Jam 14.20 sudah lewat, waktunya museum tutup. Tiba-tiba datang Bu Siska pengelola kantin unit produksi SMK datang mengetuk pintu dan memberitahu bahwa ada tamu datang ingin melihat museum. “Sudah tutup belum museumnya?” Tanya Bu Siska. Namun karena pintu ruang-ruang museum masih terbuka, pemandu menerima pengunjung dengan senang hati. Tamu itu bertiga, Oma Tekla, oma Yuliana Mindarti Sumargo dan Jessica, cucu mereka. Mereka sudah merencanakan akan mengunjungi Museum Santa Maria untuk mengisi liburan sekolah Jessica. Mereka berangkat sebelum jam dua belas tetapi karena terjebak macet, mobil ojek online yang mereka tumpangi terjebak macet dan akhirnya sampai di museum menjelang tutup. Beruntung, museum masih buka dan pemandu menerima dengan ramah dan mengajak mereka bertiga keliling museum. Menurut Oma Tekla, Jessica suka ke museum. Kemarin sudah mengunjungi beberapa museum dan hari ini khusus mengunjungi Museum Santa Maria. Oma Mindarti ternyata juga tertarik dengan biara para Suster Ursulin. Oma Mindarti berkisah bahwa ia dulu pernah tinggal di Cirebon dan lulus SMA Santa Maria tahun 1979. Ia juga tahu bahwa Sekolah Santa Maria Cirebon pada awalnya adalah biara para Suster Ursulin. Selain itu Oma Mindarti juga serius mendengarkan penjelasan pemandu. Ia aktif menanggapi apa yang disampaikan pemandu. | Di ruang Audio Visual, mereka berhenti didepan sebuah benda pamer berupa pigura dengan tulisan tangan berisi daftar nama para suster di komunitas Biara Santa Maria Juanda yang sudah meninggal sejak tahun 1856 sampai tahun 1964 Pemandu menjelaskan bahwa ada 92 nama suster yang tercantum dalam daftar tersebut. Mendengar penjelasan pemandu, Oma Mindarti langsung mendekat dan menghitung perlahan. Ternyata ada 88 nama suster. Karena masih penasaran Ia ulangi menghitung sampai tiga kali dan hasilnya tetap sama 88 nama. Dari sekian banyak tamu yang berkunjung, hanya Oma Mindarti yang menghitung daftar nama para suster itu. Pemandu mengucapkan terima kasih atas koreksi dan ketelitian Oma Mindarti. Sebagai penghargaan atas ketelitiannya, Pemandu memberikan sebuah kenang-kenangan yang diberikan usai keliling museum berupa pembatas buku dengan tulisan berupa nasehat Santa Angela “ Apa yang anda ingin mereka lakukan, lakukan sendiri itu lebih dahulu.” Oma Mindarti gembira mendapat hadiah kecil itu. Oma Tekla dan Jessica juga mendapatkannya. Begitu senangnya mendapat hadiah, ia meminta tanda tangan pemandu di balik kartu pembatas buku. Oma Tekla pun meminta hal yang sama, tanda tangan pemandu. Selesai keliling museum, mereka ingin ke kapel, namun karena sudah lebih dari satu jam melewati batas jam kunjungan tamu, pemandu tidak mengijinkan tamu memasuki kapel. Sebelum pamit mereka menuliskan pesan di buku tamu “Sangat menyentuh hati kita. Memberi kekuatan iman akan perjuangan para Suster Ursulin.” *** |
Selasa, 15 Januari 2019
Tour Dua Oma
Penghormatan Relikui
Museum Ursulin Santa Maria (MUSM) menggelar Pameran dan Penghormatan Relikui memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus. Kegiatan Pameran dan...
-
Hari Museum Indonesia tahun 2019 dirayakan dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah Grebeg Museum (=ramai-ramai mengunjungi museum...
-
Tanah makam para suster awalnya ada di Bidaracina. Semula tanah itu adalah pemberian Bapak Heugen, kepada Uskup Vrancken dengan mak...
-
Setiap kita ke museum apakah kita baca semua teksnya? Seperti apakah teks yang sesuai dan enak dibaca? Ibu Ajeng Ayu Arainikasi...