Selasa, 07 Mei 2019

Menjaga dan Merawat Lebih Baik Daripada Mengkonservasi (bagian 2)



Seusai ishoma dilanjutkan dengan praktek konservasi. Di ruang konservasi semua peserta diwajibkan menggunakan jas praktek berwana putih dan sarung tangan. 

Praktek pertama adalah Bleaching. Bleaching merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan noda dan warna kuning kecoklatan yang terjadi karena pengaruh faktor kimia, biota, dan kelembaban ruangan. Proses bleaching memakan waktu cukup lama dan melalui beberapa tahapan. Proses Bleaching diharapkan sekali jadi karena bila sekali saja gagal maka beresiko merusak kertas. 

Tahapan pertama perendaman kertas yang akan di-bleaching dengan air bersih selama lima menit baru kemudian dimasukkan kedalam larutan kimia selama kurang lebih setengah jam. Setelah itu dibilas lagi dengan air bersih beberapa menit kemudian dilanjutkan dengan perendaman dengan campuran air asam dan basa selama lima belas menit. Terakhir dibilas dengan air bersih dan dikeringkan dengan bantuan kipas angin. Sangat dilarang mengeringkan kertas basah dengan menjemurnya.

Sambil menunggu proses Bleaching, disela dengan menyambung kertas. Sebelum praktek menyambung kertas, praktek membuat lem terlebih dulu. Lem yang digunakan untuk menyambung sesuai standar yang umum adalah lem CMC atau Carboxy Methyl Cellulose. Lem CMC mudah didapat dipasaran. 

Dari menyambung kertas dilanjutkan dengan menambal dan laminasi. Laminasi adalah pelapisan bahan tipis pada kedua sisinya. Baik menambal ataupun laminasi menggunakan kertas Tissu Jepang. Namun bila tidak ada atau kesulitan mendapatkan Tissue Jepang dapat diganti dengan kertas minyak.
Sesi berikutnya adalah fumigasi. Fumigasi adalah proses pengasapan untuk membunuh hama dan serangga. 

Untuk sesi Fumigasi, Pak Aris mengajak peserta untuk menghitung volume ruangan praktek. Volume ruangan diperlukan untuk menetukan jumlah tablet phosphor racun serangga. Setiap 1m3 dibutuhkan 2-3 butir tablet. 

Setelah diketahui volume ruangan, tablet seukuran kuku jari jempol orang dewasa diletakkan diatas wadah kertas, dan ditempatkan dibeberapa titik dan diletakkan di lantai. Dua jam kemudian tablet itu bereaksi tanpa mengeluarkan asap. 

Tablet yang mengandung phosphor perlahan lahan menguap dan mengeluarkan gas beracun yang menyerang berbagai serangga yang ada di dalam buku. Meskipun asap tidak nampak, namun gas yang muncul hasil proses kimiawi dari tablet itu sangat beracun bahkan bagi manusia sekalipun. Oleh karena itu perlu diperhatikan sebelum proses fumigasi, apakah ada celah? Pastikan celah tersebut sudah ditutup rapat. (Baca juga:  FUMIGASI BASMI SERANGGA )

Karena waktu yang terbatas beberapa praktek perawatan dan konservasi serta penggunaan beberapa alat pendukung tidak dapat dilaksanakan. Workshop Konservasi Kertas yang hanya sehari dirasa peserta terlalu pendek. Namun tetap perlu disyukuri karena peserta belajar cukup banyak dalam merawat koleksi kertas. Terima kasih kepada panitia dan penyelenggara atas workshop yang terlaksana dengan baik.***

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelaya...