Senin, 06 Agustus 2018

DARI JERMAN ke INDONESIA: Melacak Jejak Leluhur

Jam tujuh pagi masih belum genap, kurang beberapa menit lagi di hari Rabu 25/07/2018 ketika dua orang turis asal Jerman diantar seorang pamong SMK bertamu. 


Tujuannya mau melihat museum untuk bertanya dan melacak salah satu leluhurnya SCHWESTER MARIA. Mereka membawa fotocopy fotonya dan kartu ucapan dalam bahasa Jerman. Tim dan Melani sengaja datang pagi-pagi dengan membawa semua “backpack”-nya, karena mereka akan langsung menuju ke Yogyakarta jam 08.30 dengan kereta Taksaka. 

 Ternyata mereka berdua sudah bertemu dengan Sr Lucia kemarin sore. Suster menawarkan untuk melihat Museum, dimana di dalamnya juga tersimpan daftar nama para suster yang pernah tinggal dan meninggal di komunitas Santa Maria. Tim dan Melani sempat masuk ke kapel dan membuat beberapa foto untuk nantinya diperlihatkan kepada ibunya. 

Setelah dicari dalam data dan daftar para Suster yang pernah tinggal di komunitas Santa Maria, ditemukanlah menologium Suster Maria Reip. Yang dimaksud SCHWESTER MARIA ternyata Soeur MARIA REIP yang adalah tante nenek buyutnya. 

Schwester adalah SUSTER dalam bahasa Jerman. Sedangkan Soeur pada masa itu adalah suster yang bertugas di bagian kerumah tanggaan biara. Tim menggambarkan silsilah keluarganya, dari Schwester Maria sampai mamanya Doris dan Tim sendiri.

Riawayat hidup Sr. Maria Reip OSU dari Tim Cramer

Menologium Sr. Maria Reip OSU koleksi Museum Santa Maria
Menologium Sr. Maria Reip

Tim pun berkisah, Suster Maria Reip adalah nenek tante dari mamanya, Doris. Saat Doris komuni pertama tahun 1958 di Jerman, Suster Maria Reip mengirim kartu ucapan selamat kepada cucu keponakan yaitu Doris yang dikirim dari Jakarta. Kartu ucapan itu disimpan sampai saat ini karena Doris sangat terkesan dengan “Nenek Suster Maria Reip” yang belum pernah ia temui. 
copy  surat dari Sr. Maria Reip untuk keponakannya Doris. Tim Cramer
Ucapan selamat dari Sr. Maria Reip untuk Doris.

Nah ketika anaknya, Tim Cramer dan isterinya Melani mau berlibur ke Indonesia, Doris memberikan fotocopy kartu ucapan itu untuk melacak tempat di mana Sr Maria Reip pernah hidup. Dengan berbekal lembaran itulah mereka mulai mencari dan akhirnya mereka sampai di Santa Maria Juanda yang dulu bernama Jalan Nusantara. 

Sambil melacak jejak leluhur, Tim dan Melani berkeliling melihat museum. Begitu sampai di Gallery, Tim berkomentar “Wow ….peaceful and silent”. Meski hanya sebentar Tim & Melani merasa senang berada di Museum Santa Maria. Mereka mengakui bahwa mereka mendapatkan segala sesuatu diluar dugaan, dan segala keterangan lebih dari yang semula mereka harapkan. 



Di buku tamu ia menulis “Thank you very much for showing us the history of Sr. Ursulin and giving us information about Maria Reip. 1959.” 

You’re welcome Tim & Melani, and warm greetings for your mother Doris. Thank you for coming & we’ll wait you be back again***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...