Usai Lebaran, Senin, 18/06/2018 Museum Santa Maria mendapat kunjungan tamu dari Lampung. Satu keluarga datang karena tertarik dengan hal-hal klasik dan kuno, juga untuk mengisi libur Lebaran.Pak Agustinus Djang Tjik, Marselina Trise dan Cristine Natalia datang ke museum usai jam makan siang. “Zaman Belanda, pendidikannya itu bagus, saya suka sekali,” kata Pak Jangcik sapaan akrab Agustinus Djang Tjik mengungkapkan kekaguman dan kenangan masa lalunya. Di usianya saat ini yang sudah 70 tahun lebih, ia mengenang saat tinggal di asrama di kota Palembang. Di Asrama itu, ia dididik oleh para Bruder dan cara mendidiknya sungguh tertanam kuat dalam diri dan ingatannya. Sampai-sampai putrinya pun ia masukkan di asrama mengikuti jejaknya. | “Ini gedung bangunan asli zaman Belanda,” komentarnya mengagumi interior gedung yang masih berdiri kokoh. Lantai gedung dari marmer tak luput dari perhatiannya. Saat di Ruang Misi dan melihat koleksi uang kuno Pak Jangcik langsung teringat kembali “Dulu zaman tahun enam lima, uang sepuluh ribu dipotong jadi sepuluh rupiah nilainya. Nahh yang ini sama, ini uangnya yang dulu kena potong,” katanya seraya menunjuk ke beberapa mata uang kertas kuno. Koleksi uang kuno yang tersimpan di museum Santa Maria adalah uang yang digunakan para suster pada masa lalu sesuai zamannya. Saat ini uang –uang tersebut tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran, namun uang –uang tersebut memiliki nilai sejarah karena menjadi saksi bagaimana para suster mengelola dunia pendidikan dan menghidupi komunitas biara hingga bertahan sampai saat ini. Sekitar dua jam berkeliling museum dan diakhiri doa di kapel, Pak Jangcik dan keluarga akhirnya pamit. Ia berharap suatu saat bisa datang lagi. Di buku tamu ia menulis “Sangat mengesankan dan banyak hal /pengetahuannya.”.*** |
Jumat, 13 Juli 2018
MENGGALI INGATAN ZAMAN DOELOE
Penghormatan Relikui
Museum Ursulin Santa Maria (MUSM) menggelar Pameran dan Penghormatan Relikui memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus. Kegiatan Pameran dan...
-
Hari Museum Indonesia tahun 2019 dirayakan dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah Grebeg Museum (=ramai-ramai mengunjungi museum...
-
Tanah makam para suster awalnya ada di Bidaracina. Semula tanah itu adalah pemberian Bapak Heugen, kepada Uskup Vrancken dengan mak...
-
Setiap kita ke museum apakah kita baca semua teksnya? Seperti apakah teks yang sesuai dan enak dibaca? Ibu Ajeng Ayu Arainikasi...