Rabu, 04 April 2018

Nobar Max Havelaar

Museum Bank Mandiri menggelar pemutaran film Max Havelaar pada Sabtu 10 Maret 2018. 

Pak Budi, kepala Museum Bank Mandiri, memberikan paparan sebelum nonton film Max Havelaar (foto by Marsad Museum Bank Mandiri)


Pemutaran film tersebut sebagai tindak lanjut dari kunjungan AMI Paramita Jaya ke Museum Multatuli di Lebak, Rangkasbitung, Banten seminggu sebelumnya. 


Para penonton yang sebagian besar adalah peserta tour ke Museum Multatuli di gratiskan alias tidak membayar tiket masuk museum. 

Film yang diangkat dari kisah nyata kejadian sekitar tahun 1850 berkisah tentang seorang Asisten Residen Belanda, Max Havelaar yang bertugas di Lebak Banten dan menyaksikan penindasan yang dilakukan Belanda dan Bupati kepada rakyatnya. Kisahnya dibukukan oleh Multatuli atau lebih dikenal sebagai Eduard Douwes Dekker setelah ia kembali ke Eropa. Buku yang menceritakan pengalaman Max Havelaar sendiri terbit pertama kali tahun 1860. 

Ceritanya tidak hanya menjadi polemik bagi orang Indonesia, tapi juga menjadi pertentangan diantara orang-orang Belanda sendiri. Lalu dibuat film oleh seorang sutradara Belanda dengan judul yang sama tahun 1976. Film tersebut sempat dilarang beredar oleh Pemerintah Indonesia. Sepuluh tahun kemudian, sekitar tahun 1987 barulah film itu diizinkan beredar.
Max Havelaar berdurasi sekitar tiga jam tayang dengan sub-title bahasa Inggris, penuh dengan konflik dan ketegangan. Ketika di Museum Multatuli film ini sempat diputar, sebagai semacam Thriller untuk para pengunjung. Oleh karena masih banyak peserta tour yang berminat menonton kelanjutannya, lalu Museum Bank Mandiri bersedia memfasilitasi untuk menyelenggarakan nonton bareng di ruang Audio Visualnya. 

 Sebelum film diputar, Ketua Museum Museum Bank Mandiri Bapak Budi memberi informasi seputar penindasan masyarakat di Lebak Banten oleh Bupatinya yang bersekongkol dengan para kaki-tangan kolonial zaman Raja Belanda Willem I. Pada saat itu juga Cultuurstelsel/Tanam Paksa sudah berjalan sejak 1830. Ternyata jika dirunut masih terkait dengan gedung yang saat ini menjadi Museum Bank Mandiri yang cikal bakalnya adalah Bank NHM (Wikipedia). 

Selesai nonton bersama, peserta diajak berkeliling museum oleh Ketua Museum Bank Mandiri untuk lebih mengenal sejarah Bank Mandiri, asal usul dan keterkaitannya dengan Multatuli dan penindasan rakyat di Lebak Banten. ***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...