Kamis, 25 Oktober 2018

Tak Ternilai Karena Masih Diopeni

“Kulkase zaman saiki,” gumam Pak Sukirno menyimpulkan setelah pemandu menceritakan fungsi dari kotak kayu penghangat, salah satu koleksi di museum. Kotak kayu itu terletak di salah satu sudut di ruang Galeri. Mudah untuk dilihat dan menarik para pengunjung. 

Kotak kayu berdimensi lebar 50cm panjang 90cm dan tinggi 85cm ini terakhir digunakan tahun 2010 sebelum akhirnya menjadi koleksi museum Santa Maria pada 2011 yang lalu. Kotak Kayu itu sendiri sebelumnya adalah salah satu perlengkapan dapur di komunitas-komunitas. Di Novisiat (calon suster) di Bandung masih menggunakannya sampai sekarang. Kotak Kayu penghangat tesebut menemani para novis sejak sekian puluh tahun yang lalu. Kotak kayu koleksi museum itu berbahan papan kayu yang didalamnya dilapis seng dan diberi alas plastik. Kemudian dua buah bantal berisi kapas diletakkan didalamnya. Fungsi bantal itu untuk menutup mangkok sayur /teko air dimasak agar isinya tetap hangat. 

Pak Sukirno tinggal di Jatinegara, ia bersama Pak Sutarto yang datang dari Solo dan Pak Utomo dari Madiun. Mereka sengaja datang karena mendengar Suster Blandina berada di St Maria dan sudah sekian puluh tahun berpisah.

Kafe unit produksi SMK siang itu (Rabu 26/9/2018) menjadi tempat reuni mengenang masa lalu dan berbagi kisah karya dan tugas masing-masing usai lulus sarjana dari Universitas Widya Mandala tahun 1969. Menurut pengakuan Pak Utomo dan Pak Sutarto, mereka dulu mereka bertiga adalah mahasiswa saat Suster Blandina mengajar sebagai dosen sastra. 

Usai bincang-bincang di kafe, dilanjutkan dengan berkeliling museum. Meski hanya sebentar, mereka kagum dengan museum, mereka heran karena masih ada yang mau merawat benda-benda kuno yang bagi sebagian orang tidak bernilai. “Kesannya bagus, yang pertama. Yang kedua memiliki nilai sejarah yang tak ternilai karena masih di openi barang-barang lama ini. Karena kalau tidak dirawat tentu tidak punya nilai apa-apa,” Kata Pak Sutarto menyampaikan kesannya. 

Sementara pesan yang ia tulis di buku tamu menunjukkan sebuah amanat bagi siapa saja untuk melestarikan sejarah “Benda kuno tanpa dirawat baik-baik akan hilang nilainya.” Terima kasih untuk kunjungan serta amanatnya pak. Mohon doanya semoga Museum Santa Maria mampu merawat dan menjaga nilai-nilai luhur yang ditanamkan para pendahulu.***
Ki-ka: Pak Sutarto, Pak Utomo, Sr. Blandina dan Pak Sukirno

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...