Rabu, 10 April 2019

Cerita Mesin Ketik


Tahun 1926 adalah sebuah angka tahun yang tercetak disebuah arsip dokumen menggunakan mesin ketik. Arsip tersebut menjadi tulisan mesin ketik tertua yang ditemukan petugas museum saat memeriksa dokumen koleksi Museum Santa Maria pada tahun 2016 lalu. 

Dokumen yang diperiksa belum sampai dua puluh lima persen dari keseluruhan dokumen. Artinya masih ada kemungkinan arsip dengan tulisan mesin ketik yang lebih tua dari yang sudah ditemukan. Untuk sementara dapat disimpulkan mulai tahun 1926 Biara dan sekolah Santa Maria menggunakan mesin ketik untuk pekerjaan administrasi. 

Mesin ketik koleksi Museum Santa Maria memiliki berbagai jenis merek dan ditempatkan di satu lemari khusus. Sebelum ada komputer, mesin ketik menjadi kebutuhan pokok setiap kantor dan komunitas. Pengunjung dapat melihat koleksi tersebut di bagian Ruang Studi.



Mas Albert, salah satu pengunjung menceritakan kenangannya dengan mesin ketik. 

“Dulu waktu tahun sembilan puluhan banyak sekali rental mesin ketik. Ya kayak rental computer zaman sekarang, seperti sekarang kalau di warnet,” komentarnya. 

“Saya jadi ingat waktu zaman kos dulu,” lanjut Mas Albert “Orang tua kan di Lampung, saya kost di Jakarta. Nah, kiriman orang tua kadang nggak cukup buat sebulan. Saya putar otak tuh, gimana caranya dapat tambahan uang jajan. Akhirnya saya menawarkan jasa pengetikan kepada para mahasiswa yang mau buat skripsi itu,” kenangnya.    

Dulu selembar harganya seribu, kalo di tukang rental mesin ketik seribu lima ratus. Seribu saja saya bisa dapat dua puluh ribu untuk sekali jasa pengetikan tugas atau skripsi, kadang malah lebih. Uang segitu lumayan banyak buat nambah jajan saya.” 

“Kita memang harus pintar-pintar cari duit. Harus kreatif, gitu maksudnya. Mumpung masih muda banyakin tuh cari duitnya,” katanya menutup cerita. 

Sabtu pagi di awal Februari 2019 itu Mas Albert menuntaskan perjalanan keliling museumnya jam sepuluh pagi. Ia buru-buru meninggalkan museum karena mau melihat anaknya tampil dalam lomba paduan suara di SMP Santa Maria yang masih satu komplek dengan Museum. Selama satu setengah jam ia mengagumi koleksi Museum. Tapi ia belum puas, “Ntar lain kali aku datang lagi.” Janjinya seraya pamit.***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...