Rabu, 21 Mei 2025

Perjalanan Alih Bahasa Alkitab

 

Ki-ka: Pak Agus, Sr. Marie Louise OSU, Ibu Jani dan Pak Albert

Museum Alkitab di Salemba Raya menjadi salah satu tujuan untuk studi banding karena koleksinya khusus yaitu alkitab. Museum Alkitab menceritakan perjalanan alih bahasa Alkitab sejak abad pertama Masehi sampai saat ini.

Di Museum Alkitab dipamerkan perjalanan perkembangan penulisan alkitab dari bahasa Ibrani kemudian Yunani, Latin dan akhirnya berkembang sampai saat ini dalam berbagai bahasa. Di Indonesia alkitab yang pertama berbahasa Melayu kemudian berkembang mengikuti berbagai bahasa suku-suku yang ada di Indonesia.

Bapak Albert, Kepala Museum Alkitab, menyambut sekaligus menemani keliling dimulai dari perpustakaan, museum dan terakhir di toko buku. Di Perpustakaan, dipamerkan alkitab dalam berbagai bahasa, buku terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan buku lain terkait Agama. Nomor registrasi menggunakan system Desimal Dewey sehingga semua buku di perpustakaan LAI selalu diawali angka dua (2). Angka dua (23) dalam istem Desimal Dewey merujuk pada kategori Agama.

Hal menarik lainnya di Perpustakaan terdapat teras yang dihiasi berbagai tumbuhan yang muncul dalam pembahasan alkitab antara lain, Pohon Ara, Pohon Zaitun, Anggur. Pengunjugn dapat menikmati area indoor maupun outdoor Perpustakaan yang terletak di lantai 3 gedung LAI.

Selepas ruang Perpustakaan. Pak Albert mengajak ke area Museum di lantai 2 geudng LAI. Area pamer museum dibagi dua yaitu ruang pamer tetap dan temporer. Di ruang pamer tetap dipamerkan sejarah berdirinya Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).

Dipamerkan juga sejarah alih bahasa Alkitab dari awal penulisan berbahasa Ibrani kemudian berkembang ke bahasa Yunani pada masa perjanjian baru, beralih lagi ke bahasa Latin oleh Santo Hieronimus kemudian berkembang terus di Indonesia dalam bahasa Melayu pada abad 19.  Saat ini alih bahasa alkitab berkembang mengikuti bahasa-bahasa suku setempat di berbagai wilayah di Indonesia menyentuh 500 bahasa.

Di ruang pamer ini juga ditampilkan replika kodeks atau lembaran tulisan alkitab yang dibukukan juga replika gulungan Alkitab berbahasa Ibarani. Selain itu juga dipamerkan sekilas tentang Gutenberg yang sukses mencetak Alkitab dengan mesin cetak karyanya. Dimulai Gutenberg, Alkitab dicetak dan disebarluaskan keseluruh dunia.

Di Ruang Pamer Temporer dipamerkan berbagai jenis replika benda dan patung yang terkait dengan cerita dalam Alkitab. Mulai dari biji tanaman, berbagai alat musik, model kemah, senjata kuno, dua loh batu, uang, dan lainnya.

Hasil Kerjasama LAI dengan umat berupa Alkitab yang ditulis tangan juga turut dipamerkan.        Program LAI tersebut melibatkan dua ribu orang yang menuliskan isi Alkitab secara bergantian. LAI menyiapkan kertas seragam sebagai sarana penulisan dan umat menuliskan dengan tangan bab dan ayat dalam Alkitab sesuai bagian masing-masing.

Selesai dari ruang pamer dan toko buku LAI, foto bersama di depan Alkitab raksasa di Lobi Gedung LAI mengakhiri kegiatan kunjungan. ***  

Mengapa pemotretan koleksi tidak cukup satu kali?

  Salah satu pekerjaan di museum adalah memotret koleksi. Suatu ketika seorang staff museum yang baru bertugas, membantu meregistrasi koleks...