Oleh sekuriti disambut dan diarahkan sekuriti masuk hall Museum. Didampingi lima orang guru, rombongan disambut Suster Lucia. Suster menyapa dengan memperkenalkan Museum Santa Maria dengan cerita singkat. Suster juga memberikan beberapa pertanyaan yang dijawab siswa siswi dengan semangat. Pembatas buku diberikan sebagai hadiah kecil bagi yang bisa menjawab pertanyaan. Setelah itu dilanjutkan dengan menonton film pendek perjalanan para suster Ursulin di Indonesia. | Usai menonton film pendek, rombongan dibagi menjadi empat kelompok dan segera berkeliling museum. Selama hampir dua jam rombongan anak anak berkeliling dan bertanya tentang banyak hal yang baru diketahui atau dilihatnya. Setelah nonton film pendek dan berkeliling, suster memberikan pertanyaan apa kesan yang yang dapat dipelajari, anak anak itu menjawab dengan bersemangat, begini antara lain jawaban mereka: “Saya terinspirasi untuk menjadi orang yang lebih baik” “ Wawasan saya menjadi lebih luas” “Saya lebih tahu tentang Suster-suster Ursulin” “Para suster pendahulu menjadi pionir yang bertanggung jawab sehingga semangatnya diteruskan sampai sekarang” “Saya lebih tahu tentang Santa Angela dan mengapa Santa Angela mengambil nama Pelindung Santa Ursula” “ Dengan adanya relikwi, berarti kekudusan mereka disebarkan kemana-mana.” Belasan menit sesudah jam sebelas, rombongan pamit. Suster menghantar sampai depan pintu gerbang, kemudian melambaikan tangan saat bus perlahan menembus kemacetan jalan Juanda, meninggalkan Museum Santa Maria.*** |
Jumat, 17 November 2017
Inspirasi Menjadi Orang Baik
Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.
Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...
-
Batu Nisan bertuliskan beberapa nama suster ini ditemukan pada 9 Mei 2022 di Wasrey biara Ursulin Santa Maria Juanda Jakarta. Nisan dite...
-
Hari Museum Indonesia tahun 2019 dirayakan dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah Grebeg Museum (=ramai-ramai mengunjungi museum...
-
Setiap kita ke museum apakah kita baca semua teksnya? Seperti apakah teks yang sesuai dan enak dibaca? Ibu Ajeng Ayu Arainikasi...