.jpg)
Jumat, 23 Mei 2025
Koleksi Museum Pendidikan Santa Maria Dipamerkan
.jpg)
Rabu, 21 Mei 2025
Perjalanan Alih Bahasa Alkitab
![]() |
Ki-ka: Pak Agus, Sr. Marie Louise OSU, Ibu Jani dan Pak Albert |
Museum Alkitab di Salemba Raya menjadi salah satu tujuan untuk studi banding karena koleksinya khusus yaitu alkitab. Museum Alkitab menceritakan perjalanan alih bahasa Alkitab sejak abad pertama Masehi sampai saat ini.
Di Museum Alkitab dipamerkan
perjalanan perkembangan penulisan alkitab dari bahasa Ibrani kemudian Yunani,
Latin dan akhirnya berkembang sampai saat ini dalam berbagai bahasa. Di
Indonesia alkitab yang pertama berbahasa Melayu kemudian berkembang mengikuti
berbagai bahasa suku-suku yang ada di Indonesia.
Bapak Albert, Kepala Museum Alkitab,
menyambut sekaligus menemani keliling dimulai dari perpustakaan, museum dan
terakhir di toko buku. Di Perpustakaan, dipamerkan alkitab dalam berbagai
bahasa, buku terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan buku lain terkait
Agama. Nomor registrasi menggunakan system Desimal Dewey sehingga semua buku di
perpustakaan LAI selalu diawali angka dua (2). Angka dua (23) dalam istem
Desimal Dewey merujuk pada kategori Agama.
Hal menarik lainnya di Perpustakaan
terdapat teras yang dihiasi berbagai tumbuhan yang muncul dalam pembahasan
alkitab antara lain, Pohon Ara, Pohon Zaitun, Anggur. Pengunjugn dapat
menikmati area indoor maupun outdoor Perpustakaan yang terletak di lantai 3 gedung
LAI.
Selepas ruang Perpustakaan. Pak Albert
mengajak ke area Museum di lantai 2 geudng LAI. Area pamer museum dibagi dua
yaitu ruang pamer tetap dan temporer. Di ruang pamer tetap dipamerkan sejarah
berdirinya Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).
Dipamerkan juga sejarah alih bahasa
Alkitab dari awal penulisan berbahasa Ibrani kemudian berkembang ke bahasa
Yunani pada masa perjanjian baru, beralih lagi ke bahasa Latin oleh Santo
Hieronimus kemudian berkembang terus di Indonesia dalam bahasa Melayu pada abad
19. Saat ini alih bahasa alkitab
berkembang mengikuti bahasa-bahasa suku setempat di berbagai wilayah di
Indonesia menyentuh 500 bahasa.
Di ruang pamer ini juga ditampilkan
replika kodeks atau lembaran tulisan alkitab yang dibukukan juga replika
gulungan Alkitab berbahasa Ibarani. Selain itu juga dipamerkan sekilas tentang
Gutenberg yang sukses mencetak Alkitab dengan mesin cetak karyanya. Dimulai
Gutenberg, Alkitab dicetak dan disebarluaskan keseluruh dunia.
Di Ruang Pamer Temporer dipamerkan
berbagai jenis replika benda dan patung yang terkait dengan cerita dalam
Alkitab. Mulai dari biji tanaman, berbagai alat musik, model kemah, senjata
kuno, dua loh batu, uang, dan lainnya.
Hasil Kerjasama LAI dengan umat berupa
Alkitab yang ditulis tangan juga turut dipamerkan. Program LAI tersebut melibatkan dua
ribu orang yang menuliskan isi Alkitab secara bergantian. LAI menyiapkan kertas
seragam sebagai sarana penulisan dan umat menuliskan dengan tangan bab dan ayat
dalam Alkitab sesuai bagian masing-masing.
Selesai dari ruang pamer
dan toko buku LAI, foto bersama di depan Alkitab raksasa di Lobi Gedung LAI
mengakhiri kegiatan kunjungan. ***
Bentuk dan Model Arsip
![]() |
ki-ka: Pak Aji, Pak Firman, Ibu Jani, Sr. Marie Louise OSU |
Tulisan “Arsip Sebagai Simpul
Pemersatu Bangsa” terpampang di atas pintu masuk Diorama Sejarah Perjalanan
Bangsa di Museum Diorama Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Tulisan itu
menyambut kunjungan dalam rangka studi banding Museum Ursulin Santa Maria
(MUSM) ke ANRI yang dilaksanakan pada Selasa 2 April 2024.
Bapak Firmansyah yang
menyambut,mengawali tur keliling dengan ajakan untuk tersenyum “Mari kita
tersenyum karena kita disambut oleh para presiden yang tersenyum.” Katanya
sambil menunjukkan relief gambar para presiden RI yang tersenyum dalam satu
bingkai dengan judul “Senyuman Indonesiaku”
Pak Firman kemudian menjelaskan bahwa
Diorama Arsip ini menceritakan perjalanan bangsa Indonesia terkait dengan
kearsipan. Salah satu contohnya adalah replika batu prasasti yang tersebar di
berbagai tempat di Indonesia pada masa kerajaan.
Batu Prasasti tersebut merupakan Arsip
yang berkembang sesuai zamannya dimana batu prasasti menjadi penanda suatu
masa. Dalam Batu Prasasti terdapat berbagai informasi mengenai sejarah, seperti
urutan pemerintahan, kejadian penting pada masa lalu, serta genealogi suatu Kerajaan.
Semua batu prasasti di Museum Diorama ANRI adalah replika karena yang asli
tidak boleh direlokasi.
Arsip lain yang dipamerkan adalah
replika Poster bergambar perjuangan pada masa perang kemerdekaan. Poster-poster
tersebut menjadi arsip karena gambar dan tulisan yang unik karena menggunakan
ejaan bahasa yang berkembang saat itu.
Replika poster juga menggambarkan salah satu bentuk atau media
perjuangan pada masa perang kemerdekaan yang bertujuan mengobarkan semangat
pemuda untuk berjuang mengusir penjajah.
Suara juga menjadi Arsip yang
dipamerkan. Arsip suara para presiden yang pernah berkuasa di Indonesia dapat
dinikmati dengan bantuan headset. Tak ketinggalan Suara presiden Sukarno yang
memproklamirkan kemerdekaan RI dapat didengarkan secara langsung melalui
speaker di ruang pamer Kumpulan Naskah Teks Proklamasi.
Kunjungan ke ANRI menambah informasi
tentang berbagai bentuk Arsip serta cara memamerkan agar dapat dinikmati dan
menarik pengunjung. ***
Busana Suster
Busana suster meski mengalami perubahan namun pada pokoknya penampilannya dibuat sederhana. Pada awal pembentukannya, Romo Lambert tidak menentukan model baju secara khusus bagi para suster. Mengutip dari Kronik Ursulin Noordwijk, Baju yang dikenakan suster sederhana dan biasa saja.
1. Perliu diingat,bahwa pakaian dan cara berpakaian
mereka harus sopan dan sederhana sebagaimana layaknya kesederhanaan seorang
perawan.
2. Karena itu, mereka harus memakai gaun yang tertutup
dengan baik dan syal dari linen atau katun kain yang tidak terlalu mewah dan
tidak tembus pandang; demikian pula halnya dengan kerudung mereka.
3. Baju mereka harus terbuat dari kain kasar atau sejenis kain wol berwarna
coklat atau coklat tua, atau abu-abu tua, yang cocok dengan mereka
masing-masing sesuai dengan kemungkinan yang ada.
4. Mereka boleh tetap mengenakan pakaian yang mereka
miliki pada saat masuk kompani hanya sampai pakaian itu rusak. Dan asal pakaian
itu tidak berlipit-lipit tak berbelah lengannya, atau empunyai border
kerrawang, sulaman ataupun hiasan lain.
5. Endaknya mereka mengenakan ikat pinggang kulit sebagai
tandamatiraga lahir dan kesucian batin yang semnpurna.
6. Mereka tidak boleh mengenakan sutera, atau beludru,
atau perak atau emas, maupun sandal atau sepatu yang tidak hitamdan sederhana.
7. Syal atau kerudung tidak boleh warna-warni, atau
terbuat dari sutera atau kain yang terlalu mewah dan tembus pandang, pakaian
dalam mereka tidak berlipit-lipit.
8. Pendek kata, tidak mengikuti mode, atau pebnuh hiasan
atau tembus pandang, dan memakai hal-hal lain yang tidak perlu, yang bisa
menodai hati Nurani mereka sendiri dan orang lain,
9. Atau yang berlawanan dengan kesederhanaan seorang
perawan.
Jangan Takut Buat Museum
Reportase workshop
Pendaftaran Museum
Bapak Bayu Niti Permana
membacakan pesan dari Bapak Iwan Henry Wardhana selaku Kepala Dinas Kebudayaan
Provinsi DKI Jakarta, yang mendadak berhalangan hadir sekaligus membuka
acara.
Paparan pertama
disampaikan oleh Bapak Iskandar Eko Priyotomo
atau Pak Eko. Pembinaan museum tak terlepas dari Peraturan Pemerintah
(PP) no 66 Tahun 2015 tentang Museum, Permendikbud no. 24 Tahun 2022 serta
pedoman standardisasi museum.
Narasumber berikutnya
adalah Eva Laylatus Sa'diyah, Penelaah teknis kebijakan Direktorat Pembinaan
Tenaga dan Lembaga Kebudayaan menyampaikan tentang sistem pendaftaran museum.
Sistem Registrasi Nasional
Sistem Registrasi Nasional
dibangun sebagai Upaya mengumpulkan, mengelola dan mengembangkan data museum
se-Indonesia yang sebelumnya dilakukan secara manual kedalam satu sistem
digital.
1. Mengakses website https://museum.kemdikbud.go.id/
2. Klik menu MASUK atau https://sso.dapobud.kemdikbud.go.id/site/login
3. Pilih Register Here untuk memasukkan pendaftaran akun.
4. Jangan lupa siapkan akun dan password
5. Setelah berhasil melakukan registrasi akun
sso.dapobud, selanjutnya agar melakukan percobaan login ke Sistem Registrasi
Nasional Museum melalui tautan https://museum.kemdikbud.go.id menggunakan akun
sso.dapobud yang telah terdaftar
6. Masukkan data dan informasi museum yang didaftarkan
7. Update secara berkala perubahan dan perkembangan
kegiatan Museum
Dalam sesi tanya jawab Pak
Eko memberikan penjelasan bahwa apabila museum tidak didaftarkan tidak menjadi
soal, namun jangan kemudian mengeluh bila tidak mendapat dukungan dari pemerintah.
Penutup.
Pada sesi akhir, Bapak Bayu Niti Permana menjelaskan mekanisme Pendaftaran Museum di DKI Jakarta.
“Mohon dipersiapkan materinya kemudian nanti
didaftarkan. Pendaftaran akan diusahakan secara online kemudian data asli
ditunjukkan saat dikunjungi untuk verifikasi.”
Tantangan Komunikasi Generasi Z
Tantangan Komunikasi
Generasi Z
Reportase Mugalemon
edisi Juni 2024
Undangan temu Mugalemon
(Museum Galeri dan Monumen) di aplikasi Whats App grup (WAG) Amida Paramita
Jaya disampaikan oleh salah satu pengurusnya, Bapak Adang Suryana pada Selasa
25 Juni 2024.
“mari, hayu kita hadir langsung ke Museum Penerangan di TMII utk menambah wawasan, pengetahuan sekaligus melihat TMII saat ini yg sdh direnovasi.”
Besok kamis, 27 Juni
2024 di Museum Penerangan RI - TMII.
kita hadir langsung ke
Museum Penerangan di TMII utk menambah wawasan, pengetahuan sekaligus melihat
TMII saat ini yg sdh direnovasi.
Koleksi Museum Pendidikan Santa Maria Dipamerkan
SaintPedia berkolaborasi dengan Kampus Ministry Unika Atma Jaya menghadirkan relikui dari berbagai kelas dalam sebuah kegiatan pameran relik...

-
Hari Museum Indonesia tahun 2019 dirayakan dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah Grebeg Museum (=ramai-ramai mengunjungi museum...
-
Tanah makam para suster awalnya ada di Bidaracina. Semula tanah itu adalah pemberian Bapak Heugen, kepada Uskup Vrancken dengan mak...
-
Setiap kita ke museum apakah kita baca semua teksnya? Seperti apakah teks yang sesuai dan enak dibaca? Ibu Ajeng Ayu Arainikasi...