Jumat, 29 Juni 2018

SERVIAM and Greetings From Sittard

foto: Aji
Add caption
Dr. Chris Dols sejarawan dan ahli kearsipan berkunjung ke Museum Santa Maria bersama istrinya yang dokter Romy Keijsers, Senin 21/05/2018 mampir untuk melihta dan berbincang-bincang tentang artifaks. 

Mereka tertarik datang ke Indonesia karena Dr Chris pernah bertemu dengan Sr Lucia di St Agatha Archives, Belanda. Dia adalah staf ahli di institusi swasta itu, yang khusus menangani pemeliharaan dan penataan kearsipan tarekat religius katolik. Di St Agatha Archive itulah banyak disimpan dokumen dan arsip biara-biara yang sekarang sudah banyak ditutup. Karena Ursulin Belanda adalah cikal bakal Ursulin Indonesia, maka ketika tiba waktu libur, mereka sengaja merencanakan untuk menikmati keindahan dan ingin memahami tradisi umat katolik, dan suster Ursulin khususnya Indonesia. Mereka tinggal 2 malam di paviliun St Maria. 

Hari itu, setelah mengikuti misa pagi dan sarapan, sekitar jam 8 datang mereka berdua, ke komplek Santa Maria dan berkeliling ke area sekolah. Lalu mulai menelusuri sejarah Ursulin di Indonesia di museum. Mula mula di depan History Wall, yang sudah dipasang sejak Perayaan 160 tahun Ursulin di Indonesia yaitu perjalanan sejarah singkat Ursulin ketika tiba di Batavia sampai sekarang. Merasa tertarik dengan history wall, Dr Chris membuat beberpa foto disitu.
foto : Aji

Usai dari history wall, Chris dan istri diajak ke hall untuk melihat video pendek seputar museum dan beberapa video promosi sekolah Santa Maria khususnya SMK. Komentar Dr. Chris cukup menggembirakan “Nice Video…it looks professional” menanggapi film yang baru saja ditonton. Setelah itu baru dilanjutkan ke Ruang Study, tempat dimana arsip-arsip masa lalu dan buku-buku lama tersimpan dengan baik. Di ruang Study, Dr Chris berjanji akan membantu memberikan informasi yang dibutuhkan. 
foto : Aji

Kemudian menuju ke Ruang Angela. Chris dan Romy, istrinya tertarik dengan Pojok Sittard yang menampilkan foto Gereja dan patung “Bunda Maria dari Hati Yesus Yang Mahakudus” yang ada di dalam Gereja Sittard. Mereka berdua sangat tertarik, karena Sittard adalah tempat kelahiran mereka dan tempat di mana mereka bersekolah ketika masih SMA. 

Selain itu foto sekolah Santa Maria juga menjadi perhatian khusus Chris dan istri. Mereka berdua tampak fokus menatap detail foto yang dipamerkan. Di ruang-ruang lainpun sama, beberapa benda pamer menjadi titik fokus pasangan Doktor Arsip Sejarah dan Doktor ahli kulit tersebut. Benda yang terbuat dari keramik menjadi salah satu titik perhatian dengan melihat detail cetakan, warna, model ukiran. Dari beberapa hal tersebut, mereka memastikan bahwa banyak sekali benda berbahan keramik koleksi Museum Santa Maria buatan DELF-Maastricht. Maastrich, kota di Belanda bagian Selatan memang terkenal dengan pabrik keramiknya. 

Selama hampir dua jam Chris dan Romy betul betul menikmati tour di museum. Namun karena jadwal lain sudah menanti maka kunjungan diakhiri. Mereka berjanji suatu saat akan datang lagi berkunjung. Di buku tamu, ia menulis “Thank you very much for the very welcome hospitality and the interesting love in the museum. Serviam! And greetings from Sittard!”***
foto : Aji

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...