Jumat, 02 November 2018

Mau Datang Lagi Bawa Rombongan


Sekitar 60an remaja putri dan para biarawan baik suster dan bruder hadir setelah makan siang Minggu 2 September 2018. Mereka adalah rombongan acara Pra Live-in dari Komisi Panggilan Keuskupan Agung Jakarta atau KAJ. Acara mereka berlangsung di aula SMP Santa Maria. Program ini diperuntukkan bagi seluruh putra putri di paroki KAJ yang ingin live in atau tinggal bersama untuk merasakan kehidupan di komunitas biara. 

Siang itu secara bergelombang, kelompok-kelompok kecil beranggotakan sekitar sepuluh orang datang ke museum. Mereka datang karena ingin mengenal museum. Syukurlah ada beberapa volunteer museum yang datang membantu Vero dan Angel. sehingga kebutuhan mereka dapat terlayani. 

Mereka merupakan kelompok campuran dari berbagai paroki sehingga keakraban masih belum terjalin dengan baik. Pemandu mencoba menggabungkan diri dengan mereka yang sudah datang dan langsung mengarahkan. Ruangan yang dimasuki pun menyesuaikan dengan keinginan tamu meski sesungguhnya tidak sebagaimana biasanya. Pemandu tetap berusaha melayani tamu dengan baik siapapun yang ingin mengenal museum.

Secara keseluruhan tamu senang. Mereka meminta nomor kontak museum dan pemandu karena mereka ingin berkunjung lagi dengan waktu yang lebih leluasa. “Kunjungan yang dibarengi dengan kegiatan lain membuat mereka tidak menikmati kunjungan,” kata Pak Michael dari paroki Regina Caeli. Pak Michael adalah salah satu pengurus seksi panggilan yang berjanji akan datang membawa rombongan umat khusus mengunjungi Museum Santa Maria.(semoga) 

Beberapa tamu yang menuliskan kesan mereka antara lain Br. Komang, ia menulis “Bagus, Sejarah menjadi bagian perjalanan.” Ulbadina dari paroki Duren Sawit menuliskan kesannya demikian “merasa damai, tenang dan ingin mengajak teman” gereja kesini juga.” Suster Stefani AK memuji penataan koleksi museum ia menulis demikian “Luar Biasa, koleksinya dapat tertata dengan baik dan lengkap.” Suster Romana lain lagi, ia menulis kesannya kepada para misionaris “Luar Biasa, Sungguh mengguggah hati, terharu dengan semangat para misionaris.” 

Ada pula peserta yang bangga dengan keberadaan para Suster Ursulin “ Kesannya, bangga saja biara St. Ursulin mempunyai museum.” Di kertas yang tertulis tersebut tercatat namanya Saskia. Hana, seorang peserta pra Live-in seperti yang tertulis dalam lembar kesan dan pesan, begitu senangnya kesulitan mengungkapkan kesan sehingga ia menulis satu kata “Amazing.” Sementara Josephine Novia menuliskan saran dalam lembar kesan dan pesan. Huruf kapital yang dipilih untuk menuliskan kesan menunjukkan semangatnya. Ia menganjurkan untuk menginformasikan kepada murid-murid sekolah katolik di KAJ, “KEREN, HARUS LEBIH DI INFOKAN UNTUK MURID2 SEKOLAH KATOLIK DI KAJ.” 

Menjelang jam empat sore museum baru sepi dari pengunjung. Meski lelah, petugas museum senang dapat melayani para tamu yang berkunjung meski tidak semua dapat dilayani satu persatu. Kunjungan mereka berkesan dan memberi semangat bagi pengelola museum.***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...