![]() |
Ki-ka: Pak Agus, Sr. Marie Louise OSU, Ibu Jani dan Pak Albert |
Museum Alkitab di Salemba Raya menjadi salah satu tujuan untuk studi banding karena koleksinya khusus yaitu alkitab. Museum Alkitab menceritakan perjalanan alih bahasa Alkitab sejak abad pertama Masehi sampai saat ini.
Di Museum Alkitab dipamerkan
perjalanan perkembangan penulisan alkitab dari bahasa Ibrani kemudian Yunani,
Latin dan akhirnya berkembang sampai saat ini dalam berbagai bahasa. Di
Indonesia alkitab yang pertama berbahasa Melayu kemudian berkembang mengikuti
berbagai bahasa suku-suku yang ada di Indonesia.
Bapak Albert, Kepala Museum Alkitab,
menyambut sekaligus menemani keliling dimulai dari perpustakaan, museum dan
terakhir di toko buku. Di Perpustakaan, dipamerkan alkitab dalam berbagai
bahasa, buku terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan buku lain terkait
Agama. Nomor registrasi menggunakan system Desimal Dewey sehingga semua buku di
perpustakaan LAI selalu diawali angka dua (2). Angka dua (23) dalam istem
Desimal Dewey merujuk pada kategori Agama.
Hal menarik lainnya di Perpustakaan
terdapat teras yang dihiasi berbagai tumbuhan yang muncul dalam pembahasan
alkitab antara lain, Pohon Ara, Pohon Zaitun, Anggur. Pengunjugn dapat
menikmati area indoor maupun outdoor Perpustakaan yang terletak di lantai 3 gedung
LAI.
Selepas ruang Perpustakaan. Pak Albert
mengajak ke area Museum di lantai 2 geudng LAI. Area pamer museum dibagi dua
yaitu ruang pamer tetap dan temporer. Di ruang pamer tetap dipamerkan sejarah
berdirinya Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).
Dipamerkan juga sejarah alih bahasa
Alkitab dari awal penulisan berbahasa Ibrani kemudian berkembang ke bahasa
Yunani pada masa perjanjian baru, beralih lagi ke bahasa Latin oleh Santo
Hieronimus kemudian berkembang terus di Indonesia dalam bahasa Melayu pada abad
19. Saat ini alih bahasa alkitab
berkembang mengikuti bahasa-bahasa suku setempat di berbagai wilayah di
Indonesia menyentuh 500 bahasa.
Di ruang pamer ini juga ditampilkan
replika kodeks atau lembaran tulisan alkitab yang dibukukan juga replika
gulungan Alkitab berbahasa Ibarani. Selain itu juga dipamerkan sekilas tentang
Gutenberg yang sukses mencetak Alkitab dengan mesin cetak karyanya. Dimulai
Gutenberg, Alkitab dicetak dan disebarluaskan keseluruh dunia.
Di Ruang Pamer Temporer dipamerkan
berbagai jenis replika benda dan patung yang terkait dengan cerita dalam
Alkitab. Mulai dari biji tanaman, berbagai alat musik, model kemah, senjata
kuno, dua loh batu, uang, dan lainnya.
Hasil Kerjasama LAI dengan umat berupa
Alkitab yang ditulis tangan juga turut dipamerkan. Program LAI tersebut melibatkan dua
ribu orang yang menuliskan isi Alkitab secara bergantian. LAI menyiapkan kertas
seragam sebagai sarana penulisan dan umat menuliskan dengan tangan bab dan ayat
dalam Alkitab sesuai bagian masing-masing.
Selesai dari ruang pamer
dan toko buku LAI, foto bersama di depan Alkitab raksasa di Lobi Gedung LAI
mengakhiri kegiatan kunjungan. ***