Kristal J. Hale, konservator spesial tekstil kuno diundang khusus oleh Pengelola Unit Museum Seni, Ibu Ari bekerja sama dengan Ibu Sandra dari Tracing Pattern Foundation, Amerika. Seminar setengah hari Selasa 12/11/2019 bertempat di Museum Tekstil, Jl KS Tubun ini cukup banyak peminatnya, khususnya para pencinta wastra dan artefak berbahan tekstil.
Museum Santa Maria berkesempatan mengikuti seminar konservasi dengan Tema: “Textile Conservation Seminar: The Abegg Foundation; Art, Science and Practical Application” yang jarang dan unik ini. Pasalnya ternyata dalam paparannya Kristal yang bekerja beberapa tahun terakhir ini di The Abegg Stuffing Foundation, di Belgia, berupa sharing bagaimana menangani kain/tekstil kuno artefak dari gereja di sana. Kristal, seorang konservator kelahiran San Fransisco USA. Ia sudah tertarik dengan seluk-beluk menjahit dan menyulam sejak ia masih kecil, disebabkan ia sering melihat ibunya menjahit dan menyulam sendiri baju-baju mereka. Sejak itu ia ingin memperdalam tentang tekstil. Dan ketika ia mulai kuliah, ia berpikir untuk bisa menangani dan memahami lebih jauh tentang artefak bahan kain/tekstil yang bisa dirawat supaya awet, karena dari berbagai motif artefak itu tersimpan banyak cerita dibaliknya. Ketika ia ditawari untuk menangani tekstil artefak milik Abegg Stuffing di Belgia, ia bersedia dan terbang ke Belgia untuk tinggal beberapa lama disana. Bekerja dan memperdalam ilmunya di Universitas di sana. Dari situ ia mulai berelasi dengan para konservator. | Usai seminar, kami berbincang khusus dengan Kristal Hale dan suami yang juga mencintai artefak tekstil. Museum Santa Maria menunjukkan koleksi yang dibawa berupa stola, semacam scarf namun tebal dan biasa digunakan para imam Katolik memimpin perayaan keagamaan dengan mengalungkan di leher yang pernah dipakai di Santa Maria sebelum tahun 1965. Setelah mengamati Stola, Kristal Hale dengan jujur mengungkapkan bahwa stola itu berbahan sutera dan cukup tebal sehingga diperlukan perawatan khusus agar tetap terawat. Ada material asesori yang berbahan metal, tapi , tidak bisa dengan mata telanjang. Namun ia meyakini bahwa model Stola itu berasal dari Eropa dengan bahan campuran antara perunggu dan kain sutera. Usianya diperkirakan antara 80 sampai 150 tahun. Walau ia mengatakan bahwa untuk artefak kain seumur itu, dengan melihat keadaan kain seperti itu, sudah sangat baik perawatannya. Keterbatasan SDM konservator kain, dapat membuat koleksi rentan mengalami kerusakan. Jawaban Kristal Hale mencerahkan sekaligus menambah narasi koleksi yang terkait dengan Stola tersebut. Karena Stola yang sengaja dibawa untuk contoh adalah bagian kecil dari satu paket busana liturgis para imam. Terima kasih kepada panitia atas kesempatan mengikuti seminar konservasi kain dalam temu Mugalemon edisi November 2019 ini. Semoga semakin menambah pengetahuan para staff museum dalam pemeliharaan dan perawatan benda koleksi khususnya kain.*** |
Senin, 02 Desember 2019
Sharing Konservator asal USA
Penghormatan Relikui
Museum Ursulin Santa Maria (MUSM) menggelar Pameran dan Penghormatan Relikui memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus. Kegiatan Pameran dan...
-
Hari Museum Indonesia tahun 2019 dirayakan dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah Grebeg Museum (=ramai-ramai mengunjungi museum...
-
Tanah makam para suster awalnya ada di Bidaracina. Semula tanah itu adalah pemberian Bapak Heugen, kepada Uskup Vrancken dengan mak...
-
Setiap kita ke museum apakah kita baca semua teksnya? Seperti apakah teks yang sesuai dan enak dibaca? Ibu Ajeng Ayu Arainikasi...