Rabu, 08 April 2020

Museum, Cara Baru Berkatekese


Museum menjadi sarana berkatekese model baru memperkenalkan katolik kepada masyarakat. Museum Santa Maria mempraktekkan hal tersebut saat menerima kunjungan tamu dari non katolik.

Banyak dari masyarakat yang belum paham mengenai katolik, dan ketika berkunjung ke Museum Santa Maria mereka biasanya bertanya banyak hal tentang katolik dimulai dari benda koleksi museum kemudian kebiasaan hidup atau tradisi para suster yang menjadi bagian dari cerita dalam tour Museum Santa Maria.

Museum Santa Maria mulai 2016 terbuka dan menerima tamu masyarakat umum. Sejak itu sering menerima tamu yang didominasi non katolik. Mereka tertarik mengunjungi Museum Santa Maria karena letak Gedung Santa Maria yang tampak berusia tua berada diantara Weltevreden (kawasan Gambir) menuju Old Batavia (Kota Tua) dimana kedua tempat tersebut adalah pusat pemerintahan dari jaman VOC sampai ke pemerintah Belanda sehingga menjadi salah satu destinasi walking tour dari berbagai komunitas pencinta sejarah.













Beberapa komunitas yang sering berkunjung ke Museum Santa Maria antara lain Komunitas Ngopi Jakarta (Ngojak) Indonesia Hidden Heritage (IHH) Sahabat Budaya, Jelajah Budaya, Sejarah Museum (Semu) dan berbagai komunitas lain. Ada pula yang datang secara pribadi karena tertarik dengan keberadaan museum yang baru diketahui. Kunjungan terakhir dari komunitas Indonesia Hidden Heritage (IHH) Sabtu 29/2/2020 lalu.

Dalam kunjungannya, masih banyak masyarakat yang kesulitan membedakan antara Katolik dan Kristen lain. Mayoritas tamu memahami bahwa katolik itu sama dengan Kristen yang lain karena kitab suci, nama tempat ibadah dan Tuhannya sama. Ketiga hal tersebut, menjadi pertanyaan yang sering ditanyakan dan kemudian melebar kebanyak hal, dari hirarki gereja, wilayah paroki, pernikahan dan sebagainya.

Banyaknya pertanyaan terkait gereja katolik, membuat pemandu museum harus belajar banyak tentang kekatolikan. Karena masyarakat yang datang, bertanya dengan jujur dan tulus karena ketidak tahuannya dan bukan mengajak berdebat.

Selain cerita sejarah kedatangan, perjuangan dan merawat karya para Suster Ursulin, Museum Santa Maria juga menjadi sarana memperkenalkan dan mengkomunikasikan katolik dengan tradisinya serta menyebarluaskan kebijakan para gembala gereja gereja khususnya di keuskupan Agung Jakarta (KAJ) kepada masyarakat umum secara khusus di tahun keadilan saat ini.***



Penghormatan Relikui

Museum Ursulin Santa Maria (MUSM) menggelar Pameran dan Penghormatan Relikui memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus. Kegiatan Pameran dan...