Rabu, 19 Desember 2018

Tugas Kurator Menjadikan Artefak Memiliki Roh.


Museum Santa Maria turut hadir dalam Bimbinan Teknis (Bimtek) Kurator Museum yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Museum Provinsi DKI Jakarta di Hotel Bidakara pada 26-28 November 2018. 

Pesan panitia yang tercantum dalam undangan, peserta Bimtek harus yang menangani tentang koleksi museum. Namun karena keterbatasan sumber daya serta padatnya jadwal acara baik komunitas museum daerah DKI PARAMITA JAYA maupun internal maka Museum Santa Maria mengirimkan Suster Lucia, penanggung jawab museum di hari pertama dan pemandu yang sudah tersertifikasi mengikuti Bimtek di hari kedua. 

Pemakalah dalam bimtek sesi pagi sampai jam dua belas siang , Pak Ali Akbar dari Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Pak Ali mengawali dengan menjelaskan asal Muasal Koleksi dan Kurator. 

“Manusia hobi mengumpulkan sesuatu yang bersifat kebendaan, umumnya bersifat aneh, unik, langka, tua, kuno, antik, ada kenangan setelah itu diteliti secara keilmuan. Arkeolog kemudian meneliti benda itu.” 

Ia melanjutkan “Awal mula museum berawal dari penyimpanan. Jadi Pada awalnya memang disimpan atau ditaruh di laci. Lama lama di kasih catatan biar tidak lupa. 

Setelah itu mengundang relasi untuk dipamerkan saat makan malam atau suasana tertentu. Dari memamerkan kepada relasi itu lama lama muncul banyak pertanyaan yang semakin menarik untuk diteliti. 

Itulah awal mula arkeolog. Setelah itu dikelola baru kemudian menjadi museum. Nah petugas pengelola itu yang merawat mencatat dan sebagainya itulah Kurator. Kemudian berkembang lagi menjadi register, konservator. 

Pada akhirnya saat ini Kurator adalah pengelola museum yang tersertifikasi begitu juga dengan konservator”. 

Dalam paparannya data Arkeologi Ada 5 kategori yaitu Artefak, Fitur, Ekofak, Situs, Kawasan “Artefak itu benda bisa dipotong dibagusin dipindah dan lain-lain. Fitur adalah artefak yang tidak bisa dipindah. 

Contohnya Struktur bangunan gedung. Kalo dipindah malah merusak. Situs adalah lokasinya. Beda Museum Situs dengan Situs. Museum Situs ya situsnya itu adalah koleksinya yang jadi museum, contohnya candi Borobudur. Kawasan adalah beberapa situs yang saling terkait. Contoh candi Mendut, candi Pawon dan Candi Borobudur. Tiga candi itu menjadi satu kawasan. Kemudian berubah lagi menjadi Ekomuseum. 

Ekofak adalah museum alam dimana manusia tidak ikut campur tangan. Contohnya Fosil itu ekofak karena tidak ada campur tangan manusia. “ 

Selanjutnya ia menyarankan Museum mengkoleksi benda dan kebendaan. Maksudnya benda adalah artefak dan Kebendaan yaitu ide, gagasan dan perilaku yang direkonstruksi dari artefak yang dipamerkan. Dan tugas menggali ide, gagasan, dan merekonstruksinya adalah tugas Kurator. 

Setelah istirahat , dilanjutkan dengan metode pengkajian koleksi dengan memunculkan masalah sebagai pemantik bagi Kurator untuk memulai riset atau pengkajian. Kajian koleksi dilakukan bertujuan: Meningkatkan potensi nilai dan informasi untuk dikomunikasikan kepada masyarakat, Pengembangan ilmu pengetahuan, Pengembangan kebudayaan, Menjaga kelestarian Koleksi. 

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan Survey, FGD, literasi dan lain-lain. Pengolahan data dimulai analisis atau diurai akhirnya diketahui relevan atau tidak. Baru diketahui detailnya. Setelah itu Penafsiran data atau kesimpulan. 

Pameran harus ditafsirkan tidak hanya dipamerkan diinfokan data saja. Setiap benda koleksi harus ada tafisrannya. Persoalan ada pendapat yang berbeda tidak masalah yang penting diberi ruang bagi pendapat yang berbeda.

Dari hasil paparan sesi pertama dapat disimpulkan bahwa museum tidak hanya memamerkan benda saja tetapi kisah ide, dan gagasan serta tafsiran dibalik benda itu juga perlu diinformasikan kepada publik. 

Pada sesi kedua setelah istirahat siang, dibawakan oleh Pak Prioyulianto M.Ed. Mantan Kepala SubDirektorat Pengamanan dan Pengendalian, Direktorat Museum, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta. 

Dalam paparannya, ia menekankan bagaimana proses pengadaan koleksi sejak diusulkan sampai dengan dipamerkan. “Beda museum dengan galeri adalah Galeri boleh ada jual beli koleksi sedangkan museum tidak boleh. Kurator adalah pengawal bukti sejarah. 

Kurator yang mengkaji sejarah dari koleksi tersebut. Koleksi Museum merupakan inti yang menjadi "jiwa/roh" museum. Sejarah koleksi di dunia berawal dari pengumpul. Hakekat koleksi Menyimpan memori umat manusia, Masyarakat dapat mengetahui asal usulnya / identitas nya, Masyarakat dapat memperoleh pengetahuan tentang perjalanan (perubahan) kebudayaan nya, Merasakan manfaat dan mendapatkan pengetahuan tentang hubungan masa lampau dengan masa kini dan Menjadikan pengetahuan itu untuk menyongsong masa yang akan datang. 

Oleh karena itu Koleksi yang dimiliki merupakan representasi unik yang mencerminkan usaha dan kemajuan budaya yang telah dilalui oleh sebuah komunitas (historical development) Hal itu menjadikan Koleksi yang dimiliki setiap museum merupakan aset utama dan harus dikelola dengan baik. 

Benda yang dapat dikoleksi museum:Benda utuh, fragmen, replika, spesimen, hasil rekonstruksi dan/atau hasil restorasi. Syarat benda yang akan dijadikan koleksi: Sesuai visi misi museum, Jelas asal-usulnya, Cara perolehan yg sah, Kondisi keterawatan, Tidak menimbulkan efek negatif bagi manusia & alam. Sedangkan pengelolaan koleksi meliputi : Pengelolaan Administrasi: pengadaan & pencatatan, penghapusan & pengalihan, peminjaman dan Pengelola an Teknis: 

Pengadaan Koleksi dilakukan oleh tim dengan mempertimbangkan Aspek ilmiah, legalitas & fisik. Maka salah satu syarat kurator adalah berpendidikan S1 yang sesuai dengan kebutuhan museum. 

Registrasi : pendokumentasian koleksi ke dalam buku registrasi. Registrasi meliputi pemberian nomor registrasi, membuat foto koleksi, dan pencatatan lalu lintas. Registrasi benda koleksi melalui tahapan: A. Benda yang dibawa ke museum dibuatkan: Deskripsi singkat; tanggal dicatat; nama dan tanda tangan petugas yang menerima; nama, tanda tangan orang yang membawa benda tersebut serta alamat lengkapnya. 

B. Benda diregistrasi dengan memasukkan informasi yang sudah ada (tahap 1) ke dalam lembaran kolom data ditambah data : nomor sementara ; tanggal kedatangan benda; alasan pemberian, hibah, dan sebagainya; lokasi penyimpanan sementara; nama petugas museum yang menerima benda atau yang membawa. 

Pengklasifikasian koleksi disesuaikan dengan fungsi yang paling menonjol. Registrasi adalah pendokumentasian koleksi ke dalam buku registrasi. Registrasi meliputi pemberian nomor registrasi , membuat foto koleksi, dan pencatatan lalu lintas koleksi. 

Inventarisasi adalah pencatatan koleksi, yang mencakup pengklasifikasian koleksi, pemberian nomor inventaris, pembuatan kartu katalog koleksi, dan pengisian lembar kerja kuratorial. 

Kesimpulan dari sesi kedua adalah koleksi menjadi jiwa atau roh museum. Tugas Kurator memastikan artefak tercatat, terawat, terpelihara dengan baik dan menjadi sarana penelitian untuk perkembangan ilmu pengetahuan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. 

Dari Bimtek ini, Museum Santa Maria menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pariwisata dan Museum Provinsi DKI Jakarta atas kesempatan yang diberikan ***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...