung dan Bapak Ir. Adang Suryana.

 Bapak Ir. Adang Suryana mewakili AMIDA Jakarta Paramita Jaya dalam acara m enutup kegiatan mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kebudayaan yang telah memberi kesempatan kepada Paramita Jaya memilih para narasumber serta mengingatkan peserta untuk bangga menjadi Registrar.

 Bapak Bayu Niti Permana mewakili Kepala Bidang Pelindungan Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta menutup kegiatan BimTek dengan harapan museum di Jakarta menjadi tempat yang layak untuk dikunjungi.

 “Bimtek ini diharapkan menjadi tonggak, satu-satunya wilayah yang punya museum se-Indonesia terbayak dan layak kunjung dan menjadi referensi Pendidikan, rekreasi tempat mencari pengalaman atau Adventure.”

 Pak Bayu juga mengingatkan kepada para peserta BimTek untuk bangga menjadi register. “Fungsi Dengan adanya pelatihan ini adalah menyebarkan seluas-luasnya pengetahuan tentang apa yang menjadi pesan museum di dalam koleksi-koleksinya. Register jangan dianggap sebagai tukang catat tapi dia adalah orang yang mengerti tentang koleksi mengerti tentang nilainya dan serba tau tempatnya.”

 Sebelum ditutup dengan foto bersama, peserta dari Museum Purna Bhakti Pertiwi, Ibu Sunani mendapat kehormatan menerima sertifikat dari Pak Bayu secara langsung sebagai peserta dengan nilai terbaik pada bimtek tersebut. ***




Selasa, 13 September 2022

Keluhan Pengunjung Masukan Positif Bagi Museum

 

Kolase foto oleh Bpk. Ir. Adang Suryana

Bimtek Humas & Pemasaran Bimbingan Teknis (Bimek) Humas dan Pemasaran yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta bekerjasama dengan Asosiasi Museum Indonesia Daerah (Amida) Jakarta Paramita Jaya merupakan BimTek ke empat. Bimtek sebelumnya diperuntukkkan bagi tenaga teksni Penata Pamer, Edukator, Register.

 Sebagai tuan rumah, Ibu Misari, M. Hum. Kepala UPT Museum Kebaharian mengucapkan selamat datang kepada panitia maupun juga peserta. Ibu Misari juga mengungkapkan rasa bangganya karena dipilih menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Bimtek, khususnya Humas dan Pemasan. Ia berharap semoga kegiatan Bimtek menginspirasi tim media social Museum Bahari untuk meningkatkan kualitasnya.

 Ibu Misari selain merasa bangga juga berharap kegiatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh para peserta untuk meningkatkan potensi dirinya “Mudah-mudahan para peserta dapat memanfaatkan kesempatan baik ini untuk bisa meningkatkan potensi diri ya, kemudian saling juga bertukar pengalaman ya mungkin ada museum yang memang sudah mendapatkan poin plus-plus di dalam kehumasannya.”

 “Kesempatan berkumpul di Bimtek ini menjadi ajang untuk saling bertukar pikiran atau bertukar pengalaman”. Bu Ari berpesan: “Jangan kita merasa malu untuk bertukar pengalaman tetapi justru apa yang menjadi poin plus dari museum lain dapat menambah point kita dan sebaliknya, terutama dalam hal kemasan museum kita. Mudah-mudahan hasilnya nanti bisa bermanfaat bagi teman-teman”. “Sekali lagi sebagai tuan rumah saya menyambut baik kegiatan ini semoga juga bisa berjalan dengan lancar sampai tiga hari ke depan.” Pungkasnya.

komunikasi dan pemasaran
 Pada sesi pertama Bimtek, Pak Yiyok T. Herlambang mengingatkan peserta pentingnya petugas teknis Humas dan Pemasaran karena tercatat dalam Peraturan Pemerintah (PP) no 66 Tahun 2015 Tentang Museum. Inilah pesan Pak Yiyok: “Museum adalah Lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Begitu ngomong komunikasi maka ada tiga tenaga teknis yang bertugas, satu adalah Penata Pamer kedua Educator ketiga Humas dan Pemasaran. Jadi teman-teman, dan bapak Ibu sekalian, sebagai seorang Humas dan Pemasaran wajib memahami kebijakan dan tugas kehumasan dan pemasaran.

 Terkait tugas Humas dan Pemasaran ditegaskan dalam PP No.66 Tahun 2015, penjelasan Pasal 11 peraturan: Hubungan Masyarakat dan Pemasaran adalah petugas teknis yang melakukan kegiatan komunikasi dan pemasaran program-program museum.

 Kaitannya dengan standarisasi, Pemerintah melakukan standarisasi museum setelah dua tahun museum berdiri. Penilaian berdasarkan Pengelolaan Museum dengan Hasil Standarisasi berupa Tipe A, B, atau C dan Evaluasi Museum. Salah satu penilaian adalah apakah tenaga teknis dalam museum tersebut masih merangkap jabatan atau tidak.

 Pak Yiyok kemudian memberikan tugas kelompok untuk menyusun apa saja tugas tenaga teknis Humas dan pemasaran. Tugas kelompok kemudian di paparkan dan didiskusikan bersama. Menurut Pak Yiyok berdasarkan paparan peserta, para peserta telah memahami tugas tenaga teknis Humas dan Pemasaran karena telah sesuai dengan materi yang akan diujikan dalam sertifikasi profesi, yang antara lain menyusun kebijakan hubungan masyarakat dan pemasaran museum, Melaksanakan hubungan dengan media, Melaksanakan hubungan dengan komunitas, Melaksanakan hubungan dengan internal museum, Melaksanakan hubungan dengan pengunjung, Melaksanakan kegiatan pemasaran museum.

 Pada Sesi kedua, peserta diajak untuk mengelola kerjasama dengan media. Hubungan dengan Media bertujuan untuk membentuk citra positif dan mempengaruhi persepsi publik melalui kegiatan publikasi di media.

Hubungan Media
 Prinsip Hubungan Media Melayani dengan sebaik mungkin, Memberikan ruang yang cukup, tidak menutup saluran informasi khususnya dalam keadaan penting. Jujur dan terbuka. Professional dalam menjalankan tugas.

 Humas dan Pemasaran dalam menjaga hubungan dengan media tidak hanya berhubungan dengan wartawan. Seorang Humas dan Pemasaran wajib mengetahui dan mengenali institusi media dan bagian-bagiannya. Dalam membina hubungan baik, ada kalanya harus mendekat dengan tujuan menjalin hubungan baik.

 Bentuk kegiatan Humas dan Pemasaran yang berkaitan dengan media antara lain: Konferensi Pers, Media Briefing, Media Visit, Wawancara, Pertemuan dengan Pemimpin redaksi, Media Luncheon, Press Gathering, Doorstop, In House Training, Klarifikasi Berita, Siaran Pers.

 Dalam sesi tersebut, tugas kelompok adalah membuat Press Rilis. Ibu Ita Suryani, S. Sos M.I.kom dosen di Universitas BSI yang menjadi narasumber sesi kedua terlebih dahulu menjabarkan unsur-unsur dalam pembuatan Press Rilis. 

 
Unsur dan struktur dalam Pres Rilis meliputi nilai berita yang menarik benar-benar terjadi dan baru saja terjadi, dan penting. Sedangkan Struktur naskah atau tulisan rilis sama dengan struktur naskah berita, yakni terdiri dari

1. Judul, 2. Teras (lead), 3. Isi (body), 4. Judul berita harus kalimat lengkap, minimal Subjek + Predikat, dan menggunakan kalimat aktif. 5. Teras sebaiknya mengedepankan subjek pelaku who does what; siapa melakukan apa, kapan, di mana, kenapa, dan bagaimana; isi berupa penjelasan unsur why dan how. 6. Namun, dari segi format, naskah press release ditambah bagian awal dan akhir

 Hari Kedua Sesi Pertama diisi dengan materi melaksanakan hubungan dengan komunitas. Namun dalam paparan nara sumber, Ibu Resita Kuntjoro-Jakti para peserta justru diajak bagaimana membuat sebuah komunitas. Ketika ditanyakan mengapa dan apa alasannya petugas Teknis Humas dan Pemasaran Museum harus membuat komunitas? Dijawab bukan sesinya dan dapat ditanyakan pada sesi besok (sesi hari ketiga)

kerjasama
 Ibu Rian Timadar M. Hum ketua AMIKA-TMII, pada sesi kedua  mengajak peserta dengan permainan kelompok membuat Menara yang paling tinggi dan kokoh dari bahan sedotan plastic. Pada saat presentasi setiap kelompok harus menunjukkan hasil kerja kelompok dan gambar desain Menara. Pada saat presentasi akan dinilai kesesuaian desain dengan hasil karya, dan pembagian kerja. Tujuan permainan ini untuk mengingatkan peserta bimtek Humas dan Pemasaran agar selalu menjaga harmoni dan meningkatkan kerjasama dengan setiap petugas tenaga teknis maupun non teknis di museum.

 Hari ketiga, Ibu Yulianti Fajar Wulandari M. I.Kom mengajak peserta belajar bagaimana Melaksanakan Hubungan Dengan Pengunjung. Salah satu yang terpenting dalam menjalin hubungan dengan pengunjung adalah komunikasi yang baik untuk Menggali kebutuhan layanan pengunjung seperti mengapa mengunjungi museum, apa yang dilakukan di museum dan apa kesan yang didapat di museum.

 Komunikasi yang baik meliputi komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan melalui tulisan dan lisan. Di masa kini informasi yang disampaikan lewat social media termasuk dalam katogori komunikasi verbal. Sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang disampikan melalui bahasa tubuh sepertu gerak tangan, ekspresi wajah penampilan, intonasi suara dan lainnya.

Keluhan pengunjung  
 Salah satu yang menjadi perhatian tenaga teknis Humas dan Pemasaran adalah bagaimana menangani keluhan pengunjung atau Complain Handling. Mengapa pengunjung mengeluh? Beberapa factor keluhan pengunjung diantaranya pelayanan tidak sesuai yang diharapkan, pengunjung diabaikan atau dibiarkan terlalu lama, tidak ada yang mendengarkan atau menanggapi, seseorang bersikap kasar, dianggap remeh oleh staff, tidak ada yang mau bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi, pernah mengalami hal buruk di tempat yang sama.

 Bagaimana menanggapi keluhan tersebut? Pertama, anggap keluhan pengunjung tersebut sebagai masukan positif bagi museum dan staff pengelola. Kemudian dengarkan keluhannya dan selidiki, jangan mengambil kesimpulan tergesa-gesa. Bantu memberikan saran yang mudah dilaksanakan. Terakhir tak boleh lupa mengucapkan terima kasih atas saran dan masukannya.

 Di Sesi akhir, Bpk. Ir. Adang Suryana memberikan materi tentang bagaimana melaksanakan kegiatan pemasaran. Tenaga teknis harus mampu: Menentukan misi dan tujuan kegiatan pemasaran museum, bauran pemasaran dan promosinya, serta strateginya.

 Bauran pemasaran museum adalah strategi yang memadukan kegiatan pemasaran dalam satu waktu untuk meningkatkan penjualan produk atau jasa. Bauran ini meliputi: produk, harga, tempat, promosi, pemegang kebijakan, hubungan Masyarakat

 Bauran Promosi adalah kombinasi strategi dari variable periklanan, personal selling dan alat promosi lain, yang kesemuanya direncanakan untuk tujuan penjualan bauran promosi museum, meliputi: Iklan (advertising), Publisitas, Sales promotion, Penjualan tatap muka (Personal selling) dan Direct marketing.

 Di akhir BimTek dilaksanakan penyerahan sertifikat tanda kelulusan BimTek bagi seluruh peserta yang telah mengikuti kegiatan BimTek Humas dan Pemasaran selama tiga hari beturut-turut, 22-24 Agustus 2022. Penyerahan sertifikat diserahkan langsung kepada peserta oleh Bapak Norviadi Setio Husodo, SS. M.Si. Kepala Bidang Pelindungan Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta. ***

Sabtu, 03 September 2022

Museum Menjadi Bagian MPLS Santa Maria



Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMP-SMK Santa Maria, tahun 2022/2023 dilaksanakan dengan tatap muka setelah selama dua tahun terakhir MPLS dilaksanakan secara virtual. Museum Ursulin Santa Maria terletak di dalam kampus Sekolah Santa Maria. Sehingga museum itu sangat tepat untuk memperkenalkan lingkungan Sekolah, terutama mulai dari sejarah berdirinya Sekolah dan misi Sekolah dari awal berdirinya.

 Seluruh peserta MPLS sangat antusias mengikuti tour keliling museum Ursulin Santa Maria. Untuk murid SD dan SMP pengenalan lingkungan bukan hanya untuk murid kelas satu saja tetapi juga untuk kelas dua dan tiga; dan untuk SMP kelas 7 dan kelas 8 dan 9. Sebab mereka itu semua belum berkunjung secara langsung ke museum karena dulu secara on-line.

 MPLS dimulai dari unit SMP pada Jumat 8 dan 11 Juli dilanjutkan unit SMK pada 12 Juli. Sayangnya unit SD yang seharusnya 13 Juli mendadak merubah jadwal menjadi tour virtual karena ada siswa yang terpapar covid-19 sehingga pelajaran kembali dilaksanakan jarak jauh.

 MPLS di Museum Ursulin Santa Maria diawali di Aula Museum. Suster Marie Louise menyambut dan menyapa peserta didik baru dan memperkenalkan staf museum. Setelah menyapa, Suster Marie Louise melanjutkannya dengan paparan tentang museum.

 Dari paparan tersebut diharapkan peserta MPLS mengenal museum sebagai bagian dari Kampus Santa Maria serta merasa bangga karena para siswa menjadi bagian sejarah yang hidup dari Kampus Santa Maria yang masih berjalan di usia lebih dari 166 tahun.
Dari Museum peserta diarahkan menuju gedung Kapel yang posisinya masih dalam satu komplek. Di dalam Kapel, peserta dijelaskan tentang sejarah berdirinya Gedung Kapel yang mulai dibangun sejak tahun 1875. Selain sejarah, juga dijelaskan tentang interior gedung Kapel.

 Dengan mengenal museum, kapel dan tempat-tempat lain di dalam kampus Santa Maria, para murid dapat menggunakannya untuk menjalin hubungan dengan Tuhan, Sang Penciptanya (di kapel), menggali dan mengamalkan nilai-nilai yang ditanamkan dalam seluruh pendidikan Ursulin yang bersemboyan SERVIAM, “Aku mau mengabdi”. Selain itu, dari para pendidik pendahulu dan para alumni, meneladan untuk menjadi pribadi yang mandiri, bertanggungjawab dan mempunyai kepedulian terhadap sesama dan alam sekitar.

 MPLS menjadi sarana para siswa belajar berinteraksi dengan sesamanya kemudian berinovasi dan berkreasi dalam menggunakan media social untuk semakin menambah rasa bangga dan cinta kepada lingkungan kampus Santa Maria.

 Peserta MPLS diiuti oleh seluruh siswa siswi SMP dari kelas tujuh sampai kelas Sembilan. Sedangkan SMK diikuti oleh kelas sepuluh dari tiga jurusan yaitu Kuliner, Tata Busana dan Design Komunikasi Visual (DKV). Dari unit SD diikuti seluruh kelas satu sampai tiga. ***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...