Senin, 10 Desember 2018

MAKAM PARA SUSTER URSULIN


Tanah makam para suster awalnya ada di Bidaracina. Semula tanah itu adalah pemberian Bapak Heugen, kepada Uskup Vrancken dengan maksud supaya para pastor kelak mendapat tempat peristirahatan yang pantas. 

Suster Emmanuel Harris (1856) dimakamkan di sana. Kemudian menyusul 3 suster lagi yang dimakamkan disitu yaitu Suster Leonie Evers (1862) dan 2 Suster dari Weltevreden. 

PINDAH KE TANAH ABANG 1869. 
Sudah lama Bapak Uskup Vrancken berusaha membeli sebidang tanah di lokasi Pemakaman Umum di daerah Tanah Abang. Tujuannya supaya semua Suster dari biara Noordwijk dan Weltevreden dapat dimakamkan di tempat khusus itu. Akhirnya ia berhasil mendapatkannya. 

Maka sejak tahun 1869 Suster Ursulin yang meninggal dari biara Noordwijk atau Weltevreden dimakamkan di Tanah Abang. Empat jenazah dari Bidara cina dan 6 jenazah yang lain dari pemakaman umum juga dipindahkan. Makam dibuka dan kerangka yang masih ada dikumpulkan, lalu dibawa ketempat khusus yang sudah diberkati Uskup, kemudian dimakamkan kembali. 

Pada tahun 1869 Pastor Claessens ditunjuk Mgr. Vrancken sebagai “penggantinya“ untuk mengurus perpindahan itu bersama Sr Ursula Meertens dan Sr Odile. Sampai dengan tahun 1894 ada lebih dari 40 Suster yang dimakamkan di situ. Sampai tahun 1931 lebih dari 100 Suster dimakamkan di sana.
PINDAH KE TANAH KUSIR 
“Tanggal l6 Oktober 1975, Surat Kabar “Sinar Harapan“ memuat suatu berita yang mengejutkan: Semua makam di Tanah Abang harus dipindahkan ke Tanah Kusir.” Menurut arsip yang di dapat di Museum Santa Maria, tahun 1974 terdaftar 92 nama Suster dari biara Noordwijk yang dimakamkan di pemakaman Tanah Abang dan 1 suster di Menteng Pulo. 

Pada tahun 1975, ketika Gubernur Ali Sadikin menertibkan pemakaman di dalam kota. Pada tanah makam orang-orang Belanda di tengah kota Jakarta itu, direncanakanakan dibangun Gedung Walikota. Luas tanahnya sekitar 5 hektar, hanya akan disisakan 1 hektar saja untuk tempat pemakaman ‘orangorang’ yang dianggap penting. Jadi sebanyak 4 hektar akan dibebaskan untuk rencana pembangunan itu. 

Pada tanggal 3 November 1975, semua makam Suster Ursulin di Tanah Abang digali dan dipindahkan ke Tanah Kusir juga 1 kerangka suster dari Menteng Pulo. Tanah kusir adalah suatu pemakaman umum yang terletak di Jakarta Selatan. Berhubung makam Tanah Kusir sudah lama berdiri, maka Ursulin tidak bisa mendapatkan tanah yang cukup untuk memakamkan kembali peti-peti jenazah berisi kerangka suster di satu lokasi. Dengan terpaksa peti-peti jenazah itu dimakamkan pada lokasi yang terpencar-pencar. 

PINDAH  KE SELAPAJANG TANGERANG 
Menurut arsip yang ditemukan di biara St Ursula Jl Pos, pada tanggal 17-21 November 1998 ada penggalian kerangka para suster Ursulin di pemakaman Tanah Kusir, Joglo dan Menteng Pulo untuk dipindahkan ke tanah pemakaman baru, khusus Suster Ursulin di Sela Pajang, Tangerang. Sr Helena Iskandar dan Sr Leonie Haryati yang mengurusnya. Sebagian ada yang dipindahkan ke pemakaman di pemakaman Pusat, Jalan Supratman-Bandung. *** (Sumber dari Buku URSULIN PENDIDIK PEREMPUAN PERTAMA DI INDONESIA Derap Langkah 160 Tahun, Komunitas Ursulin Santa Maria, Jakarta.)

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...