Jumat, 16 Maret 2018

ENGGAN BURU BURU PERGI

Bang Ahmad Sartono, seorang tour guide mandiri di berbagai tempat wisata sejarah di Indonesia, Rabu lalu 7/03/2018 singgah di Museum Santa Maria. Selain bersilaturahmi, tentu juga karena inilah pertama kali kunjungannya ke Museum Santa Maria. 





Bersarung tenun motif baduy Bang Ahmad, begitu biasa dipanggil, sendirian naik kereta dari rumahnya di kawasan Depok dan turun di stasiun Juanda. Tiba di Museum Santa Maria diterima Sr Lucia dan ngobrol banyak hal, yang dibahas tentu saja sejarah banyak hal, termasuk bangunan gedung Museum Santa Maria. Setelah selesai bincang bincang, Bang Sartono dihantar Mas Aji keliling museum selama kurang lebih dua jam…wow… dan sekalian merasakan masakan di cafĂ© St Maria.

Bang Ahmad mengaku ke Museum Santa Maria baru kali ini tetapi kalau ke sekolahnya sudah dua kali saat menemani anak anak SMP Santa Maria keliling wisata kota tua. “Ke sekolah Santa Maria-nya sudah dua kali tapi ke museumnya baru sekali ini. Tapi saya lupa gurunya siapa dulu hehehehe…..” 

 Saat ditanya bagaimana rasanya setelah keliling, Bang Ahmad menjawab “Kesannya menambah spiritual saya. Kalo rumah ibadah itukan selalu ada misteri kekudusannya saya sih merasakannya seperti itu. Apalagi kemarin yang pas di depan kapel lagi foto sendiri, eeh gagal dua kali malah fotonya blur langsung ijo semua warnanya. Nah disitu saya heran. Mungkin karena saya belum kulonuwun terus pas dibantu foto baru bisa.” 

 “Yang pasti saya merasakan ada aura positif yang membuat saya enggan buru buru meninggalkan museum.” Pungkas Bang Ahmad menutup obrolan. Sebelum meninggalkan Museum ia menulis kesan di buku tamu: “Sejarah perjalanan pendidikan keagamaan yang sangat berharga.”***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...