Jumat, 04 Januari 2019

Belajar Keberagaman



Museum bukan sekedar tempat menyimpan benda bersejarah tetapi juga bisa jadi tempat belajar keberagaman. Hal itu dikatakan salah satu pengurus OSIS SMAK Penabur Gunung Sahari, Yohanes saat mengunjungi Museum Santa Maria. 

Bermula dari Inisiatif Yohanes menelpon Museum pada Sabtu siang 8 Desember 2018,

 “Selamat siang apakah kami bisa mengunjungi Museum dan kapel Santa Maria?” 
“Siapa ya dan dari mana?” 
“Saya Yohanes, dari SMAK Penabur Gunung Sahari.”
 “Sejam lagi museum akan tutup, Jadi silahkan datang segera, kami akan tunggu”
 “Kalau begitu, kami datang Senin saja.Terima kasih.” 

Senin siang, Yohanes, Ketua OSIS memenuhi janjinya, ia datang menjelang jam dua belas. Yohanes ditemani Putri dan Cecilia, pengurus OSIS. 

 “Mau survei tempat , dari OSIS ini hanya perwakilan saja. Kami mau ada kegiatan temanya tentang keragaman budaya. Kebetulan saya SMP nya kan disini juga makanya teman teman mau saya ajak kesini. Soal waktu baru akan kami bahas setelah survey ini,” Terang Yohanes saat ditanya Suster Lucia, penanggung jawab Museum.

Setelah berbincang sejenak dengan Suster Lucia, mereka melanjutkan tour keliling museum. Di ruang Misi, mereka melihat koleksi uang dan bertanya “Ini mereka bawa semua ya?” Pemandu menjelaskan bahwa semua uang yang ada di ruang MISI terkait dengan karya para Suster. Uang tersebut menjadi sarana pendukung karya juga menjadi bukti keberadaan para Suster Ursulin jauh sebelum Indonesia Merdeka. 

Uang yang menjadi koleksi museum menjadi bukti para Suster Ursulin di Biara dan sekolah Santa Maria ini menjadi pelaku sejarah dari sejak kedatangannya, turut berjuang dalam proses kemerdekaan Republik Indonesi, mengalami masa awal kemerdekaan, masa reformasi , saat ini dan masih akan terus berlanjut. 

Sekolah Santa Maria dengan para susternya dalam mendidik kaum perempuan dari berbagai suku, bangsa dan agama serta mampu melewati masa lebih dari se abad menjadi bukti Santa Maria layak untuk menjadi tempat belajar, bagaimana mereka mengelola keberagaman. 

 Di akhir kunjungan, Yohanes , Putri dan Cecilia menyempatkan diri foto bersama di depan kapel. Tak lupa ia menuliskan kata hatinya di buku tamu “Sangat berkesan, ramah dan tentunya menambah pengetahuan kami.” ***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...