Jumat, 10 Mei 2019

DIPERSIAPKAN menjadi ANTUSIAS dan KRITIS



Itulah ciri-ciri mereka. Dua puluh lima anak anak komuni pertama Sekolah Internasional Binus Serpong telah dipersiapkan untuk acara Minggu 28 April 2019, dengan Misa di Gereja Katedral dan mengunjungi Museum Santa Maria. Sudah 3 tahun berturut-turut Ibu Lusia ditemani dua Guru-guru Pembimbing dan beberapa orangtua, mengadakan kegiatan semacam ini. Persiapan itulah yang menyebabkan anak-anak begitu antusias, tertib mengikuti petunjuk dan sesekali terdengar arahan guru dalam Bahasa Inggris. Mereka pun membawa baju dan kaos untuk 2 kegiatan, misa dan kunjungan museum.

Kegiatan ini diharapkan memperkaya pengalaman dan pengetahuan anak-anak tentang sejarah gereja dan sekolah katolik awal sebelum mereka melangkah menerima Sakramen Krisma. “Biasanya mereka setelah dari SD Binus, banyak yang meneruskan SMP nya ke sekolah-sekolah katolik,” Ibu Lusia menjelaskan.
Setelah sampai di hall, Suster Lucia menyapa dan mengajak anak-anak menyanyikan lagu tahun berhikmat Keuskupan Agung Jakarta tahun 2019 “Kita Berhikmat Bangsa Bermartabat” Anak-anak hafal luar kepala dan bernyanyi dengan penuh semangat. Usai menyanyi, mereka diajak menonton film pendek tentang profil museum.

Saat diberi kesempatan bertanya, rasa ingin tahu anak – anak memuncak dan mereka banyak bertanya berbagai hal dari foto sampai simbol-simbol logo. “Sus, itu foto kapan dan dimana?” “Suster kenapa di logonya ada bintangnya?” “Suster kenapa bintang besar di logo Serviam hanya ada dua?” “Serviam itu artinya apa dan mengapa ada bintang-bintang?” Lambang bagi para murid sekolah Ursulin di seluruh dunia SERVIAM (=Aku mau mengabdi) dan detailnya rupanya menarik bagi mereka.

Mereka juga menanyakan detail Logo tentang pohon, paku dan bunga lili yang ada dalam lambang Soli Deo Gloria, Logo untuk para suster Ursulin di seluruh dunia. Satu per satu logo-logo serta maknanya dijelaskan, juga mengenai bangunan. Mereka serasa mendengar ‘dongeng’ dan mengangguk-angguk tanda puas.

Hari semakin siang, sementara anak-anak masih antusias bertanya, Suster akhirnya menutup sesi tanya jawab. Dua puluh lima anak itu dibagi dalam dua kelompok, masing-masing ditemani seorang pemandu.

Selama kurang lebih satu jam anak-anak menikmati berkeliling dari ruang ke ruang di Museum, mereka banyak bertanya. Meski sudah diingatkan agar tidak menyentuh atau memegang, rasa ingin tahu yang besar membuat mereka mencuri-curi kesempatan untuk menyentuh. Untunglah mereka masih bisa diajak tertib dan tidak ada koleksi museum yang sampai rusak.

Usai berkeliling, anak-anak diberi kesempatan istirahat dan makan siang. Selama kurang lebih setengah jam, mereka menikmati makan siang dan setelah itu bersiap-siap menuju Kapel.


Iringan anak-anak tiba di Kapel Santa Maria berbarengan dengan selesainya Misa Perkawinan. Anak-anak kemudian diajak masuk ke kapel dan diperkenalkan dengan area seputar kapel. Pemandu menjelaskan sedikit tentang sejarah berdirinya gedung kapel dan beberapa bagian di dalamnya. Selesai mengenal gedung Kapel mereka diajak mengenal peralatan misa. Anata lain: piala dan perlengkapannya yang digunakan dalam perayaan Ekaristi atau Misa.

Lewat dari jam 14.00 saat Ibu Lusia membawa rombongan kembali pulang. Setelah foto bersama di kapel, Ibu Lusia berbisik, “Sebaiknya ada film pendek atau animasi tentang komunitas atau biara. Nantinya kami akan kunjungi tempat –tempat tersebut” Pesannya. Terima kasih usul dan sarannya Bu Lusia, terima kasih juga atas kunjungannya. Tahun depan kami tambah filmnya untuk anak anak.***




Edukator, Mengkomunikasikan Koleksi dan Program Edukasi

  ki-ka: Ibu Jumiati ,Bpk. Gumilar Ekalaya, Bpk. Yiyok T. Herlambang, Bpk. Mursidi, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif PemProv DKI Jakarta...