Senin, 02 Oktober 2017

KOPI DARAT di Museum


Chatting lewat WA ataupun percakapan lewat telfon, tetap terasa belum lengkap tanpa perjumpaan atau istilah orang sekarang “kopi darat”. 

Walau sudah lebih dari 30 tahun berada di Breda- Belanda, tetap saja Ibu Sally dan suami yang lahir di Indonesia rindu tanah air. Apalagi sudah mulai berkenalan dengan Sr. Korina dan Sr. Lucia sejak beberapa waktu yang lalu. Pertemuan unik ini berlokasi di Museum Santa Maria pada Jumat, 15 September 2017 saat sekolah masih berlangsung. 

Ibu Sally datang bersama suaminya. Kedua adiknya, Ibu Dewi dan Pak Indra yang tinggal di Kelapa Gading. Saat itu juga ada Ibu Suryana, istri pak Indra Kevin putra bu Dewi. Omong punya omong Ibu Sally sendiri ternyata teman sekelas Ibu Ani guru SMK St Maria. Ketika mereka dipertemukan “surprise” tak bisa dihindari. Setelah 38 tahun tidak berjumpa maka banyak hal sudah berubah, tapi wajah dan emosi masih sama. 

Mereka adalah siswi SKKA St Maria angkatan tahun 1975. Sedangkan Ibu Dewi siswi SMK angkatan tahun 1983. Maka tidak heran kalau pertama Kapel-lah yang menjadi tempat persinggahan untuk sejenak berdoa. Ketika mendengar ada Museum, mereka semakin penasaran dan ingin melihat dari dekat.


Saat makan siang bersama, terungkaplah cerita dari Ibu Sally tentang anaknya yang jadi dokter dan sedang berada di Papua Nugini. Orangtua ini berencana menengok anaknya dan sekaligus bernostalgia. Hal tersebut dimulai saat Ibu Sally mendengar kisah pelayanan Sr. Korina di Papua dari Radio KAJ online. Ia teringat, salah satu anaknya yang dokter itu. 

Kemudian, Ia mengontak adiknya, Ibu Suryana, yang tinggal di Kelapa Gading meminta nomor kontak Sr. Korina. Oleh Bu Suryana dikirimlah nomor hp Sr. Lucia. Ibu Suryana sendiri punya nomor kontak Sr Lucia karena rombongan wilayahnya pernah berkunjung ke Kapel Santa Maria tahun 2016, pada waktu gereja di Keuskupan Agung Jakarta merayakan Tahun Kerahiman “Waktu itu saya kepengen datang kesini (museum) suster, tapi ga sempet sempet,” Kata ibu Suryana, di sela sela makan. Kemudian Ibu Sally, mengontak Sr. Lucia meminta nomor kontak Sr. Korina. Setelah mendapat nomor kontak suster Korina, mereka saling berkomunikasi. Dan inilah perjumpaan pertama kedua belah pihak. 

Sekitar jam 15.00 Usai santap siang, rombongan Bu Sally, ditemani Suster Korina dan Suster Lucia keliling menikmati Museum Santa Maria. 

“Eeh… posisi kita sekarang kalo di foto ini di bagian mana?” “Berapa Luas area Sanmar?” “Makam para suster itu dimana sekarang?” Beberapa pertanyaan itu menunjukkan betapa rombongan ibu Sally antusias dan penuh semangat ingin mengenal lebih jauh Biara dan Kompleks sekolah Santa Maria. Sr. Lucia dan Sr. Korina, dengan sabar menjawab dan menerangkan satu persatu pertanyaan yang terlontar. Sebelum meninggalkan museum, mereka menyempatkan diri duduk dan berdoa sejenak di Ruang Relikwi, "Boleh berdoa disini?" tanya Pak Indra diikuti Ibu Sally dan Ibu Dewi. "Silakan," jawab Sr Lucia. 

Setelah puas berkeliling, sejam kemudian rombongan pamit pulang. Sebelum pulang Ibu Sally berpesan kepada Suster Lucia “Nanti kalau ke Belanda, kita ketemuannya ya.”***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...