Rabu, 09 Januari 2019

ALUMNI Yang Penasaran Dengan BANGUNAN TUA



Sepanjang Jalan Juanda Raya-Jakarta Pusat, persis di belakang Istana Presiden, bila diperhatikan dengan seksama, ternyata masih ada beberapa bangunan tua bersejarah. 

Salah Satunya adalah Gedung Santa Maria yang bersebelahan dengan Kantor Bank Indonesia cabang Jakarta. Masyarakat umum tidak banyak yang tahu, hanya tahu bahwa gedung itu adalah sekolah yang sudah lama. Mereka tidak tahu ada kisah-kisah tersembunyi haru-sedih-menegangkan dibalik tebalnya tembok Kompleks Santa Maria. 

Sabtu 4 Januari 2019 dua perempuan pendiri komunitas Jakarta Hidden Heritage Mbak Any & Mbak Nova datang ke Museum Santa Maria. Komunitas Jakarta Hidden Heritage sendiri merupakan komunitas pencinta bangunan dan gedung-gedung tua. 

Awalnya secara tidak sengaja, ketika mereka survey untuk mencari route perjalanan tour komunitasnya, menyusuri gedung-gedung tua dari Weltevreden (sekarang daerah Pasar Baru) menuju Molenvliet atau Hayam Wuruk-Harmoni, tiba-tiba mereka berhenti di depan pintu masuk. 

Gedung Santa Maria yang memang tampak menjulang, mereka penasaran masuk ke dalam kantin unit produksi SMK. Sambil melihat-lihat foto-foto gedung lama yang terpajang di situ, mereka lalu masuk lebih dalam dan melihat spanduk dengan tulisan Museum Santa Maria. Mereka semakin penasaran dan ingin melihat lebih dalam apa saja isi museum dan gedung tua ini?

Di lobi museum, mereka bertemu Suster Lucia.. Dengan gembira Suster menyambut kedua tamu tersebut. “Beberapa waktu lalu juga ada komunitas mirip kelompok ini yang berkunjung ke sini,” kata Suster ramah seraya mengajak mereka masuk ruang tamu sekretariat dan memperkenalkan Museum Santa Maria. 

Mbak Nova dan Mbak Any, takjub mendengar penjelasan kami, saat berkeliling ke museum. Melihat gedung yang masih terawat baik dan koleksi yang berusia tua lagi-lagi dengan kondisi masih terawat baik pula membuat mereka semakin kagum. 


Menurut Mbak Nova, melihat benda-benda kuno di Museum Santa Maria seolah membawanya kembali ke masa silam. Mereka memperhatikan betul koleksi yang ada di museum dan menikmatinya. 

Satu jam lebih keliling museum dan mengunjungi Kapel Susteran membuat mereka gembira. Di kapel pun mereka tak kalah terkejutnya. Tampak dari luar gedung kapel yang menjadi bagian biara kokoh dan interior didalamnya sungguh cantik. 

“Amazing banget,” begitu seru mereka berdua, sulit menggambarkan rasa di hati melihat dan mengalami bisa masuk ke Gedung Biara Santa Maria sampai ke bagian dalam. Menurut Mbak Any, lulusan SMA Santa Ursula-Jalan Pos, waktu masih sekolah ia belum pernah sampai sejauh ini masuk ke dalam kompleks sekolah. Jadi pengalaman hari ini merupakan pengalaman yang betul-betul luar biasa. 

Sebelum pamit, mereka menjanjikan akan membawa rombongan komunitasnya, “kurang lebih tiga puluh orang” kata Mbak Nova memastikan. Tak lupa mereka menuliskan kesan di buku tamu “Luar biasa, memberikan banyak informasi dan sejarah”.***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...