Rabu, 24 Februari 2021

Museum Menjadi Vaksin Untuk Memperkuat Imunitas Bangsa Indonesia dari Virus Disintegrasi & Degradasi Nasionalisme.

Saat ini virus tidak hanya Corona tetapi ada banyak macam virus. Ada virus disitegrasi bangsa, nasionalisme yang menurun dan sebagainya. Maka imunitas diri dan bangsa harus kita perkuat. Bagaimana kita menjaga imunitas rasa berbangsa dan nasionalisme kita? Salah satunya dengan museum.

 Museum identik dengan masa lalu karena kaitannya dengan waktu. Ada dimensi waktu yang tidak bisa kita lepaskan. Kita tidak akan mengalami masa kini tanpa ada masa silam. Jadi posisi museum sangat strategis sekali yaitu mampu menghubungkan masa lalu dan masa yang akan datang. Museum berisi jejak- jejak peristiwa masa lalu. Benda-benda yang menjadi saksi peristiwa masa lalu itulah yang akhirnya sampai pada kita. Namun banyak juga yang tidak sampai pada kita. Dari benda masa lalu itulah kita mendapatkan informasi. Informasi itu kemudian dikelola museum dan benda-bendanya dikaji kemudian hasil kajiannya itu dipublikasikan.

Generasi masa kini dapat melihat masa lalu melalui museum dan peninggalannya. Masa lalu akan berlalu begitu saja jika tidak ada yang mementaskan kembali. Oleh karena itu peristiwa-peristiwa masa lalu itu harus kita pentaskan lagi, harus kita maknai kembali. Benda benda itu akan menjadi tanpa makna jika museum tidak menampilkan kembali, tidak ada kajian kembali dan dibiarkan begitu saja.

 Itulah pentingnya museum sebagai lembaga, yang bisa mengkonservasi peninggalan masa silam, mengkajinya kemudian mempresentasikan untuk masa kini. Generasi masa kinilah yang kemudian memanfaatkan peninggalan-peninggalan itu melalui museum. Melalui museum, banyak nilai-nilai dan makna yang bisa diambil untuk menempuh masa depan. Artinya sebagai bahan memperkuat karakter dan kepribadian menghadapi tantangan masa depan. Materi-materi pendidikan karakter itu bisa diambil dari museum dan kegiatannya.

Museum untuk masyarakat.
Museum itu diselenggarakan untuk masyarakatnya bukan untuk bendanya. yang paling penting yaitu melayani publik. Museum baru punya makna setelah ada interaksi kepada masyarakat. Maka apa yang menjadi kekuatiran museum itu sendiri adalah ditinggalkan masyarakatnya. Itu yang harus museum perjuangkan dengan berbagai cara terutama di masa pandemi seperti sekarang ini. Perlu dicari strategi bagaimana agar museum tetap menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi.

Roh museum ada di koleksi itu sendiri atau koleksi bendawi. Pengelolaan museum berawal dari proses mengumpulkan, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, memamerkan. Yang paling penting adalah mengkomunikasikannya kepada masyarakat.

Museum itu seperti sekolah tetapi berbeda. Pendidikan di sekolah, ya pendidikan saja tidak ada unsur hiburan. Contoh saat pelajaran matematika tidak mungkin belajar sambil bercanda. Berbeda dengan museum, di museum itu bagaimana supaya pesan tersampaikan dalam suasana yang enjoy. Museum harus mengemasnya dalam satu bentuk namanya edutainment. Apapun informasinya museum akan mengemas dalam bentuk pendidikan dan hiburan sehingga Museum menjadi lembaga hiburan yang mendidik.
Tugas Museum
Memang menjadi tantangan bagi guru sejarah bagaimana mengajar pendidikan sejarah, bagi guru seni bagaimana mengajar seni budaya. Kedepannya bisa diolah dan dikemas dengan bekerja sama dengan museum, bagaimana ilmu tentang kesejarahan dan seni budaya serta ilmu-ilmu lain itu dipresentasikan.

 Museum tanpa masyarakat itu seperti etalase tanpa pembeli. Terpajang saja dan tidak ada manfaatnya. Museum disebut gagal bila tidak mampu membuat masyarakat memanfaatkan-nya. Tentu saja dalam mengkomuni-kasikan dengan masyarakat ini tidak lepas dari bangunan atau lokasi museum.

Berbicara masalah komunikasi, museum adalah penyampai pesan dan masyarakat adalah penerima pesan. Pesannya melalui koleksi yang ada di dalamnya. Koleksi inilah yang nanti akan diolah dalam bentuk program-program publik yang ada di museum. 

Apapun program publiknya meski bersifat hiburan tetap harus didasarkan pada pesan yang ada di koleksi museum.Oleh karena itu, program yang dibuat tidak semata-mata hiburan saja. Itulah yang dikatakan bahwa koleksi museum itu adalah Rohnya museum. Relasi masyarakat dengan museum makin dekat dengan program-program publiknya.

 Komunikasi di museum meliputi semua aktifitas untuk menarik pengunjung (Publikasi & pemasaran), mencari kebutuhan mereka (Penelitian & evaluasi), dan menyediakan kebutuhan intelektual pengunjung (Pendidikan dan hiburan), semua itu dikemas dalam program publik.

 Museum dalam dunia pendidikan adalah mitra. Menurut Ki Hajar Dewantara museum adalah pusat pendidikan bagi sekolah, keluarga dan masyarakat. Tujuan pendidikan abad 21 menurut UNESCO dalam mengembangkan Ilmu pengetahuan, Ketrampilan, Kepribadian / Jatidiri, dan Kebersamaan dapat diperoleh di Museum.

Peran strategis museum
Peran strategis museum yang lainya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkuat kepribadian Bangsa dan membangun Ketahanan nasional dan Wawasan Nusantara.

Kecerdasan bangsa terkait dengan literasi. Kita dapat menggunakan bahan-bahan dari museum sebagai bahan literasi. Kita diajak untuk tidak hanya membaca tulisan tetapi membaca perkembangan jaman, bagaimana perkembangan saat ini. Kalau dulu hanya penjajahan sekarang banyak sekali pengaruh-pengaruh dari luar yang mengarah pada disintegrasi bangsa munculnya paham-paham yang mengganggu stabilitas nasional.

Memperkuat kepribadian bangsa maksudnya karakter kita bangsa Indonesia itu berbeda dari karakter bangsa lainnya. Bangsa Indonesia disebut Indonesia karena budayanya. Budaya kita itulah yang membedakan kita dengan bangsa lain. Maka budaya menjadi benteng yang sangat kokoh di Indonesia. Budaya harus kita kelola bersama karena sangat penting bagi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketika membahas budaya inilah museum sangat tepat untuk pendidikan karakter bangsa. ***

 Sumber tulisan:
Paparan Bpk. Judi Wahyudin M.Hum dan Bpk. Vincentius Agus sulistya, Spd. MA dari akun Youtube QITEP IN MATHEMATICS dalam Webinar Peran Museum dalam Menjaga dan Melestarikan Budaya Literasi dan Numerasi yang diselenggarakan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta bekerjasama dengan SEAMEO Regional Centre for QITEP in Mathematics.

Senin, 22 Februari 2021

Video 10 Tahun Museum Ursulin Santa Maria


Museum Santa Maria diresmikan dan dibuka pertama kali pada 6 Februari 2011 oleh Romo Bratakartana, SJ. Museum diprakarsai oleh Sr. Inggrid Widhiningsih, OSU dan dibantu relawan pertama Ibu Gina Sutono alumni SPG Santa Maria. Video pendek ini merangkum perjalanan 10 tahun Museum Santa Maria yang kemudian berubah menjadi Museum Ursulin Santa Maria. Selamat menikmati  

Senin, 08 Februari 2021

Dignity Orang Indonesia dalam pandangan Scott Merrillees

Scott Merrillees seorang Penulis, kolektor dan peneliti kartu pos kuno Indonesia menampilkan Dignity atau Martabat dan wajah Orang Indonesia dalam bukunya yang ke empat “Faces of INDONESIA” seperti ditulis KOMPAS Selasa, 2/2/2021 pada kolom Nama & Peristiwa, halaman 16.  

Dua gambar yang diterbitkan dalam dua buku berbeda yaitu foto anak-anak yang sedang membaca koran yang dijadikan cover buku pada edisi keempatnya itu, juga gedung sekolah dan asrama putri yang dikelola para Suster Ursulin di Batavia ditampilkan pada buku dengan judul “BATAVIA In Nineteenth Century Photographs”, menunjukkan kepedulian Pak Scott dalam pendidikan dan sejarah sekaligus keinginan menunjukkan kepada pembaca, wajah sesungguhnya dari orang Indonesia yang haus ilmu dan selalu berusaha meningkatkan kualitas intelektualnya. 

Selamat kepada Pak Scott Merrillees atas terbitnya buku keempat “Faces of INDONESIA“ yang memperkaya sejarah Indonesia, dan semoga membuka mata pembaca untuk melihat situasi pendidikan saat ini apakah sungguh menampakkan wajah Indonesia. ***





Minggu, 07 Februari 2021

Acara 165 Tahun Ursulin



Sebagai rangkaian awal acara 165 tahun, mari kita mengenal lebih dalam Biara, Asrama, dan Sekolah Santa Maria Juanda-Jakarta, menapak tilas sejarah sekaligus mengenal kehidupan biarawati Ordo Santa Ursula (OSU) di Biara Santa Maria Juanda Jakarta. 

Disiarkan oleh Hidup TV dalam "Tour the Biara Episode 16: Biara Santa Maria"

Sabtu, 6 Februari 2021 

Pukul 09.30 WIB 

Via link: https://youtu.be/I32CKvr0T-8

Jangan lupa SHARE, LIKE👍 dan SUBSCRIBE🔔🙏Tuhan memberkati

Senin, 01 Februari 2021

Mutu Derajat Jurnalis

Budaya jurnalistik yang tidak beretika dalam dunia modern saat ini menjadi ‘tsunami’. Tsunami itu air yang banyak dan bisa membu-nuh kita. Tsunami informasi berarti informasi yang sangat banyak dan tidak terbendung. Tidak lagi ada etika dan tata krama dalam sebaran informasi.

Sebelum dunia internet dikenal, setiap jurnalis yang melaporkan berita selalu menyertakan sumber kutipan. Bagaimana melihat jurnalisme dalam era internet? Pertanyaanya kita sebagai pembaca bukan mana benar dan salah beritanya, tetapi bagaimana kita mengukur derajat keperca-yaan media yang kita baca. Bila kita menulis, memilih sumber, memilih kutipan kemudian mempublikasikan atau sekedar memviralkan atau memforward berita dari Whatsapp, facebook dan sosial media lainya pertanya-annya adalah apa yang membuat kita dipercaya oleh masyarakat pembaca WA atau media sosial itu?

Tugas utama jurnalis adalah memberitakan kebenaran yaitu kebenaran fungsional yang dibu-tuhkan masyarakat, bukan kebe-naran teologis, bukan kebenaran filsafat juga bukan kebenaran ideologi. Arti kebenaran fungsional itu kebenaran sehari hari yang bisa direvisi dan diperbaiki layaknya ilmu pengeta-huan, sejarah dan sebagainya.

Esensi jurnalisme adalah verifikasi, bedakan dengan hiburan, propaganda, fiksi infotainment atau seni. Oleh karena itu jurnalis harus bersikap setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi dalam liputan seperti nama lengkap, tujuan wawancara, email dan seterusnya; bersandar pada reportase sendiri dan menyadari prinsip urutan sumber dimana sumber pertama lebih bisa diandalkan dari sumber kedua dan seterusnya. Juga bersikap rendah hati, dalam memverifikasi perlu pikiran terbuka.

Untuk memverifikasi, pertanyaan yang baik mencerminkan keterbukaan pikiran dari 5W1H dan bukan pertanyaan tertutup dengan jawaban ya atau tidak.

Penggunaan sumber anonim dengan ketentuan bila sumber tersebut berada pada lingkaran pertama peristiwa berita atau untuk keselamatan sumber tersebut bila identitasnya terbuka.
Sumber anonim harus lebih dari satu dan independen satu dengan yang lain. Sumber anonim harus berjanji bahwa perjanjian ke anoniman batal bila dia terbukti menyesatkan atau beritanya tidak benar.

 Paparan tentang jurnalistik itu disampaikan oleh jurnalis senior dari Human Rigths Watch Bpk. Andreas Harsono sebagai narasumber webinar “Bagaimana menilai jurnalisme bermutu dalam tsunami informasi?”, yang diselenggarakan oleh Museum BENTENG HERITAGE dan Persaudaraan PERTIWI, didukung AGSI (Asosiasi Guru Sejarah Indonesia), KOMJEL (Komunitas Jelajah) dan Komunitas Historia Indonesia, pada Rabu 27 Januari 2021 Jam 19.00 WIB. Dalam webinar tersebut Panitia juga menghadirkan sejarahwan Prof. Peter Carey.

Menurut Prof. Peter Carey, peran dari wartawan selama masa sejarah sangat penting dan tidak diragukan. Tetapi wartawan paling sering diserap dalam politik, contoh pada perang Diponegoro, kalau Belanda mau mengakui kesalahan mereka tentang kesa-lahan kebijakan yang mengakibatkan krisis maka mereka bisa kalah perang. Maka mereka membelokkan sejarah dengan cerita bahwa Diponegoro melawan karena frustasi tidak jadi sultan dan tidak mau ada modernisasi saat Belanda melebarkan jalan di areal kediamannya. Ada kesan siapa menang akan menulis sejarah.

 Prof Peter berpesan agar kita menjadi jurnalis yang berani menuliskan kebenaran “Kebohongan besar menjadi salah satu biang keladi malapetaka besar di beberapa negara. Saat kita menulis sejarah, kita harus berani menulis yang benar. Jangan takut mengutarakan sesuatu yang tepat kepada pemimpin. Kita harus berani membongkar yang busuk. Kalau kita tidak membongkar yang busuk maka akan merusak akar atau sendi suatu negara.“

“Tugas seorang sejarahwan adalah mengungkapkan kebenaran yang menjadi peninggalan abadi sekaligus jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa depan.” Pungkas Prof Peter. ***

Selasa, 26 Januari 2021

Santa Angela Merici dan Relikwinya

Museum Ursulin Santa Maria mempunyai relikwi Santa Angela Merici. Relikwi ini mengingatkan kita akan Santa Angela yang penuh rahmat, di mana rahmat itu berasal dari Allah sendiri.

Rahmat-rahmat itu antara lain:
 Rahmat mengantar doa-doa dan permohonan kita kepada Allah dengan perantaraan Tuhan Yesus
 Rahmat untuk tetap bertahan dalam masa yang sulit, maju sampai akhir dan bila perlu menempuh hidup baru
 Rahmat untuk mengampuni dan menerima sesama dengan segala kekurangannya
 Rahmat mendampingi orang yang sakit bahkan orang yang ngajal untuk kembali kepada Sang Pencipta dengan damai
 Rahmat untuk menghibur orang yang susah
 Rahmat untuk mendidik terutama anak-anak, gadis-gadis dan perempuan
 Rahmat keberanian untuk memulai sesuatu yang baru
 Rahmat kesetiaan dan peka mendengarkan Roh Kudus
 dst
Jadi relikwi Santa Angela itu mempersatukan kita dengan rahmat itu dan Rahmat Allah ini dapat dirasakan sepanjang masa.

Kami percaya bahwa kehadiran Santa Angela telah menghadirkan kasih Allah sendiri, lengkap dengan muzijat penyembuhan-Nya, sembuh dari keterasingan.

Jadi bagi Museum Ursulin Santa Maria, kehadiran Relikwi Santa Angela meneguhkan iman kami akan kehadiran Santa Angela dan kehadiran Tuhan Yesus yang adalah kekasihnya, dan bersama relikwi Orang Kudus lainnya, meneguhkan iman kami akan Gereja sebagai Persekutuan Orang Kudus.

Dan secara khusus melalui Santa Angela kita dapat memohon rahmat keberanian untuk bersama-sama umat manusia mengatasi pandemic COVID 19 dan menem-puh hidup baru, cara baru dalam berbakti kepada Tuhan.

Senin, 25 Januari 2021

Santa Angela Merici


Santa Angela Merici adalah pendiri Kompani Santa Ursula, di Brecia - Italia tahun 1535. Para pengikut Santa Angela disebut Ursulin. Museum Santa Maria yang berada di dalam kompleks biara Ursulin Santa Maria, merupakan saksi sejarah keberadaan dan perjuangan para Ursulin. Para suster Ursulin ini adalah Pendidik Perempuan Pertama di Indonesia.
Santa Angela diperingati setiap tanggal 27 Januari, untuk menyambut hari Pestanya ada beberapa video, di mana para sahabat museum Santa Maria dapat mengenal lebih dekat dengan Santa Angela Merici, dengan membuka tautan berikut: 

https://youtu.be/A536jQhOhBg 
https://www.youtube.com/P6Q-0Gfgd18

Kamis, 21 Januari 2021

Santa Angela Merici di Museum Ursulin Santa Maria:

Di (dalam) setiap museum terdapat bagian yang diutamakan, karena di situ terdapat point awal yang menjadi tema atau visi Museum itu.

Di Museum Ursulin Santa Maria, yang menjadi tema utama adalah tentang pendidikan bagi para gadis, sekolah berasrama dan pendidiknya, yaitu para biarawati Ordo Santa Ursula (para Ursulin), pendidikan bagi perempuan ini di Indonesia dirintis pertama kalinya, pada tahun 1856 di Jalan Noordwijk – Batavia (sekarang Ir. H. Juanda) nomor 29 Jakarta.

 Uni Roma Ordo Santa Ursula, salah satu cabang keluarga rohani bernama Kompani Santa Ursula atau Serikat Santa Ursula, didirikan oleh Santa Angela Merici (tahun 1474 – 1540), di Brescia – Italia. Pada zaman sekitar abad 15 – 16, serikat ini sangat istimewa karena merupakan pembaktian diri para perempuan kepada Tuhan yang spiritualitasnya atau semangatnya dapat kita dalami melalui kata-kata Santa Angela, yang tertuang dalam regula, warisan dan nasihat Santa Angela. Juga dengan merenungkan cara dan teladan hidupnya.

Kata-kata Santa Angela, terutama Regula telah memberi hidup dan semangat serta struktur kepada Serikat Santa Ursula. Santa Angela memberi teladan hidup yang dibaktikan sepenuhnya kepada Tuhan dan dalam mendirikan Serikat Santa Ursula terinspirasi oleh Roh Kudus karena relasi beliau yang mendalam dengan Tuhan. Tuhan yang beliau hayati sebagai kekasih.

 Keprihatinan beliau akan keadaan masyarakat dan gereja pada waktu itu, terutama yang diakibatkan oleh perang yang berdampak sangat buruk bagi para perempuan dan gadis-gadis. Santa Angela merenungkan: dalam menghayati kehidupannya, perempuan (juga) mendambakan dapat memusat-kan hidupnya, cintanya, tenaganya, waktunya kepada Tuhan. Pendeknya berbakti sepenuhnya kepada Tuhan, sebagai jawaban kepada Tuhan yang lebih dahulu mencintai dan mengasihi kita.

Seperti dalam Kitab Ulangan 6: 4 – 7, perempuan juga dipanggil untuk menghidupi Perjanjian Allah Yahwe dengan umat-Nya. Musa berkata kepada Israel: “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan Allah kita hanya satu. Hendaknya engkau mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan (menetap dalam hatimu), haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Santa Angela mencintai Tuhan sepenuhnya, dengan sifat keibuannya yang menonjol beliau membimbing para perempuan dan mengumpulkan puteri-puterinya.

Dari pertemuannya dengan para perempuan dan gadis yang minta bimbingan kepadanya, Santa Angela merenung: Apakah benar-benar mungkin tidak ada orang yang terpikir untuk melindungi hak-hak Allah dan mencari solusi masalah seperti misalnya seorang gadis yang berkata: “Saya merasa Tuhan menginginkan saya bagi diri-Nya, tetapi orang tua saya yang sudah lanjut usia membutuhkan saya, mereka mencarikan suami untuk saya, tapi saya merasa bahwa hidup pernikahan bukanlah untuk saya”.
 Murid-murid (pengikut) Angela adalah gadis-gadis muda yang hatinya terpaut pada Kristus. Gadis-gadis ini telah jatuh cinta pada-Nya dan berniat hidup sebagai mempelai-Nya.

 Akhirnya Santa Angela mendirikan Serikat Santa Ursula dan memberi Regula sebagai pedoman dasar hidup mereka. Dengan menjadi anggota Serikat Santa Ursula, perempuan dan para perawan tetap dalam posisinya di tengah masyarakat, tetapi mereka telah dikukuhkan disatukan untuk melayani Tuhan yang Agung, dan diberi hadiah yang istimewa, yaitu (Allah telah memilih mereka) menjadi puteri kesayangan malahan mempelai yang sejati dan kudus dari Putera Allah. Martabat yang agung ini bukan untuk suatu ambisi menaikkan tingkat sosial tetapi wewenang untuk pelayanan cinta.

Dalam membimbing puteri-puteri, Santa Angela menasihatkan agar …. dalam bertindak, motivasinya hanya karena cinta kepada Tuhan dan kebahagiaan jiwa-jiwa. Inilah pedoman bagi puteri-puterinya bila mengadakan pembedaan roh.
 
Bagi para pengkutnya Santa Angela meninggalkan tulisannya, selain Regula ada Nasihat dan Warisan. Bab-bab dari Nasihat St. Angela memuat norma-norma bagi pemimpin puteri-puterinya, untuk membantu mereka melatih para anggota Serikat St. Ursula. Norma-norma inilah yang selanjutnya menjadi kriteria dasar dari Pendidikan Ursulin.

 Kemudian dalam sejarahnya, puteri-puteri Santa Angela menjadi Ursulin, menjadi pendidik dan menyebarkan semua prinsip yang lahir dari Bunda Angela ke seluruh dunia.

 Prinsip pendidikan bagi perempuan dan para gadis telah sampai di Indonesia berkat Ursulin dari Sittard – Belanda, yang mulai berkarya tahun 1856.

 Sekarang, Angela Merici telah mendapat tempat tersendiri di dalam buku-buku teks sejarah pendidikan, di antara para ahli pendidikan.

Workshop di Penghujung Tahun 2020

 

Foto oleh Bp. Adang Suryana

Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK) Dirjen Kebudayaan Kementerian Dikbud bersinergi dengan AMI DKI Jakarta Paramita Jaya menggelar Pelatihan Museum dan Transformasi Digital. Hotel Desa Wisata TMII dipilih panitia yang diketuai Bapak Adang Suryana, Wakil ketua II Paramita jaya sebagai tempat penyelenggaraan acara selama dua hari .

 Pemateri Hari ke – 1 Rabu 16/12/2020 dimulai Pukul 09.00 oleh Direktur PTLK, Bapak Judi Wahjudin. Judul Akselerasi Digital Society untuk Museum menjadi tema sesi pertama sekaligus kata sambutan yang menekankan pentingnya museum mengikuti perkembangan dunia teknologi.

 Cindy Tan pemateri berikutnya dari museum MACAN memberi judul Eksibisi Museum dan Strategi Digital pada sesi berikutnya dengan fokus pembahasan Peran Media Digital dalam Sebuah Museum. Menurutnya, Dunia digital saat ini dipengaruhi pandemi.

 Media Digital adalah media yang dikodekan dalam format yang dapat dibaca oleh mesin machine-readable beberapa Program-program komputer dan perangkat lunak seperti citra digital,digital video, video games; halaman web dan situs web, termasuk media sosial; data dan database; digital audio, seperti mp3, mp4 dan e-buku adalah contoh media digital.

 Peran media digital adalah sebagai alat bantu komunikasi dan pembelajaran untuk mendukung penyerapan informasi, edukasi, dan ilmu pengetahuan dalam museum. Media Digital Mengundang Orang Untuk Datang ke Museum. Museum dapat disejajarkan dengan pusat hiburan dan perbelanjaan serta destinasi pariwisata.
 
Penggunaan media digital untuk mendukung informasi yang disediakan dalam ruang pameran berperan sebagai daya tarik dan ‘wow factor’ yang mendukung orang banyak dari berbagai latar belakang untuk datang ke dan mengalami apa yang dihadirkan oleh museum.

 Sesi ketiga diisi Bapak Punto Argari Sidarto dengan teori dan praktek Perancangan Pameran Virtual-daring di Museum. Dalam paparan awal Pak Punto menjelaskan, konsep perancangan pameran museum tidak boleh lepas dari visi misi museum itu sendiri.

 Pada saat perancangan konsep tidak boleh lepas dari peran kurator. Setelah konsep terbentuk baru dibuat kerangka alur dan berlanjut ke skenario. Di skenario inilah peran kurator sangat besar karena muatan materinya. Dari skenario bisa berlanjut ke produksi atau dibuat narasi dan storyboard terlebih dahulu.

 Selepas paparan ini, panitia membagi peserta menjadi beberapa kelompok untuk berlatih bekerja sama antar museum membuat sebuah konsep pameran yang kemudian dipresentasikan.

 Hari kedua (17/12/2020), sesi pertama diisi Mbak Yuli Fajar Wulandari, Humas Amida DKI PARAMITA JAYA dengan judul Transformasi Digital dalam Kehumasan Museum.

 Mengutip Frank Jefkins, Mbak Yuli menyatakan definisi Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara semua organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

 Sedangkan Humas Digital (Digital PR) adalah bidang ilmu PR yang berfokus pada optimalisasi perkembangan dunia internet/digital yang mampu menyebarkan informasi dengan cepat dan menjangkau pengguna internet di belahan dunia manapun.

 Humas Digital Museum Community Relations antara lain, Media Relations, Digital Campaign, Social Media, Publikasi Online, Digital Ads & Endorsement, Government Relations, Customer Service Website, E-mail.


 Humas Digital Museum harus mempunyai Strategi Pendekatan Komunitas Online meliputi Riset terkait lokasi, usia, gender dan status sosial kemudian membangun reputasi dengan konten menarik dan edukatif dan terus memantau Digital Branded Traffic (Keberhasilan branding institusi di internet) 

 Beberapa Strategi Social Media Marketing antara lain Menggunakan hashtag atau keyword, Memperhatikan waktu prime time setiap media social. Promosi oleh Influencer, memanfaatkan testimoni pengunjung atau khalayak untuk share yang tinggi serta Sering berinteraksi secara online, terutama di golden time, yakni 1 jam pertama saat konten dipublikasikan.

 Usai paparan Mba Yuli, dilanjutkan pemateri hebat lainnya tentang Media Sosial Museum dan Pemasaran Digital , Mas Reza Zefanya Mulia dari Museum MACAN.

 Mas Reza mengajak museum mengoptimalkan konten dengan memecah konten yang sudah dibuat menjadi beberapa konten untuk media sosial sesuai target audiens. Kemudian pelajari, pahami dan maksimalkan fitur yang ada di setiap aplikasi sosial media untuk mendukung konten.

Dari hasil publikasi di sosial media, museum harus tanggap dan bereaksi cepat apabila audiens memberi respon atas konten yang di publish. Reaksi cepat itu menandakan bahwa kita dekat dengan audiens. Dari hasil pendekatan tersebut museum dapat mengkonversi menjadi pertemuan lanjutan, penjualan souvenir /merchandise, kehadiran dalam program publik dan rujukan.

Usai santap siang dilanjutkan pemateri akhir sekaligus praktek (Workshop) oleh Ibu Resita I. Kuntjoro-Jakti tentang membuat konten digital marketing dan membuat planning promo kegiatan di media sosial.

 Komponen Strategi Pemasaran Digital antara lain menentukan USP (Unique Selling Point) bisnis, memahami personal pelanggan, mendefinisikan tujuan dan KPI pemasaran (Spesifik, Terukur, Dapat dicapai Relevan, Sasaran Berbatas Waktu), Identifikasi target pasar, melakukan analisis kompetitif, Kelola dan alokasikan sumber daya dengan tepat untuk mencapai tujuan, Pantau dan optimalkan kinerja kampanye.

 Panduan untuk membantu pembuatan konten visual dan teks yaitu Narasi, Warna, Typeface/Font, Kalender, Fotografi (mood board), Konten: Pilar, Visual, Copy Text.

 Pilar topik konten memudahkan pembuatan Kalender Konten untuk rencana editorial. Topik apa saja yang bisa digunakan untuk pilar konten? Antara lain: Produk, Info program/Kegiatan, Kontekstual (ucapan Hari Besar, dll), Brand, Sejarah. Berapa jumlah pilar yang sebaiknya dibuat? Cukup 3 - 5 topik Konten Visual merupakan aset visual yang digunakan/dirancang untuk konten mengikuti kaidah identitas brand. Aset dapat berupa still photo, animasi ataupun video yang atraktif. Dapat menggunakan logo brand atau ciri visual khas identitas brand (seperti swoosh, ilustrasi, dll). Perhatikan ukuran aset visual dibutuhkan untuk setiap platform media sosial.

 Konten Copy Text pada konten caption dibuat dengan isi yang menarik keingintahuan, informatif, dapat diandalkan, menggunakan gaya bahasa yang cocok dengan target sasaran, dan mendorong keterlibatan tinggi (untuk like, comment, share), juga klik tinggi. Penggunaan tagar/hashtag dalam konten sesuai netiket adalah maksimal 3 tagar. Sisa tagar lainnya dipasang pada kolom komen. Tidak terlalu panjang membuat kalimat atau paragraf pada caption.

 Sesi pemaparan oleh Ayumurti Bulandini, S.Sn, M.Sn asisten Ibu Resita I.Kuntjoro-Jakti diakhiri dengan workshop dan presentasi oleh peserta.

 Workshop yang sangat menarik ini dihadiri perwakilan dari 35 museum anggota Amida DKI Paramita Jaya. Sangat disayangkan banyak museum yang tidak mengirimkan wakilnya karena materi workshop sangat bermanfaat bagi museum dalam menghadapi perkembangan teknologi dan di masa pandemi sekarang ini. Selain itu workshop di akhir tahun 2020 ini menjadi sarana temu kangen setelah hampir setahun pertemuan di udara.***

Minggu, 10 Januari 2021

PANGGILAN SUCI DUA SAHABAT

Gambar Yesus dibaptis oleh Yohanes, sumber:  https://images.app.goo.gl/9tkHc7q7t8aLPz6v8

 Ketika Yohanes sudah saatnya mewujudkan panggilannya, ia segera pergi ke padang gurun dan tinggal di sana. Yesus juga sering mengunjungi rumah Elisabeth dan terus berelasi akrab dengan dengan anaknya Yohanes. Mungkin Yesus juga pernah bersama-sama Yohanes pergi ke Padang Gurun. Dan kalau Yohanes mengajar murid-muridnya, ia datang ke dekat sungai Yordan dan kemudian membaptis mereka.

Suatu saat Yesus juga datang ke dekat Sungai Yordan di mana Yohanes sedang mengajar orang banyak dan Yohanes berkata “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.”
Kemudian banyak diantara mereka yang datang dan memberikan diri untuk dibaptis sebagai tanda pertobatan mereka. Namun banyak juga orang yang bertanya-tanya satu sama lain: “Siapakah dia?” “Mengapa dia membaptis? “Apakah dia mesias?” Mendengar orang banyak saling bertanya, akhirnya Yohanes menjawab: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasudnya pun aku tidak layak.”

 Tidak lama kemudian Yesus muncul dan ikut bersama orang-orang lain datang kepada Yohanes untuk dibabtis. Ketika Yesus sampai di depan Yohanes dan siap dibaptis, sesaat Yohanes terhenyak, ternyata Yesus sahabatnya ada di depannya.

Ketika Yohanes sedang membabtis Yesus, Yohanes melihat burung merpati turun ke atas-Nya dan ia juga mendengar suara “Engkaulah anak-Ku yang kukasihi, kepadamu-lah Aku berkenan.” (Lihat: Injil Lk 3: 15-22).

 



Mengapa pemotretan koleksi tidak cukup satu kali?

  Salah satu pekerjaan di museum adalah memotret koleksi. Suatu ketika seorang staff museum yang baru bertugas, membantu meregistrasi koleks...