Kamis, 21 Januari 2021

Workshop di Penghujung Tahun 2020

 

Foto oleh Bp. Adang Suryana

Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK) Dirjen Kebudayaan Kementerian Dikbud bersinergi dengan AMI DKI Jakarta Paramita Jaya menggelar Pelatihan Museum dan Transformasi Digital. Hotel Desa Wisata TMII dipilih panitia yang diketuai Bapak Adang Suryana, Wakil ketua II Paramita jaya sebagai tempat penyelenggaraan acara selama dua hari .

 Pemateri Hari ke – 1 Rabu 16/12/2020 dimulai Pukul 09.00 oleh Direktur PTLK, Bapak Judi Wahjudin. Judul Akselerasi Digital Society untuk Museum menjadi tema sesi pertama sekaligus kata sambutan yang menekankan pentingnya museum mengikuti perkembangan dunia teknologi.

 Cindy Tan pemateri berikutnya dari museum MACAN memberi judul Eksibisi Museum dan Strategi Digital pada sesi berikutnya dengan fokus pembahasan Peran Media Digital dalam Sebuah Museum. Menurutnya, Dunia digital saat ini dipengaruhi pandemi.

 Media Digital adalah media yang dikodekan dalam format yang dapat dibaca oleh mesin machine-readable beberapa Program-program komputer dan perangkat lunak seperti citra digital,digital video, video games; halaman web dan situs web, termasuk media sosial; data dan database; digital audio, seperti mp3, mp4 dan e-buku adalah contoh media digital.

 Peran media digital adalah sebagai alat bantu komunikasi dan pembelajaran untuk mendukung penyerapan informasi, edukasi, dan ilmu pengetahuan dalam museum. Media Digital Mengundang Orang Untuk Datang ke Museum. Museum dapat disejajarkan dengan pusat hiburan dan perbelanjaan serta destinasi pariwisata.
 
Penggunaan media digital untuk mendukung informasi yang disediakan dalam ruang pameran berperan sebagai daya tarik dan ‘wow factor’ yang mendukung orang banyak dari berbagai latar belakang untuk datang ke dan mengalami apa yang dihadirkan oleh museum.

 Sesi ketiga diisi Bapak Punto Argari Sidarto dengan teori dan praktek Perancangan Pameran Virtual-daring di Museum. Dalam paparan awal Pak Punto menjelaskan, konsep perancangan pameran museum tidak boleh lepas dari visi misi museum itu sendiri.

 Pada saat perancangan konsep tidak boleh lepas dari peran kurator. Setelah konsep terbentuk baru dibuat kerangka alur dan berlanjut ke skenario. Di skenario inilah peran kurator sangat besar karena muatan materinya. Dari skenario bisa berlanjut ke produksi atau dibuat narasi dan storyboard terlebih dahulu.

 Selepas paparan ini, panitia membagi peserta menjadi beberapa kelompok untuk berlatih bekerja sama antar museum membuat sebuah konsep pameran yang kemudian dipresentasikan.

 Hari kedua (17/12/2020), sesi pertama diisi Mbak Yuli Fajar Wulandari, Humas Amida DKI PARAMITA JAYA dengan judul Transformasi Digital dalam Kehumasan Museum.

 Mengutip Frank Jefkins, Mbak Yuli menyatakan definisi Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara semua organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

 Sedangkan Humas Digital (Digital PR) adalah bidang ilmu PR yang berfokus pada optimalisasi perkembangan dunia internet/digital yang mampu menyebarkan informasi dengan cepat dan menjangkau pengguna internet di belahan dunia manapun.

 Humas Digital Museum Community Relations antara lain, Media Relations, Digital Campaign, Social Media, Publikasi Online, Digital Ads & Endorsement, Government Relations, Customer Service Website, E-mail.


 Humas Digital Museum harus mempunyai Strategi Pendekatan Komunitas Online meliputi Riset terkait lokasi, usia, gender dan status sosial kemudian membangun reputasi dengan konten menarik dan edukatif dan terus memantau Digital Branded Traffic (Keberhasilan branding institusi di internet) 

 Beberapa Strategi Social Media Marketing antara lain Menggunakan hashtag atau keyword, Memperhatikan waktu prime time setiap media social. Promosi oleh Influencer, memanfaatkan testimoni pengunjung atau khalayak untuk share yang tinggi serta Sering berinteraksi secara online, terutama di golden time, yakni 1 jam pertama saat konten dipublikasikan.

 Usai paparan Mba Yuli, dilanjutkan pemateri hebat lainnya tentang Media Sosial Museum dan Pemasaran Digital , Mas Reza Zefanya Mulia dari Museum MACAN.

 Mas Reza mengajak museum mengoptimalkan konten dengan memecah konten yang sudah dibuat menjadi beberapa konten untuk media sosial sesuai target audiens. Kemudian pelajari, pahami dan maksimalkan fitur yang ada di setiap aplikasi sosial media untuk mendukung konten.

Dari hasil publikasi di sosial media, museum harus tanggap dan bereaksi cepat apabila audiens memberi respon atas konten yang di publish. Reaksi cepat itu menandakan bahwa kita dekat dengan audiens. Dari hasil pendekatan tersebut museum dapat mengkonversi menjadi pertemuan lanjutan, penjualan souvenir /merchandise, kehadiran dalam program publik dan rujukan.

Usai santap siang dilanjutkan pemateri akhir sekaligus praktek (Workshop) oleh Ibu Resita I. Kuntjoro-Jakti tentang membuat konten digital marketing dan membuat planning promo kegiatan di media sosial.

 Komponen Strategi Pemasaran Digital antara lain menentukan USP (Unique Selling Point) bisnis, memahami personal pelanggan, mendefinisikan tujuan dan KPI pemasaran (Spesifik, Terukur, Dapat dicapai Relevan, Sasaran Berbatas Waktu), Identifikasi target pasar, melakukan analisis kompetitif, Kelola dan alokasikan sumber daya dengan tepat untuk mencapai tujuan, Pantau dan optimalkan kinerja kampanye.

 Panduan untuk membantu pembuatan konten visual dan teks yaitu Narasi, Warna, Typeface/Font, Kalender, Fotografi (mood board), Konten: Pilar, Visual, Copy Text.

 Pilar topik konten memudahkan pembuatan Kalender Konten untuk rencana editorial. Topik apa saja yang bisa digunakan untuk pilar konten? Antara lain: Produk, Info program/Kegiatan, Kontekstual (ucapan Hari Besar, dll), Brand, Sejarah. Berapa jumlah pilar yang sebaiknya dibuat? Cukup 3 - 5 topik Konten Visual merupakan aset visual yang digunakan/dirancang untuk konten mengikuti kaidah identitas brand. Aset dapat berupa still photo, animasi ataupun video yang atraktif. Dapat menggunakan logo brand atau ciri visual khas identitas brand (seperti swoosh, ilustrasi, dll). Perhatikan ukuran aset visual dibutuhkan untuk setiap platform media sosial.

 Konten Copy Text pada konten caption dibuat dengan isi yang menarik keingintahuan, informatif, dapat diandalkan, menggunakan gaya bahasa yang cocok dengan target sasaran, dan mendorong keterlibatan tinggi (untuk like, comment, share), juga klik tinggi. Penggunaan tagar/hashtag dalam konten sesuai netiket adalah maksimal 3 tagar. Sisa tagar lainnya dipasang pada kolom komen. Tidak terlalu panjang membuat kalimat atau paragraf pada caption.

 Sesi pemaparan oleh Ayumurti Bulandini, S.Sn, M.Sn asisten Ibu Resita I.Kuntjoro-Jakti diakhiri dengan workshop dan presentasi oleh peserta.

 Workshop yang sangat menarik ini dihadiri perwakilan dari 35 museum anggota Amida DKI Paramita Jaya. Sangat disayangkan banyak museum yang tidak mengirimkan wakilnya karena materi workshop sangat bermanfaat bagi museum dalam menghadapi perkembangan teknologi dan di masa pandemi sekarang ini. Selain itu workshop di akhir tahun 2020 ini menjadi sarana temu kangen setelah hampir setahun pertemuan di udara.***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...