Kamis, 07 Oktober 2021

Museum Ursulin Hadir Bukan Untuk Berkompetisi

Suster Hilda Sri Purwaningsih, OSU  menyapa dan memberi sambutan kepada tim visitator dari sudin Kebudayaan provinsi DKI Jakarta

Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta melakukan visitasi atau kunjungan ke Museum Santa Maria pada Senin 4 Oktober 2021. Museum Santa Maria adalah salah satu dari 12 Museum Swasta di DKI yang akan dikunjungi dalam kurun waktu 1 minggu. 

Visitasi dilaksanakan untuk melakukan verifikasi data dan dokumen museum sebagai tindak lanjut dari Bimbingan Teknis Pemutakhiran Data Museum yang sudah dilaksanakan pada bulan Agustus lalu. Kasie Sejarah dan Permuseuman Bapak Bayu Niti Permana beserta staff rombongan datang sekitar jam 9.00 dan diterima di Hall Museum. 

 Suster Hilda Sri Purwaningsih, OSU Kepala Biara Santa Maria dan Ketua III Yayasan Nitya Bhakti dalam sambutannya merasa terhormat, bangga dan bersyukur bahwa dari pemerintah melalui dinas kebudayaan datang berkunjung. Atas perhatian dari pemerintah tersebut, Museum akan terus belajar, dan terbuka dengan masukan masukan untuk melengkapinya. 

 Museum Ursulin Santa Maria masih jauh dibanding dengan museum-museum yang lain tetapi kehadiran Museum Ursulin Santa Maria bukan untuk berkompetisi melainkan untuk merawat dan melanjutkan karya yang sudah dirintis para pendahulu serta menjadi tempat atau pusat penelitian kemudian melestarikannya. 

Kepala Museum Suster Lucia Anggraini OSU, bersama Tim yaitu Suster Marie Louise OSU, Thomas Aji, dan Volunteer Janny Halim menemani Pak Bayu beserta 5 anggota tim nya. Mereka memulai verifikasi dengan berkeliling museum dimulai dari Ruang Kantor Sekretariat berlanjut ke ruang-ruang pamer museum mengikuti alur rute kunjungan. 

Mereka mendengarkan cerita sejarah karya Ursulin dan mengamati koleksi yang dipamerkan. Kadang terdengar berkomentar “wah, yang ini dan itu… bisa masuk benda cagar budaya...” 

 Ketika diperbolehkan melihat kebun biara, mereka senang sekali. Kebun biara menjadi area privat sejak selesai direnovasi dan mereka menjadi pengunjung museum pertama yang diijinkan masuk melihatnya. Begitu senangnya mereka sehingga mereka membuat foto-foto. Tidak terasa mereka sudah berkeliling lebih dari satu jam.
 Verifikasi dilanjutkan dengan memeriksa dan mencocokkan dokumen isian yang sudah diserahkan beberapa waktu sebelum kedatangan. Dari hasil wawancara di hall museum sampai sekitar pukul 13.00, Museum diberi beberapa rekomendasi untuk ditindak lanjuti. Antara lain terkait tampilan museum menambah wall text terutama sejarah gedung dan museum, denah dan alur pengunjung, visi misi serta papan nama museum dibuat lebih jelas bagi pengunjung dsb.

Rekomendasi terkait administrasi antara lain penulisan SOP (Standard Operation Procedure) kegiatan yang sudah dilaksanakan dan SK struktur Organisasi. Untuk keselamatan bangunan, re-new tabung APAR.

 Pak Bayu menegaskan bahwa Tim Verifikasi PemProv ini mempunyai tugas untuk pembinaan pada museum-museum di DKI. Dari setiap visitasi mereka juga ingin tahu, apa saja yang sebenarnya dibutuhkan oleh museum-museum. Misalnya pelatihan untuk kurator, konservator dll. Yang menggembirakan dan penuh harapan adalah bantuan pemerintah untuk mempercepat proses mengusahakan TDUP (Tanda Daftar Usaha Pariwisata).

“Untuk menjadi museum yang terstandart masih membutuhkan waktu 2 tahun setelah semua persyaratan terpenuhi,” terang Pak Bayu.

 Dari Visitasi ini, Museum Santa Maria belajar bahwa masih banyak yang hal harus dilakukan berkaitan dengan fasilitas, sumber daya manusia, pengetahuan yang mendukung dan tentu kerjasama dengan berbagai instansi.

Sebagai museum yang berada di tengah biara, sekolah dan asrama, Museum Ursulin Santa Maria sedang berproses untuk melengkapi menjadi museum yang lebih baik. Rekomendasi yang telah diterima akan ditindak lanjuti bersamaan dengan adanya revitalisasi gedung museum.

Kehadiran museum Ursulin Santa Maria diharapkan dapat menjadi sarana penting bagi informasi, dan penelitian pendidikan ditengah-tengah biara-sekolah Ursulin yang sudah berdiri 165 tahun yang lalu. ***






Kasie Sejarah dan Permuseuman Bapak Bayu Niti Permana  koordinator tim  visitasi
Melihat dan menjajal duduk di kursi kuno di Sekretariat
Masuk ke ruang pamer Ruang Misi
wawancara dan pencocokan dokumen




Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...