“Waah luar biasa ya…. Ini bagus sekali…. Ini fakta sejarah” ungkapan kekaguman terlontar berulang-ulang dari mulut Ibu Meitty Manegeng dan Pak Michael Perera dari Duren Tiga, Jakarta Selatan Kamis siang 25/10/2018, ketika pemandu Museum memberi penjelasan. Mereka baru saja menghantar Benjamin, 5 tahun, putra Pak Michael yang mendaftar sebagai calon murid untuk masuk SD Santa Maria. Sekolah Santa Maria memang sudah membuka pendaftaran sejak 1 Oktober untuk para murid di tahun ajaran berikut. Saat ditanya mengapa memilih sekolah di Santa Maria ia mengatakan “Memang banyak sekolah internasional tapi saya mau anak saya disiplin dan attitude-nya bagus, bukan hanya sekedar pintar saja,” jawab Pak Michael untuk menegaskan pilihannya di sekolah Santa Maria. Oleh karena itulah, ketika diberi tahu oleh sekuriti Pak Sigit, bahwa di Santa Maria ada museum, Pak Michael antusias untuk melihat. “Ini Sekolah tahun berapa ada?” Sudah berapa lama bangunan ini? Jumlah muridnya berapa? Sama ga dengan suster yang di Jalan Pos,” Pak Michael banyak bertanya karena ia ingin memastikan anaknya masuk sekolah ditempat yang tepat. | Pemandu dengan semangat menjelaskan bahwa bangunan gedung sudah ada sejak kedatangan Suster Ursulin pertama kali tahun 1856 dan sekolah TK dan SD dibuka pertama kali di tahun yang sama, 1856. Karya pertama para Suster Ursulin adalah adalah Asrama putri kemudian TK dan SD. Baru kemudian mendirikan di Jalan Pos. Ketika mendengar penjelasan pemandu, Pak Michael manggut-manggut. Puas dengan penjelasan pemandu dan semakin yakin sekolah Santa Maria berkualitas, terbukti dari rentang waktu yang sangat panjang seratus enampuluh tahun lebih. Memasuki usia tua, namun tetap bertahan dan berusaha mengikuti perkembangan zaman. Suatu bukti nyata keberadaan yang terjaga baik, bukanlah sekedar sebuah angka yang antik dan unik tetapi menunjukkan fakta sejarah tak terbantahkan sebagai sekolah berkualitas. Sementara pemandu menjelaskan sejarah dan riwayat benda-benda koleksi, Ibu Meitty Oma dari Benjamin, justru asyik berfoto dan mengambil gambar. Ia kagum dan berencana mau datang lagi “Nanti saya akan datang lagi ya, ini masih belum puas “ katanya sambil tangannya sibuk memotret dengan HPnya. Sebentar saja di Museum hanya sekitar setengah jam. Sebelum pergi, Ibu Meitty mengungkapkan kekagumannya dengan menulis di buku tamu “Sangat baik, info lengkap, ramah, God Bless & keep all of St. Maria” “Sebentar lagi masuk kerja. Di Blok M,” kata Pak Michael menutup pembicaraan.. *** |
Senin, 29 April 2019
DISIPLIN dan ATTITUDE yang BAIK
Penghormatan Relikui
Museum Ursulin Santa Maria (MUSM) menggelar Pameran dan Penghormatan Relikui memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus. Kegiatan Pameran dan...
-
Hari Museum Indonesia tahun 2019 dirayakan dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah Grebeg Museum (=ramai-ramai mengunjungi museum...
-
Tanah makam para suster awalnya ada di Bidaracina. Semula tanah itu adalah pemberian Bapak Heugen, kepada Uskup Vrancken dengan mak...
-
Setiap kita ke museum apakah kita baca semua teksnya? Seperti apakah teks yang sesuai dan enak dibaca? Ibu Ajeng Ayu Arainikasi...