Selasa, 04 Februari 2020

Catatan 2019


Sepanjang tahun 2019, suasana meriah dan gegap gempita dirasakan Museum Santa Maria sejak awal tahun. Diawali dengan perayaan HUT Sewindu dengan peresmian Papan Nama Museum Santa Maria oleh Suster Maria Sasmita, OSU kepala Biara pada 6 Februari. Persiapan dan kesibukan untuk acara ini dimulai sejak awal Januari saat libur akhir tahun sebelumnya usai.

Dalam peresmian tersebut, hadir para undangan dari institusi sekolah terdekat, perwakilan komunitas relasi Museum Santa Maria dan para Suster Ursulin dari berbagai komunitas di Jakarta. Bpk Harry Darsono turut memeriahkan pesta dengan mempersembahkan permainan piano yang penuh semangat.

Usai peresmian, di akhir bulan Februari tgl 27 Museum Santa Maria menggelar diskusi dengan sejarahwan Scott Merilless. Diskusi yang membahas tentang gedung Santa Maria dan situasi di Batavia mengundang beberapa komunitas relasi Santa Maria seperti Ngopi Jakarta (Ngojak) dan Indonesia Hidden Heritage (IHH)

Awal bulan Maret ada FGD (Focus Group Discussion) mengundang para arsitek pencinta sejarah dari Pusat Data Arsitektur (PDA), maupun relasi para Suster, Romo Heuken sejarahwan dan P Budi Liem , Mas Kartum dari komunitas pencinta sejarah, Arbain Rambey Fotografer senior Harian KOMPAS yang juga relawan di Musuem Santa Maria. Dalam diskusi yang mengundang Ibu Aning, petinggi di Museum Nasional, Mba Ria dari PDA dan Yori Antar sebagai pemateri dalam FGD membahas tentang gedung Santa Maria dan rencana revitalisasi.

Disela berbagai acara tersebut, Museum Santa Maria juga menggelar Lomba foto yang dimulai sejak 7 Februari sampai dengan 13 April. Total peserta lomba foto yang mendaftar sebanyak 183 orang. Dari jumlah tersebut terpilih 22 orang finalis dengan total 56 foto. Hasil foto karya peserta kemudian di pamerkan saat memperingati International Museum Day 18 Mei di aula SD Santa Maria. Dalam helatan International Museum Day, Museum Santa Maria sebagai tuan rumah dari gabungan acara dengan temu Mugalemon (Museum Galeri dan Monumen) se DKI Jakarta. Usai Acara yang cukup melelahkan kami rekreasi sejenak Ke Bandung mengunjungi Biara Ursulin di Bandung pada 3 Juni.

Program pengenalan Lingkungan Kampus pada awal Tahun Ajaran Baru Sekolah, Museum juga tetap melayani para siswa baru dari SD, SMP dan SMK yang sudah diatur jadwalnya oleh Unit masing-masing untuk mengenal Museum Santa Maria lebih dekat.

Di bulan Agustus kembali Museum Santa Maria disibukkan dengan persiapan Pameran di gedung DPR dalam rangka HUT ke 28 Museum DPR. Pameran dilaksanakan selama 3 hari dari 19 sampai 21 Agustus. Dalam pameran yang diikuti 20 museum dan komunitas, Museum Santa Maria meraih penghargaan kedua sebagai booth terbaik.

Selain itu, Museum Santa Maria juga terlibat dalam open house kampus Santa Maria dalam rangka memperkenalkan sekaligus menjaring siswa/I baru bagi unit-unit di kampus Santa Maria di bulan September. Selama dua hari booth museum Santa Maria menjadi daya tarik pengunjung dan menjadi arena photoboth. 
Usai pameran, Staff dan relawan Museum menyempatkan rekreasi sambil belajar dengan mnengunjungi Museum Konferensi Asia Afrika dan Museum Geologi di Bandung pada 28 September.

Di Bulan Oktober, kesibukan terulang kembali. Museum Santa Maria terlibat dalam tiga kegiatan sekaligus dalam rangka Hari Museum Indonesia. Pameran benda koleksi yang diselenggarakan direktorat Pelestarian Cagar Budaya Kemendikbud dengan dinas Pariwisata Provinsi DKI, Gerebeg Museum dan pameran Museum yang dihelat dinas pariwisata provinsi DKI bekerja sama dengan DISHUB dan DIKNAS.

Dua acara, pameran benda koleksi dan pameran museum dilaksanakan di Plaza Fatahilah halaman Museum Sejarah Jakarta. Sedangkan Grebeg Museum kegiatan yang melibatkan masyarakat mengunjungi museum yang disusun oleh panitia. Dalam jadwal yang disusun panitia, Museum Santa Maria mendapat kunjungan 10 Rombongan. Agak mengejutkan dan sempat was was takut kurang mampu melayani tamu dengan Maksimal. Ternyata dalam pelaksanaanya Museum Santa Maria hanya mendapat 2 kali kunjungan dari komunitas Sekolah Luar Biasa di Bintaro dan Sekolah Menengah Atas di Jakarta Barat. Meski tidak sesuai ekspektasi namun tetap disyukuri karena Museum Santa Maria semakin dikenal dan menjadi salah satu destinasi wisata.

Di Bulan November, tepat di akhir bulan pada hari Sabtu, 30 November Museum Santa Maria terakhir kalinya di tahun 2019 membuka booth dalam rangka memeriahkan Gathering Alumni Santa Maria. Gathering dan reuni sekaligus peresmian Ikatan Alumni Santa Maria Juanda (IA SAJA). Ikatan alumni dibentuk sebagai wujud ikatan batin para siswa/I yang sudah lulus dari kampus Santa Maria.

Di bulan Desember, Museum ikut terlibat dalam pencarian dana revitalisasi Museum dengan berjualan payung, tumbler dan kalender. Museum dibantu komunitas Jumat Pertama untuk proses pencarian dana.

Selama 2019, total pengunjung yang datang tercatat di buku tamu 2.359 orang belum termasuk relasi para Suster yang datang secara khusus tanpa mengisi buku tamu. Di tahun ini pula, Museum Santa Maria menerima siswa magang dari SMK Santa Maria jurusan Multimedia. Selama kurang lebih 3 bulan mereka membantu staff Museum dalam publikasi dengan membuat poster dan materi Instagram serta beberapa program database museum. Di Bulan Mei- Agustus dua orang dari kampus Sanata Dharma Yogyakarta dan Pignateli Surakarta berkesempatan Magang.

Berbagai kegiatan menunjukkan bahwa Museum Santa Maria terus hidup. Relasi dan keterlibatan dengan berbagai pihak menambah referensi dalam berbenah untuk meningkatkan tata kelola museum menjadi lebih baik. Keterbatasan tenaga menjadi salah satu tantangan dalam usaha mengembangkan dan membenahi museum. Beberapa program seperti pameran di paroki-paroki belum terwujud. Penataan ulang masih menunggu proses revitalisasi museum yang sedang berjalan. Masih ada hal lain yang belum tercatat dan terlaksana tetapi semangat masih terpelihara untuk melayani gereja dan masyarakat khususnya di Jakarta melalui kehadiran Museum Santa Maria ***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...