Jumat, 25 Oktober 2019

“BEDA RUPA BANYAK CERITA” (Pameran Artefak Museum di Kotatua)



Dalam rangka Hari Museum Indonesia 2019, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM) bekerja sama dengan pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan peringatan Hari Museum Indonesia pada tanggal 7-13 Oktober 2019 di kawasan Kota Tua Jakarta dengan tema “Museum Menyatukan Keberagaman”. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, salah satu kegiatannya yaitu pameran artefak dari berbagai museum yang berjudul “Beda Rupa Banyak Cerita”.

Dalam pameran tersebut ditampilkan berbagai koleksi dari sekitar 20 museum yang dipilih untuk menampilkan artefaknya. Koleksi dari zaman prasejarah, penjajahan sampai dengan perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia. PCBM meminjam koleksi dan meminta pemandunya untuk menjelaskan kepada pengunjung sesuai arahan panitia.

Selama pameran benda koleksi, yang dibuka dari jam 08.00 – 20.00, masyarakat yang berkunjung tidak dipungut biaya. Setiap pengunjung hanya diberi stiker dan ditempel di lengan baju sebagai tanda ganti tiket masuk sekaligus untuk memudahkan panitia menghitung jumlah pengunjung.

Tema Museum Menyatukan Keberagaman tampak dalam pameran benda koleksi dari perwakilan agama yang ada di Indonesia dimana koleksi dari perwakilan museum tersebut dipamerkan dalam satu area. Koleksi dari berbagai agama dipasang berjejer dimulai dari Patung Mbis dari Asmat yang mewakili agama Lokal dimana Suku Asmat menyembah nenek moyang mereka. Patung Mbis dari suku Asmat dipilih karena letak museum yang berada di TMII mudah dijangkau dan satu-satunya agama lokal asli yang memiliki museum.



Kemudian berturut-turut agama Budha, Hindu, Kristen, Katolik dan Islam. Agama Budha diwakili patung Budha Maitreya, Hindu diwakili Patung Pradnyaparamita, keduanya koleksi Museum Nasional. Sedangkan dari Agama Kristen koleksi yang ditampilkan berupa alkitab dari tiga bahasa daerah yaitu Bahasa Minang, Makasar dan Papua. Ketiga alkitab tersebut merupakan koleksi Museum Alkitab. Dari agama Islam diwakili Museum Bayt Qur’an mengirimkan replika Alquran dengan Mushaf dari Bima NTB.

Museum Santa Maria yang mewakili Katolik menampilkan koleksi Patung Salib  dari Asmat dimana kolaborasi agama katolik dengan tradisi lokal menghasilkan patung salib yang unik. Patung yang terbuat dari kayu utuh yang sebelumnya direndam selama beberapa hari di lumpur untuk memperkuat kekhasan Suku Asmat yaitu warna coklat. Kayu kemudian diukir dan dipahat membentuk salib dengan corpus (Tubuh Yesus) sesuai imajinasi pematung.

Total pengunjung selama sepekan pameran berlangsung di Kota tua 7-13 Oktober 2019 , tercatat lebih dari 17.000 pengunjung. Total jumlah tamu disampaikan Mbak Arum dari PCBM di grup whatsapp seusai acara. Mbak Arum dalam informasi tertulisnya menyampaikan data tamu perhari dengan rincian senin 7/10 230 orang, Selasa 8/10 562 orang, Rabu 9/10 492 orang, Kamis 10/10 864 orang, Jumat 11/10 1266 orang, Sabtu 12/10 6278 orang dan Minggu 13/10 lebih dari 8000 orang.

Dari data tersebut, diketahui pengunjung mencapai lebih dari sepuluh ribu orang pada tiga hari terakhir pameran yaitu hari Jumat sampai Minggu. Hari Jumat adalah hari terakhir kerja dalam sepekan sehingga memungkinkan karyawan seusai pulang kerja berkunjung ke pameran. Sedangkan Sabtu dan Minggu adalah hari libur karyawan kantor yang memungkinkan karyawan datang berlibur dan mengunjungi pameran mengajak keluarganya. 

Melalui pameran ini, masyarakat semakin mengenal museum dan semakin mencintai Indonesia yang memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang luar biasa.***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...