Rabu, 21 Mei 2025

Tantangan Komunikasi Generasi Z

 

 

Tantangan Komunikasi Generasi Z

Reportase Mugalemon edisi Juni 2024

 

Undangan temu Mugalemon (Museum Galeri dan Monumen) di aplikasi Whats App grup (WAG) Amida Paramita Jaya disampaikan oleh salah satu pengurusnya, Bapak Adang Suryana pada Selasa 25 Juni 2024.

 Amida Paramita Jaya adalah nama bagi komunitas pengelola pemerhati dan pencinta museum-museum di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

 Dalam undangan tersebut, disertakan e-flyer berjudul “Beda GENERASI beda KOMUNIKASI” dengan informasi kegiatan dan pendaftaran peserta secara luring (luar jaringan/hadir ditempat) terbatas. 

 Pak Adang yang mengirimkan undangan mengajak anggota grup untuk hadir dalam acara tersebut sekaligus melihat TMII yang sudah direnovasi. 

mari, hayu kita hadir langsung ke Museum Penerangan di TMII utk menambah wawasan, pengetahuan sekaligus melihat TMII saat ini yg sdh direnovasi.”

 Bpk ibu Pengelola Museum, Galeri dan Monumen Yth.

 Temu Mugalemon,

Besok kamis, 27 Juni 2024 di Museum Penerangan RI - TMII.

  bagaimana seorang pekerja museum melakukan komunikasi yang baik dan relevan untuk pengunjung dari berbagai generasi.

 Tema "BEDA GENERASI BEDA KOMUNIKASI"

  Narasumbernya langsung dari Yogyakarta dan Jakarta,

 mari, hayu

kita hadir langsung ke Museum Penerangan di TMII utk menambah wawasan, pengetahuan sekaligus melihat TMII saat ini yg sdh direnovasi.

 sila di isi link nya dan lanjut masuk ke grup.

 https://komin.fo/DaftarOffline...

 Temu Mugalemon di Museum Penerangan di kawasan TMII Kamis 27/07/2024 dimulai sekitar jam 09.30. Hadir dalam kegiatan tersebut ketua AMIDA Paramita Jaya, Bapak Yiyok T. Herlambang, Direktur TMII Ibu Intan Ayu Kartika, GM Park TMII Bpk. Kol. Laut I Gusti Putu Ngurah Sedana. Museum Penerangan sebagai tuan rumah diwakili Kabag Umum Ibu Yuliah.

 Ibu Intan Ayu Kartika, Direktur TMII mengaku baru menjabat di awal Juni 2024. Dalam sambutannya ia senang karena diundang dalam acara ini (Temu Mugalemon) sehingga ia bisa tahu situasi di TMII. Ia mengajak Kerjasama AMIDA  untuk lebih banyak diskusi dan berjanji secara bertahap akan menjadikan museum di TMII semakin lebih baik dari sebelumnya sehingga pengunjung semakin memiliki banyak pilihan kunjungan museum.

 Paparan narasumber pertama oleh ibu Isti Yuanida, edukator Museum Ullen Sentalu. Ibu Isti menekankan supaya Museum melayani masyarakat, secara khusus masyarakat pengunjung Gen Z yang lahir antara tahun 1996 sampai 2010.

 Perhatian khusus itu diberikan karena para Gen Z inilah dalam beberapa tahun kedepan akan menjadi pemimpin negara. Museum harus menjadi jembatan masa lalu dengan para Gen Z sebagai masa depan. Oleh karena itu Museum membekali  para Gen Z itu dengan nilai budaya agar para Gen Z tidak kehilangan akarnya. Maka dalam penyajian koleksi, pemandu wajib menemani para pengunjung Gen Z tersebut maksimal selama 50 menit.

 Durasi 50 menit adalah durasi yang pas bagi setiap manusia dalam mencerna pengetahuan, nilai atau ilmu secara sungguh-sungguh. Para pengunjung tidak akan mampu menerima materi lebih dari 50 menit. Bila dipaksakan lebih dari 50 menit dan dijejali banyak informasi, pengunjung akan kelelahan kemudian tidak akan datang lagi karena merasa bahwa semua informasi sudah diketahui.

 Oleh karena itu durasi pendampingan oleh pemandu selama 50 menit itu bertujuan menekankan suatu ilmu atau informasi serta nilai nilai dari koleksi yang dipamerkan. Selain itu juga memunculkan rasa penasaran dari pengunjung untuk datang lagi karena masih ada koleksi yang belum dijelaskan.

 Narasumber kedua Mas Muhammad Dicka Ma’arief dosen dari Kalbis University membahas komunikasi visual.  Komunikasi visual menjadi penting ketika berhadapan dengan Gen Z karena dapat merasakan pengalaman dari sebuah gambar dan membebaskan dari noise atau penghalang komunikasi dan cepat ditangkap maksudnya.

 Ia memberikan gambaran perbedaan media visual antara Youtube, Tik-Tok dan Instagram (IG). Youtube fokus pada video dengan durasi yang panjang. Tik-Tok focus pada video pendek, pencarian tren kekinian, dapat digunakan untuk siaran live. Instagram focus pada fotografi, rekomendasi, pertemanan dan bisnis.

 Contoh museum yang menggunakan media visual youtube adalah Museum Nasional. Video youtube yang dibuat Museum Nasional berdurasi panjang tentang berbagai koleksinya, sejarah, budaya dan pesan. Karakter videonya dibuat seperti mini dokumenter.

 Materi media visual Tik-Tok dapat melihat contoh dari Museum MACAN. Video pendeknya menceritakan koleksi baru dengan karakteristik singkat, sederhana namun persuasif.

 Untuk fotografi di museum, akan sangat baik bila koleksi dipotret dengan obyek tambahan pengunjung. Tujuannya agar benda koleksi tersebut tampak lebih hidup. Mas Dicka kemudian menampilkan contoh foto-foto hasil jepretannya di berbagai Museum.

 Ibu Misari Kepala Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta yang menjadi narasumber terakhir mengakui ada tantangan dalam komunikasi ketika berhadapan dengan staff, stakeholder dan pengunjung dari berbagai lintas kelompok usia.

 Menyadari kepemimpinannya masih seumur jagung, tetapi menghadapi kondisi yang luar biasa karena perbedaan usia, generasinya berbeda. Kemampuan untuk berkomunikasi masih kurang maka langkah pertama yang diambil adalah menginventarisir tantangan.

 Berdasarkan pengalamannya selama ia memimpin Unit Kebaharian, tantangan itu antara lain Teknologi, Gaya dan Bahasa Komunikasi, Penyesuaian terhadap perubahan, Penghargaan terhadap nilai budaya dan sejarah, Penanganan konflik dan masalah.

 Terkait tantangan teknologi, Ibu Misari menebar jaring ke banyak kampus salah satunya Kalbis, UPH, Gunadarma. Dengan menebar jaring ke banyak kampus maka ada pengembangan peningkatan dari terbatasnya SDM dan teknologi.

 Menghadapi tantangan Gaya dan Bahasa Komunikasi serta Penyesuaian terhadap perubahan, Ibu Misari melakukan kegiatan dialog dengan ngopi bareng seminggu sekali. Dari kegiatan ngopi bareng serta dialog ini akan ditemukan banyak solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi.

 Untuk generasi yang berbeda usia jauh, ia memantau staff melalui CV yang mereka ajukan saat melamar. Dari memantau CV akan diketahui apa kemampuan mereka. Pada saat ngopi itulah ia memaksimalkan kemampuan para staffnya dengan memberi tantangan membuat suatu program untuk mendukung kemajuan museum. 

 Salah satu hasil challenge adalah, dalam waktu dekat Museum Bahari akan menggelar pameran temporer dengan tajuk kapal-kapal yang Berjaya. Meski dengan dana terbatas, pesertanya luar biasa karena partisipannya tidak hanya museum provinsi tetapi Kedutaan di Jakarta yang memiliki kejayaan maritim dengan dana dari masing-masing peserta.

 Hal lainnya adalah berusaha memahami cara pandang terhadap perubahan. Peningkatan SDM dapat bekerja sama dengan AMI DKI, Pemprov dan dikirim untuk mengikuti bimtek-bimtek(Bimbingan Teknis). Kemudian menebar jala ke kampus untuk meningkatkan kemampuan dan skill staff.

  Tantangan lainnya adalah Penghargaan terhadap nilai budaya dan sejarah. Salah satu Solusi yang dilakukan Ibu Misari adalah mengingatkan sekaligus memberi contoh untuk tertib dan disiplin dengan waktu kerja. Karena hal itu menjadi panduan sekaligus rambu-rambu agar tidak melenceng.

 Bapak Adang Suryana, moderator diskusi, saat dihubungi usai acara memberikan Kesimpulan. Ia mengatakan kita harus siap menghadapi kondisi anak-anak generasi Z yang canggih namun tertutup. Ia juga berpesan untuk tidak merasa marketing kita (museum) sudah hebat. Apakah sudah menjawab apa yang diperlukan generasi zaman sekarang tentang mengelola museum?

 Ia juga mengajak para pengelola Museum untuk berjejaring. “Sebagai pengelola museum kita harus membuka jaringan dengan banyak Lembaga dengan swasta dan lain sebagainya.”

 Menutup pembicaraan, Pak Adang menekankan bahwa kita harus siap mengikuti perkembangan zaman, “Dunia ini sudah berubah, kita harus mengikuti perkembangan zaman atau mati ditinggal zaman. Kita pilih yang mana untuk dapat mengelola perbedaan generasi dan perbedaan berkomunikasi?” pungkasnya. 

 Usai kegiatan, seluruh peserta yang hadir di Museum Penerangan diajak berkeliling TMII menggunakan dua mobil Listrik dan dua pemandu. ***(TA)

 

Koleksi Museum Pendidikan Santa Maria Dipamerkan

SaintPedia berkolaborasi dengan Kampus Ministry Unika Atma Jaya menghadirkan relikui dari berbagai kelas dalam sebuah kegiatan pameran relik...