Rabu, 20 September 2017

Ekspresi Masa Lampau


Kamis pagi 16 Februari 2017, Museum Santa Maria mendapat kunjungan pribadi dari Kardinal Julius Darmaatmaja SJ.


Beliau ditemani Sr. Maria OSU, Pemimpin Komunitas , Sr Lucia OSU, Penanggung jawab Museum, serta Sr. Elisa OSU berkeliling melihat koleksi benda Museum Santa Maria. 

“Kardinal datang sekitar jam sepuluhan” Ungkap Suster Lucia yang turut mendampingi Kardinal. 



Kardinal tampak begitu menikmati beberapa benda pamer di Ruang Misi dan Meja Pamer Santo Yohanes Paulus Kedua. Ia tuangkan kesan mengunjungi Museum Santa Maria dalam pesan di buku tamu 

“ Mengekspresikan masa lampau dengan menarik.” 

Setelah berkeliling selama kurang lebih satu jam beliau pamit. Sebelum meninggalkan museum, Suster Maria, memberikan kenang kenangan kepada Kardinal berupa buku 160 tahun Ursulin di Indonesia. 

Beberapa waktu kemudian, Kardinal mengirimkan dua foto koleksi pribadi saat diangkat menjadi Kardinal dan saat beraudiensi dengan Bapa Paus Yohanes Paulus kedua. Saat ini kedua foto tersebut turut dipamerkan di Meja Pamer Santo Yohanes Paulus Kedua di Museum Santa Maria.***

Jumat, 08 September 2017

Kunjungan Istimewa Dari Roma



Pimpinan dan Dewan Jenderal Ordo Santa Ursula Uni Roma mengadakan visitasi ke Ursulin Provinsi Indonesia selama 52 hari. 

Dua suster Dewan yaitu Sr. Ann Marie, OSU dan Sr. Moekti Gondosasmito, OSU menginap di komunitas St Maria Juanda Jakarta selama 1 minggu (28 Agustus s.d 4 September 2017). Selain mengunjungi seluruh unit sekolah, kedua suster juga mengunjungi museum St Maria persis hari libur Idul Adha. 

Sekitar jam Sembilan pagi, para volunteer museum, Ibu Gina Sutono, Aji dan Nindya menyambut mereka ditemani Sr. Elisa OSU. Sr. Lucia Anggraini, OSU memperkenalkan satu persatu para volunteer kepada kedua suster itu. Pertama tama mereka diajak ke ruang Audio untuk menyaksikan film singkat tentang Museum Santa Maria. Usai menonton film, Ibu Gina menjelaskan latar belakang dan konsep pendirian aaal museum. 

Setelah itu masuk ke tiap tiap ruangan. Sr. Moekti membantu mengalihbahasakan penjelasan Ibu Gina dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris untuk Sr, Ann Marie. 
Beberapa kali Sr, Ann berhenti pada obyek pamer serta menatap lama. Sr Ann, tampak betul betul mengagumi museum. Saat di ruang lobi , Sr Ann Marie, melihat banner bertuliskan “Mahakarya Ursulin sejak 1856” beliau tampak antusias dan meminta foto selfi disamping banner tersebut. 

Menurut Sr. Lucia, Sr Ann Marie terkejut karena usia Ursulin di Indonesia dan Ursulin di Inggris tidak berbeda jauh usianya. Ursuline masuk ke Inggris tahun 1862 namun saat ini jumlah Ursulin disana tercatat 39 suster. Sedangkan di Indonesia hingga saat ini tercatat 244 suster Ursulin. 

Sebelum pamit, Sr. Moekti menyampaikan terima kasih atas kesediaan para volunteer membantu memelihara dan mengelola Museum Santa Maria khususnya karena mau hadir walau tanggal.merah. Sedangkan Sr Ann Marie memberikan kesan dalam buku tamu yang ditulisnya “A very inspiring and interesting collection”.***

Rabu, 06 September 2017

Dari Belanda Ke Jakarta Mencari Toko Roti

Juriena Bruintjes dan Maik Roelops, dua turis dari Belanda sore itu (31/08/2017) sekitar jam 15.00 Mampir ke Museum Santa Maria, Jl. Ir. Haji Juanda no.29 (dulu Noordwijk). 

Juriena Bruintjes menuturkan bahwa tujuan mereka adalah napak tilas mencari area tempat tinggal nenek Juriena disekitar Risjwijk. Saat melihat ada toko roti, Juriena Bruintjes mengira itu adalah toko roti tempo dulu semasa neneknya hidup. 

Setelah masuk, ternyata toko roti yang ia masuki adalah Unit Produksi Tata Boga SMK Santa Maria. Oleh pendamping Unit Produksi diarahkan ke museum karena dikira akan berkunjung ke Museum Santa Maria. Jadilah Juriena Bruintjes dan Maik Roelops malah berkeliling museum. 

Ditemani Sr. Lucia Anggraini OSU, Juriena Bruintjes dan Maik Roelops berkeliling, melihat lebih dekat suasana Jakarta tempo dulu saat masih bernama Batavia melalui foto-foto yang dipamerkan dan cerita yang disampaikan Suster.

Nenek Juriena lahir tahun 1926 dan tinggal di sekitar Risjwijk yang sekarang menjadi jalan 
Veteran dan membuka toko roti. Namun saat ini tidak diketahui pasti dimana letak toko roti itu karena sepanjang jalan Veteran telah berubah menjadi area perkantoran milik pemerintah. Juriena mengisahkan bahwa neneknya meninggal tahun 1999 dan ia tau cerita masa kecil neneknya dari adik neneknya. 

Sementara Juriena Bruintjes dan Suster asyik bercerita, Maik Roelops justru menikmati taman biara, “Very Nice” katanya. Ia mengatakan bahwa setelah beberapa hari di Jakarta baru sekali ini menemukan tempat yang hening dan damai. 

Selama tiga minggu, pasangan Juriena Bruintjes dan Maik Roelops , mengunjungi Lombok, Bali, Jogja, Bogor dan Jakarta. Dan hari ini hari terakhir di Indonesia sebelum nanti malam terbang dengan pesawat Emirates kembali ke Belanda. Dengan fasih Juriena Bruintjes dan Maik Roelops mengucapkan “terima kasih”, atas keramah tamahan kami. Suster Lucia menghantar sampai di depan pintu gerbang seraya melambaikan tangan “Sampai Jumpa Juriena Bruintjes dan Maik Roelops, safe flight”.***

Salah Satu Artikel di Harian Kompas, Senin 17 Juli 2017


Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...