Jumat, 04 Maret 2022

Napak Tilas Jejak Ursulin di Surabaya (II)

 

Kunjungan ke Biara Suster SPM 

Kunjungan ke Biara SPM diawali janji ketemu via WA dengan Suster Henrica SPM, Pemimpin Komunitas Biara SPM Kepanjen Surabaya. Beliau menjanjikan bertemu jam 09.00

 Setelah menunggu di ruang tamu, Suster Henrica SPM tiba. Beliau baru saja mengantar salah seorang Suster lansia berobat dirumah sakit RKZ. Setelah berkenalan dan menyampaikan maksud tujuan untuk napak tilas Biara Ursulin, beliau berkenan mengantar keliling area Biara SPM.

 Ruang pertama yang dikunjungi adalah Ruang untuk Tamu menginap yang terletak di lantai dua sederet dengan kantor Yayasan. Ruang untuk tamu menginap tersebut semasa digunakan para Suster Ursulin adalah Kapel. Saat ini, ruang tersebut menjadi ruang untuk menginap bagi tamu dengan sekat tembok dibagi menjadi beberapa ruang yaitu dua ruang tidur, kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Kapelnya sendiri dipindah ke lantai bawah dekat refter. Menurut Suster Henrica Perubahan dilakukan kurang lebih antara tahun 1985 / 1986.

 Dari ruang tamu bekas kapel, dilanjutkan ke sebuah rumah kuno yang difungsikan sebagai kamar tidur para Suster. Rumah tersebut merupakan rumah pertama para Suster SPM ketika pertama kali datang menggantikan para Suster Ursulin tahun 1950. Struktur dan eksterior rumah kuno tersebut tidak mengalami perubahan, hanya tambahan fasilitas beberapa kamar mandi dalam. Ruangan untuk menjahit beserta lemari juga tidak berubah, semua masih terpelihara baik. Dari rumah kuno tersebut bergeser menuju kapel melewati refter. Refter sendiri termasuk gedung baru yang dibangun sekitar tahun 1980an.

 Gedung Kapel terletak disamping Refter. Interior Kapel sederhana dengan ornamen kaca patri yang dibawa dari kapel lama. Di kapel tidak bisa bergerak leluasa untuk memotret ataupun melihat detail bagian dalam karena ada Suster yang berdoa dan ada yang bekerja. Suasana Kapel hening. Takut mengganggu aktifitas para Suster, tour dilanjutkan ke sebuah bangunan tua tempat wasrey atau tempat cuci baju para Suster.

 Bangunan tempat cuci tersebut disekat menjadi dua bagian utama, untuk tempat cuci segala jenis kain milik suster dan dibagian lain untuk asrama. Kedua Ruang dibatasi dinding tembok bata setinggi kurang lebih dua setengah meter. Di dalam bangunan itu pula tersedia ruang untuk menyetrika. Dinding bata setinggi satu meter menyekat ruang cuci dengan ruang setrika. Perlengkapan mencuci dan setrika menggunakan peralatan modern, sedangkan meja setrika dan lemari penyimpanan masih menggunakan meja dan lemari kuno.

Dari Wasrey menuju ke area SD. Nama SD Santa Angela tidak berubah sejak dikelola para Suster Ursulin dan terus dilanjutkan para Suster SPM. Para Suster SPM juga menambahkan patung Santa Santa Angela. Gedung SD juga tidak mengalami perubahan struktur. Penambahan ruang –ruang serta warna cat dinding menyesuaikan dengan kebutuhan. Tour ke dalam bangunan SD tidak bisa leluasa karena masih jam sekolah.

Suster Henrica kemudian mengajak ke gedung Panti Asuhan dan Asrama. Gedung Panti Asuhan dan Asrama Santa Yulia berdiri kokoh sejak 1930. Meskipun tanpak kokoh, di beberapa titik, dinding tampak berjamur serta mengelupas. Secara umum, gedung tidak mengalami perubahan fisik kecuali warna cat yang disesuaikan kondisi masa kini. Meja dan wastafel dapur asli dipindah ke bagian serambi belakang untuk cuci piring. Meja dan lemari asrama sebagian besar masih menggunakan model lama. Pintu, jendela serta berbagai furniture terpelihara baik.

 Ruangan di lantai dua seperti aula besar. Jarak lantai dengan langit-langit plafon kurang lebih sekitar 4.5 meter seperti bangunan kuno pada umumnya. Ruangan itu disekat mirip kamar rumah sakit dengan tinggi sekat 2,4 meter. Ada delapan kamar dengan setiap kamar menampung maksimal sepuluh anak. Saat ini karena situasi pandemi, anak asrama dikembalikan kepada keluarga masing-masing. Gedung PA-Asrama Santa Yulia menjadi gedung terakhir yang dikunjungi.

 Posisi gedung PA-Asrama Santa Yulia berada ditengah-tengah, jika dilihat dari pintu masuk utama jalan Kepanjen. Di sebelah kanannya ada gedung dua lantai yang memanjang ke belakang. Gedung tersebut menjadi kantor Yayasan di bagian atas dan di bagian bawah menjadi ruang kelas TK. Gedung TK dan Kantor Yayasan tersebut, ketika masih dikelola para Suster Ursulin merupakan ruang-ruang kelas dari Sekolah Kepandaian Putri. Bagian kiri gedung Panti Asuhan- Asrama Santa Yulia terdapat dua gedung, Aula dan SD Santa Angela. Bangunan gedung SD masih menggunakan gedung lama sejak masih dikelola para Suster Ursulin.

Gedung Aula dengan empat lantai termasuk gedung baru. Lantai dasar dibuat lebih tinggi dari gedung lainnya karena komplek biara dan sekolah sering kebanjiran. Untuk mengatasi banjir tidak masuk ke dalam, dibuat tanggul pembatas disepanjang serambi semua gedung tua.

Secara keseluruhan bangunan gedung di dalam komplek sekolah dan biara para Suster SPM terpelihara baik. Setiap tamu yang berkunjung masih dapat melihat jejak-jejak karya para Suster Ursulin pada masa lampau. (bersambung)


Para Suster SPM tinggal di dalam rumah ini saat pertama kali datang tahun 1950 untuk melanjutkan karya para Suster Ursulin. Rumah ini sekarang menjadi rumah lansia, berada di dalam komplek Biara SPM Kepanjen
Kapel biara para Suster SPM


Suasana di Wasrey tempat untuk mencuci dan setrika.

Para Suster SPM Melanjutkan karya pendidikan SD Santa Angela yang dirintis para Suster Ursulin.

Serambi & tangga menuju lt. 2, gedung PA-Asrama St. Yulia yang dilayani para Suster SPM saat ini, dulu bernama St. Ursula


Tampak bagian dalam di lantai dasar gedung PA-Asrama St. Yulia.


Serambi & kamar di lt. 2 PA-Asrama St. Yulia.





Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...