Selasa, 12 November 2024

Penghormatan Relikui


Museum Ursulin Santa Maria (MUSM) menggelar Pameran dan Penghormatan Relikui memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus. Kegiatan Pameran dan Penghormatan Relikui dilaksanakan selama dua hari pada 31 Oktober – 1 November 2024 di Kapel Santa Maria, komplek Biara Ursulin di Jalan Juanda no.29 Jakarta.

Kegiatan ini bertujuan untuk memelihara tradisi gereja Katolik dalam menghormati para kudus sekaligus menjadi sarana memperkenalkan tradisi Katolik dan Museum Ursulin Santa Maria, kepada seluruh siswa/i unit KB.TK/ SD/ SMP/ SMK serta seluruh warga kampus Santa Maria dan tentu saja para orang tua murid yang hadir dalam misa Jumat Pertama setiap bulan.

Relikui yang dipamerkan kali ini antara lain Relikui Santa Angela, Relikui Santa Ursula dan Relikui Santa Maria dari Inkarnasi. Relikui Santa Angela dan Ursula berupa bagian tubuh yaitu tulang seperti yang tercantum dalam sertifikatnya. Sedangkan relikui Santa Maria dari Inkarnasi adalah kain sutera yang telah disentuhkan ke bagian tubuhnya.

Waktu pelaksanaan dimulai lebih awal pada 31 Oktober dilanjutkan pada 1 November awal karena pada Sabtu,2 November 2024, Kapel akan digunakan untuk Misa Perkawinan dan hari minggu digunakan untuk misa babtis.

Kamis, 31 Oktober 2024 Pk. 08.00 – 09.00 Unit KB.TK mengawali kegiatan Penghormatan Relikui.

Kegiatan pertama setelah anak-anak duduk adalah menonton video pendek. Pelaksanaan kegiatan terasa lama karena lima guru pendamping sibuk mengatur, mengarahkan  dan menjaga-anak-anak. Durasi yang cukup lama bukan pada penjelasan tetapi mengarahkan agar anak-anak siap untuk duduk dan mendengarkan.

Tidak ada penjelasan tentang relikui karena anak-anak belum dapat membaca dan memahami. Hanya penjelasan tentang foto Santa Maria dari Inkarnasi kemudian membawa frame foto replika Relikui Santa Maria dari Inkarnasi lebih dekat kepada anak-anak yang duduk dibangku umat. Acara diakhiri dengan berdoa bersama.

Masih di hari yang sama, pada Pukul 09.00 – 13.00 unit SD bergiliran dari kelas 1 sampai kelas 6 mendengarkan penjelasan tentang Relikui dan memberi penghormatan. Acara pertama adalah menonton video pendek, setelah itu Pak Irwan, guru agama dan pendamping Pastoral sekolah memberikan penjelasan tentang Relikui.

Usai penjelasan relikui, Pak Irwan mengajak anak-anak berdoa dan mendampingi anak-anak memberi penghormatan kepada relikui sebelum kembali ke kelas.

Hari kedua, Jumat, 1 November 2024 SMP kelas VII mengawali kegiatan Penghormatan Relikui pada pukul Pk. 09.00. Kelas VIII melanjutkan kegiatan 40 menit kemudian dan diakhiri kelas IX. Di unit SMP penjelasan Relikui disampaikan pihak Museum. Hampir tiga jam unit SMP meluangkan waktu dalam kegiatan tersebut.

Unit SMK hadir di Kapel sekitar pukul 12.00 usai doa Malaikat Tuhan. Diawali kelas XI Kuliner dan Busana. Sesi kedua  pukul 13.00 kelas XI jurusan DKV dan kelas X Kuliner. Pak Bayu,guru agama dan Pastoral unit SMK mengawali kegiatan dengan menyapa seluruh yang hadir. Setelah  staff Museum memberi penjelasan tentang relikui, Pak Bayu mendampingi pera murid dalam doa dan mengarahkannya ketika memberi penghormatan relikui.

Semua unit kecuali TK menyertakan doa Indulgensi dalam doa-doanya. Doa Indulgensi adalah doa memohon kepada Tuhan bagi keselamatan arwah orang-orang beriman. Doa ini biasanya didoakan umat Katolik setiap tanggal1-8 November. Berikut isi doanya 

DOA INDULGENSI

DIDOAKAN TGL 01-08 NOV

 Bapa yang Maharahim, percaya akan kasih-Mu yang tanpa batas, bersama seluruh Gereja-Mu, pada hari ini kami mohon dengan sangat lepaskanlah para anggota keluarga kami, para tenaga pendidik, tenaga  kependidikan, dan tenaga  penunjang yang telah meninggal dunia, dari segala hukuman atas dosa-dosa mereka. 

Perkenankan mereka semua memasuki hidup abadi yang terang dan bahagia di Surga mulia, dan perkenankan mereka memandang kemuliaan cahaya wajah-Mu.

Ini semua kami mohon di dalam Kristus Putra-Mu dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin

 

Aku percaya … (1X)
Bapa Kami … (1 X)

Selepas acara, Pak Irwan mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat baik “Kegiatan ini sangat baik terutama untuk melatih anak belajar bersikap yang baik dan sopan ditempat ibadah”

Senada dengan Pak Irwan, Pak Bayu, juga mengatakan hal yang sama bahwa kegiatan ini sangat baik bagi para murid.  

 “Acara ini sangat baik terutama karena siswa SMK tidak semua berasal dari (SMP) Santa Maria dan juga banyak yang non katolik sehingga kegiatan ini menjadi sarana yang baik untuk mempromosikan museum sekaligus menguatkan iman murid yang katolik.”

Ia juga mengatakan bahwa kisah santo santa atau para kudus itu dapat menyentuh hati siapapun yang percaya bahwa Allah menggunakan mereka menjadi sarana berkat bagi manusia.

Penghormatan relikui para kudus di Kampus Urslin Sekolah Santa Maria dimulai pada Tahun 2016 dan masih terus berlangsung. Tuhan memberkati. ***

 

Sabtu, 29 Juni 2024

Habit Tanda Bakti Kepada Allah



Pada bulan Juni 2024 Museum Ursulin Santa Maria mengikuti kegiatan Biarawati Ursulin Indonesia Pengikraran Kaul Pertama dan Kaul Kekal dalam Ordo Santa Ursula (OSU). Gadis-gadis yang berkaul pertama ada lima orang. Upacara itu dilaksanakan dalam Perayaan Ekaristi Syukur pada tanggal 7 Juni 2024, bertempat di Jl. Supratman 1 Bandung.

Mereka itu menyatakan kasih setia mereka kepada Tuhan dan sesama dan berikrar untuk sementara (jangka waktu tiga tahun) dalam Kaul Keperawanan, Kemiskinan dan Ketaatan. Mereka menerima dan kemudian mengenakan tanda pembaktian kepada Tuhan busana dengan kerudung dan salib (dengan identitas khusus Ordo Santa Ursula Uni Roma).

Pada penyerahan kerudung dari Pimpinan Biarawati Ursulin Indonesia kepada mereka yang berkaul: “Terimalah dan pakailah kerudung ini sebagai tanda pembaktian dirimu kepada Allah dan sesama”. Sedang ketika menyerahkan salib Suster pemimpin berkata: “Terimalah Salib ini gambar Sang Pencipta dan Penebusmu, Yesus yang tersalib. Cintailah Dia. Anda telah memilih bagian yang terbaik dan ini tidak akan pernah diambil dari padamu".  

  

Kata-kata penyerahan salib menyatakan bahwa bagi para Ursulin khususnya dan orang Kristiani umumnya, salib adalah tanda kepercayaan dan persatuan mereka dengan Yesus Kristus yang telah wafat dan bangkit. Orang Kristiani bangga akan salib Yesus Kristus itu karena oleh-Nya mereka memperoleh keselamatan, kehidupan dan kebangkitan.

Perayaan Syukur dan Upacara Pengikraran Kaul Pertama dapat dilihat di link https://www.youtube.com/@UrsulinIndonesia. (LIVE) Perayaan Ekaristi Tri Prasetia Pertama - Jumat, 07 Juni 2024

Sedangkan untuk Pengikraran Kaul Kekal 1. Sr. Rosa Maria Cardoso OSU 2. Sr. Lusia Seniwati Lahagu OSU 3. Sr. Karolina Saltini OSU 4. Sr. Maria Grazya Ose OSU upacaranya dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Juni 2024 di Kapel Biara Ursulin Regina Pacis Surakarta Jl. Adi Sucipto No.45, Kerten, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Pengikraran Kaul Kekal ditandai dengan penerimaan cincin dari pemimpin Biarawati Ursulin Indonesia kepada masing-masing. Penerimaan cincin itu disertai kata-kata:  “Suster …., terimalah cincin ini sebagai tanda bahwa anda telah terikat kepada Yesus. Hendaklah anda tetap setia pada Mempelai anda, sehingga anda dapat masuk ke Perjamuan Perkawinan dalam Kebahagiaan Abadi”. 

Perayaan Sukur dan Upacara Kaul Kekal dapat dilihat di link https://www.youtube.com/@UrsulinIndonesia. LIVE) Perayaan Ekaristi Kaul Kekal Ordo Santa Ursula - Sabtu, 01 Juni 2024

 Tentang busana dan asesori yang dikenakan para suster Ursulin, krudung dan salib serta cicin seperti dinarasikan dalam uraian di atas,  sejarahnya secara singkat dapat dilihat pada video dengan link berikut ini  atau https://youtu.be/bPdYBIWD31M 


Senin, 29 April 2024

Edukator, Mengkomunikasikan Koleksi dan Program Edukasi

 

ki-ka: Ibu Jumiati ,Bpk. Gumilar Ekalaya, Bpk. Yiyok T. Herlambang, Bpk. Mursidi,

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif PemProv DKI Jakarta menggelar Uji Kompetensi bagi Tenaga Kerja Pariwisata Bidang Edukator Museum. Staff Museum Ursulin Santa Maria (MUSM), Thomas Aji, menjadi salah satu peserta Uji kompetensi yang dilaksanakan selama 2 hari, 6-7 Maret 2024 di hotel Grand Asia Jelambar Jakarta Utara.

Dalam surat undangan yang diterima, kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan  Kapasitas Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tingkat Lanjutan. 

Kegiatan diawali pukul 08.00 dengan registrasi peserta sekaligus      pengecekan kelengkapan persyaratan yang sudah diinformasikan panitia. Pukul 09.30 acara dibuka oleh Bapak Gumilar Ekalaya selaku Kepala Pusat Pelatihan Profesi (Kasatpel) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif didampingi Bapak Mursidi, Kasatpel Sertifikasi, Bapak Yiyok T. Herlambang Direktur LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Permuseuman Indonesia dan Ibu Jumiati Ketua Panitia pelaksana kegiatan.

Pak Yiyok, Direktur LSP Permuseuman mengawali sambutannya dengan pantun

Pohon mangga buahnya ranum

Rasanya manis sampai tulang sumsum

Kita belajar sebagai bangsa melalui kurikulum

Yang namanya Lembaga yaitu Museum.

Ia mengharapkan sertifikasi mampu memelihara keyakinan seluruh peserta sebagai educator. Sehingga mampu mengkomunikasikan kepada Masyarakat  koleksi dan program edukasi. Harapannya dapat memajukan museum menjadi lebih professional sehingga dikunjungi warga Masyarakat domestic maupun luar negeri.

Bapak Gumilar Ekalaya selaku Kepala Pusat Pelatihan Profesi (Kasatpel) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalamsambutanya menyampaikan selamat kepada peserta Asesi yang terpilih dan berharap semua lolos mendapat sertifikat.

Ia mengaku sempat kebingungan memahami hubungan antara pemandu dan educator,

“Sebenarnya awal-awal mau mengadakan uji kompetensi ini sempat ada confuse antara pemandu museum dengan educator museum. Kami ini di pariwisata itu pahamnya pemandu museum.  Tapi setelah diskusi, tanya kiri kanan ternyata sekarang namanya berubah menjadi educator museum.  Jadi fungsi museum tetap ada tapi ditambah fungsi edukasi. Dan SKKNInya (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)  juga lebih baru maka kita putuskan untuk  uji  kompetensi pemandu museum. Karena mungkin irisan antara wisata dan budaya ini untuk urusan permuseuman ini adalah di pemandu museumnya. “ tuturnya.

Sebanyak 9 Asesor mendampingi 103 peserta sertifikasi (Asesi) yang dibagi dalam dua hari. hari pertama 50 peserta sekaligus pembuka acara dan separuhnya lagi pada hari kedua sekaligus menutup acara.  

Sebelum dimulai proses Asesmen, setiap Asesor mengumpulkan peserta yang akan didampingi untuk brefing proses tata cara dan urutan assesmen. Tak lupa Asesor menunjukan sertifikasi profesi Edukator BNSP yang sudah diperolehnya. Kewajiban Asesor menunjukan sertifikat profesi Edukator sebelum asesmen agar proses asesmen educator yang dilaksanakan sah secara hukum dan setiap Asesor merupakan ahli sesuai bidangnya. 

Pada saat asesmen dimulai, Asesor memastikan syarat administrasi telah dilengkapi dan berpesan agar peserta dyang sedang di asesmen tidak boleh menyampaikan atau menginformasikan kepada peserta lain apa yang ditanyakan Asesor pada saat kegiatan berlangsung.

Kemudian Asessor mewawancarai peserta dengan meminta penjelasan terkait museum tempat peserta bertugas, nilai kebangsaan yang ditawarkan dari museumnya, program yang sudah dibuat, tantangan dan kesulitannya.

Di akhir wawancara, Asesor meminta tanggapan kepada peserta atas apa yang telah dilakukan Asesor. Tanggapan yang disampaikan secara tertulis diperlukan karena merupakan bagian dari asesmen, kelengkapan proses sertifikasi.  Usai proses Asesmen, peserta menunggu di luar ruangan asesmen. Pengumuman lulus atau mengulang proses assesmen diinformasikan kemudian setelah jeda istirahat. ***

Jumat, 09 Februari 2024

Visitor Studies Cara Museum Memanjakan Pengunjung.

Pergeseran paradigma museum dari Collection oriented ke Public Oriented memaksa Museum harus berbenah dan meningkatkan kualitas pelayanan agar masyarakat tertarik datang ke museum. Quesioner menjadi salah satu cara Visitor Studies atau meneliti pengunjung untuk mengetahui pengalaman, kepuasan dan kebutuhan pengunjung sesuai usia. 

Hasil penelitian tersebut menjadi pedoman museum untuk meningkatkan pelayanannya agar masyarakat semakin tertarik datang ke museum.


Ibu Irna Trilestari, dalam paparan di sesi pertama dengan judul Visitor Study, mengutip Pedoman Museum Indonesia tahun 2010 menegaskan bahwa Studi Pengunjung menjadi salah satu pelaksanaan kegiatan penelitian atau kajian guna pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Museum perlu melakukan kajian untuk mengetahui dan memahami dari pengunjung, motivasi, kebutuhan dan harapan serta bagaimana mereka mengeksplore, apa yang mereka dapatkan dan peroleh dari pengalaman menjelajah museum. Beberapa cara dapat dilakukan untuk melakukan kajian atau penelitian. Proses mengkaji selain dengan questioner adalah dengan wawancara tatap muka atau telepon, angket, questioner online.

Sesi kedua dengan judul Visitor Studies Research: An Introduction di Museum Sejarah Jakarta, senin 17 Juni 2019 Ibu Dian Sulistyowati yang menjadi nara sumber mengajak peserta seminar untuk masuk lebih dalam mengapa museum perlu melakukan kajian atau penelitian. Bukan hanya sekedar menggenapi peraturan seperti yang tercantum dalam buku pedoman. 

Dari hasil kajian atau penelitian, Museum harus dapat memahami keinginan pengunjung sehingga dapat meningkatkan pengalaman kunjungan di museum. Kemudian museum dapat mengembangkan pameran, program publik dan fasilitas di museum.
Kajian atau penelitian pengunjung sendiri merupakan sebuah proses penting untuk memperbaiki pelayanan museum baik demi kepentingan pengunjung yang ada maupun pengunjung potensial. Pengunjung potensial adalah berbagai kelompok institusi atau komunitas atau lembaga yang ada di masyarakat.

Kajian pengunjung museum memiliki beberapa cakupan, antara lain: Audience research and development Pada kajian ini, fokus museum adalah untuk mencari tahu alasan mengapa orang datang berkunjung atau tidak datang berkunjung ke museum, hal- hal apa yang menarik dari suatu kunjungan, bagaimana menciptakan pengunjung baru dan memahami persepsi publik tentang museum.

Exhibit design and development Kajian terhadap pengunjung terkait dengan desain pameran di museum difokuskan mulai dari perancangan atau persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi akhir dari pameran tersebut. Kajian ini adalah upaya untuk mencari tahu efektivitas dari sebuah pameran di museum.

Program design and development Seperti halnya kajian pengunjung yang dilakukan pada exhibit design, kajian pengunjung yang dilakukan pada program design and development ini berupaya untuk mencari tahu apakah sebuah program yang digagas oleh museum tepat sasaran bagi pengunjung atau calon pengunjung museum. General facility design Kajian pengunjung yang fokus pada upaya memenuhi kebutuhan pengunjung dan masyarakat lain terhadap fasilitas umum yang terdapat di museum, seperti area parkir, toilet, dansebagainya. 

Visitor services berkaitan dengan upaya museum untuk mengetahui apakah layanan yang diberikan oleh museum telah memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap museum tersebut. Seperti pelayanan yang ramah dari staff museum (customer service, sekuriti, bagian loket, pemandu dan sebagainya) apakah pengunjung mendapatkan hal tersebut? Kesan apa yang diperoleh pengunjung setelah mendapat pelayanan dari staff museum?

Kajian atau penelitian ini sangat diperlukan agar museum dapat terus relevan terhadap kelompok-kelompok umur yang menjadi sasarannya. Elemen utama yang menjadi tujuan dari kajian pengunjung adalah untuk memahami kebutuhan dan minat pengunjung, serta untuk menciptakan lingkungan dan pengalaman yang mereka harapkan saat mengunjungi museum.***

Jumat, 02 Februari 2024

Wanita, Museum dan Interpretasi

 


Memenuhi undangan Komunitas Jelajah, Sr. Marie Louise Nastiti, OSU dari Museum Ursulin Santa Maria dan Suster Lucia Anggraini, OSU dari Gallery Ursulin Malang hadir dan turut menyumbangkan cerita dalam bincang-bincang  Talk & Walk dengan tajuk Wanita Museum & Interpretasi bersama para tokoh dan juga para wanita di belakang layar museum, cagar budaya dan sejarah. 

Kegiatan Talk & Walk, diselenggarakan pada Minggu, 28 Januari 2024 Pukul 07.30 WIB di Museum Soesilo Soedarman, Tinggarjati Lor, Gentasari, Kroya.

 Wanita memiliki peran strategis dalam mendokumentasikan perjalanan bangsa. Jerih payah para wanita inspiratif tersebut dapat dirasakan saat ini, khususnya dalam memberikan edukasi kepada generasi muda.

Prof. Indroyono Soesilo, penggagas Museum Soesilo Soedarman bersama Ibu Apoli Purini Direktur Museum Soesilo Soedarman, menyambut tamu yang hadir, antara lain Musiana Yudhawasthi (Ketua Komunitas Jelajah), Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch PhD (Pembina Komunitas Jelajah), Lisa Ayodhia (Wanita Panutan), Rina Zoet (Hako Mullia Abadi), Mahirta (Museum Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia), Yularti (Asosiasi Guru Sejarah Indonesia Jawa Tengah), Retna Dyah Radityawati (Museum RA Kartini Rembang), Arianata Vira Testiani (Museum Akademi Polisi RI), dan DS Nugraheni (Museum UGM).

Ibu Musiana Yudhawasthi Ketua Komunitas Jelajah menerangkan maksud kegiatan, “Hari ini ngobrolnya memang tentang perempuan. Dimana museum-museum itu sebetulnya ingin mencoba mengkomunikasikan koleksi mengenai prempuan atau koleksi yang berkaitan dengan wanita“

Prof. Indroyono dalam sambutannya menyampaikan bahwa Museum Soesilo Soedarman juga memiliki cerita dan koleksi tentang perempuan salah satunya yaitu foto Megawati bersama Jenderal Soesilo Soedarman. 

Megawati seorang perempuan ketua umum partai besar yang gigih berjuang menghadapi tekanan pemerintah orde baru. Selain itu terdapat ruang yang dikhususkan untuk ibunya, yaitu Ruang Koleksi Widaningsri Soesilo Soedarman.  

Suster Marie louise Nastiti menceritakan perjalanan karya tujuh suster Ursulin pionir yang semuanya adalah wanita muda. Mereka berkarya dengan membuka asrama, sekolah untuk anak-anak dan sekolah guru. Karya tersebut terus berkembang sampai saat ini.

Dari seluruh pemapar, Ibu DS Nugraheni pengelola Museum UGM mengaku bahwa lebih dari 60%, staff di Museum UGM adalah perempuan. Ia mengatakan bahwa staff perempuan di museum UGM menikmati pekerjaanya.

Setelah istirahat makan siang, acara dilanjutkan dengan keliling area Museum Soesilo Soedarman dipandu Prof. Indroyono Soesilo. Ia menjelaskan koleksi museum satu persatu dan berkeliling ke seluruh ruangan museum.

Prof. Indroyono memberikan penjelasan bagaimana ia mendapatkan koleksinya secara gratis. Ia menghubungi para pejabat dan petinggi TNI Polri yang pernah berelasi dengan ayahnya Jenderal TNI Soesilo Soedarman. Ia mengatakan kepada pejabat yang bersangkutan bahwa fotonya saat masih muda tersimpan sekaligus mengajak untuk berkunjung ke museum Soesilo Soedarman.

Ketika pejabat tersebut datang dan melihat, ia terkesan karena foto dan namanya tercatat di museum itu. Pejabat itu kemudian ditawari barang yang dapat dihibahkan menjadi koleksi museum agar dapat dirawat dan dijaga sehingga namanya tetap diingat generasi penerus.

Para pejabat biasanya tidak menolak bahkan dengan senang hati menyumbangkannya. Maka di halaman museum Soesilo Soedarman tersaji berbagai kendaraan dan senjata tempur. Selain berbagai koleksi bersejarah, para pejabat yang pernah berelasi, diajak untuk menanam pohon yang kemudian diberi prasati, siapa penanamnya.

Koleksi unik tersebut menjadi cirikhas museum Soesilo Soedarman sekaligus penanda titik lokasi agar Masyarakat mudah mengenali dan menemukannya.

Rabu, 04 Oktober 2023

Penerimaan Peserta Didik Baru

Sekolah rendah , untuk anak usia taman kanak-kanak dan sekolah dasar dimulai sejak 1 Agustus 1856. Secara bertahap berkembang pula sekolah lanjutan untuk pendidikan dasar. Instituut Noordwijk kemudian menjadi Kampus Santa Maria. 

Foto pada kolom pertama menggambarkan kegiatan pra kemerdekaan RI. Kolom kedua menggambarkan kegiatan pada masa awal-awal Pasca Kemerdekaan. Kolom ketiga adalah flyer publikasi Penerimaan Peserta Didik Baru tahun Ajaran 2024-2025.



TK

SD

SMP

SMK

ASRAMA



Jumat, 16 Juni 2023

Gravy Boat with Attached Saucer



Salah satu koleksi unik di Museum Ursulin Santa Maria adalah Gravy Boat with Attached Saucer. Gravy Boat with Attached Saucer merupakan istilah untuk wadah saus.

Dalam praktek tata hidang, wadah saus ini menjadi penting karena merupakan bagian tak terpisahkan atau satu paket dengan perlengkapan tata hidang dalam tradisi Eropa. Gravy Boat with Attached Saucer tidak akan ditemukan dalam tradisi tata hidang nusantara.

Wadah saus ini memiliki warna kuning gading dan terbuat dari porselen. Secara umum permukaan berbentuk oval, di setiap sisi memiliki cekungan namun di sisi bagian ujung yang menjadi tempat aliran saus ketika dituang. Selain dituang, saus yang disajikan dalam wadah juga bisa di ambil dengan sendok.

Sebuah piring oval datar menempel permanen dengan wadah saus menjadi alas. Piring datar yang menjadi alas itu untuk mengantisipasi tumpahan saus yang tercecer. Gabungan wadah saus dengan alasnya, nampak menyerupai kapal sehingga sering disebut Sauce Boat.

Ciri lain dari sauce boat ini adalah terdapat dua garis berwarna hijau dan emas yang mengelilingi bibir luar permukaan atas sauce boat. Sementara di bagian piring alas tercetak garis warna emas saja tepat di bibir alas.

Sauce Boat ini memiliki dimensi Panjang 23.3cm Lebar 15.5cm Tinggi 9.8cm. Panjang dan lebar yang tercantum merupakan panjang dan lebar piring alas, sedangkan tinggi merupakan ukuran dari dasar sampai permukaan saus boat tertinggi. Wadah saus memiliki dimensi lebar 10 cm dan Panjang 19cm.

Di balik piring alas tercetak logo produsen berwarna hijau dengan komposisi tulisan "Victorian", dibawah tulisan Victorian, terdapat gambar mahkota dengan huruf "C" di sebelah kanannya. Tulisan "JOHNSON BROS MADE IN ENGLAND" di bawah mahkota, dan terakhir huruf "V" tercetak terpisah dan paling bawah.


Logo Victorian yang tercetak pada saus      boat koleksi museum Ursulin Santa Maria menandakan bahwa produk dari JOHNSON BROS tersebut telah berkontribusi kepada Kerajaan Inggris sejak masa pemerintahan Ratu Victoria dan di buat antara tahun 1900 -1920an 

Berdasarkan logo yang tercetak pada koleksi saus boat dan perlengkapan tata hidang lain, koleksi tersebut merupakan peninggalan biara sejak sebelum perang dunia kedua sekitar tahun 1942. 

Sumber

http://www.thepotteries.org/mark/arms/english.htm

 http://www.thepotteries.org/mark/j/johnson_brothers.html 


Selasa, 06 Juni 2023

Digital Art, Kolaborasi Seni Budaya Untuk Kemajuan Ekonomi

 


Panitia temu para pengelola Museum Galeri dan Monumen atau Mugalemon edisi Mei 2023 mengundang art producers and directors dari Art Tokyo Association, Jepang, Naohiko Kishi sebagai narasumber. Naohiko Kishi diundang untuk berbagi pengalaman sebagai promotor dalam Art Fair Tokyo dengan tema: Pemanfaatan Museum dan Galeri Sebagai Ruang Berekspresi.

Temu Mugalemon diselenggarakan dalam semangat peringatan 65 Tahun Hubungan Indonesia-Jepang di Museum Bahari jalan Pasar Ikan no. 1 Jakarta Utara. Turut hadir dalam temu Mugalemon, Yang Mulia Duta Besar Pemerintah Jepang Kanasugi Kenji, Ketua Assosiasi Museum Daerah Jakarta AMIDA Paramita Jaya, Bapak Yiyok T. Herlambang.

 Yang Mulia Duta Besar Pemerintah Jepang Kanasugi Kenji dalam sambutannya mengakui keanekaragaman budaya dan sejarah Indonesia sangat membantunya dalam mempelajari Indonesia. Pak Yiyok T. Herlambang yang memberi sambutan berikutnya mengucapkan terima kasih atas kerjasama AMIDA Paramita Jaya dengan Art Tokyo Association, MISSAO dan Museum Kebaharian Jakarta. Pak Yiyok dalam sambutannya menyinggung PP no.66 tahun 2015 bahwa museum selain dikembangkan juga ada unsur kajian sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat.

 Mengawali paparan, Naohiko Kishi mengucapkan terima kasih atas hubungan diplomatic yang telah terjalin selama 65 tahun antara Indonesia dengan Jepang. Alasan itulah yang membuatnya hadir di Museum Bahari.

Seni budaya mendukung ekonomi

 Selanjutnya, Naohiko menyampaikan apa yang ia pikirkan tentang bagaimana caranya untuk memelihara dan mempererat hubungan antara kedua negara. Salah satu jawabannya adalah seni. Seni menjadi bahasa universal, bahasa pemersatu.

Di Jepang, Naohiko Kishi adalah seorang produser. Ia menggabungkan antara ekonomi, industri dan budaya. Ketika ia ditanya oleh masyarakat apa pekerjaannya ia akan menjawab ia membuat film.

 Keinginannya adalah selalu mendorong kegiatan seni dan ekonomi berkolaborasi menjadi sebuah industri. Menurutnya, seni budaya dan juga ekonomi itu saling mendukung dan berkesinambungan. Seni budaya mendukung ekonomi begitu juga sebaliknya.

 Ketika sebuah negara mampu mengelola seni, budaya dan ekonomi dengan baik, negara tersebut akan menjadi kuat di masa depan.

Naohiko Kishi mendirikan Akasaka Blitz, sebuah promotor konser musik. Salah satu bentuk budaya di bidang musik yaitu entertainment. Jadi bagaimana entertainment mampu mengumpulkan banyak orang dan menggerakkan ekonomi? Itu yang ia pikirkan 30 tahun lalu.

Naohiko Kishi kemudian menampilkan beberapa gambar yang menceritakan suatu area di Tokyo, Jepang yang mampu menampung sampai 20.000 orang untuk menonton pertunjukan. Setelah dibuat tempat itu (Venue) akhirnya banyak seniman-seniman atau artis-artis baru yang datang dan ingin tampil di te mpat itu termasuk penyanyi dari luar negeri.

Di dalam kawasan seluas 30.000 meter persegi itu tersedia ruang teater, galeri, tempat makan dan juga tempat yang luas dan serbaguna serta tempat untuk acara pernikahan. Semua dibuat dalam satu area.

Dengan dibangunnya kembali area itu, perubahan yang tampak kemudian adalah jumlah pengunjung. Sebelumnya hanya mampu menampung sekitar 20.000 pengunjung yang datang setiap harinya kemudian meningkat menjadi 90.000 orang yang beraktivitas di sana.

Dengan banyaknya pergerakan di area tersebut, akhirnya restoran cafe dan juga perusahaan termasuk perusahaan baru ikut berkembang.

Dalam paparan selanjutnya Naohiko Kishi menunjukkan grafik pasar dunia dibidang seni yang didominasi Barat, Eropa & Amerika. Pasar Eropa dan Amerika mendominasi penjualan seni secara global sedangkan pasar Asia tidak terlalu mencolok, sangat tidak seimbang antara Barat dan Timur. Jepang adalah salah satu pasar seni di Asia yang mengimbangi Barat dengan GDP ketiga di dunia.
Kishi percaya untuk Asia juga termasuk Indonesia akan berkembang. Ia setuju dengan informasi yang ia terima bahwa sekitar 15 tahun ke depan GDP Indonesia akan melampaui Jepang. Namun bila value dari seni budayanya tidak ikut naik maka masa depan yang diramalkan tidak akan tewujud.

Penghargaan kepada seniman dan karyanya


Yang menjadi bagian penting adalah, karya seni yang baik itu harus dihargai dengan baik pula, karena hal itu meningkatkan value.

Kishi melanjutkan bahwa karena hal itu, ketika ia berpikir tentang acara yang ia buat sendiri itu ada di urutan keberapa. Yang menjadi pemikiran paling penting itu adalah seberapa banyak produk terjual di dalam acara ini.

Ia mengakui ada juga yang tidak berpikiran sama dengan dirinya atau ada perbedaan dalam memahami seni, akan tetapi bagi Kishi, yang penting itu mengetahui banyak hal termasuk kemungkinan tidak akan bisa menang bila dibandingkan dengan seni Barat.

 Kishi juga berfikir tentang hal yang berbeda dari konsep Barat yaitu unit venue atau tempat-tempat yang unik. Jadi di tempat-tempat yang menarik ditampilkan karya-karya seni yang baik itu.

 Di kawasan Asia sendiri untuk bangun bangunan tua sangat banyak termasuk di Indonesia. Kishi melihat, bangunan kuno itu merupakan daya tarik tersendiri karena unik dan membuat seni budaya di kawasan itu bernilai ekonomi.

 Naohiko Kishi selanjutnya berencana membuat hal yang sama di Osaka. Tahun 2025 nanti akan diselenggarakan International Osaka Expo. Sebuah acara internasional yang melibatkan banyak pihak dari pemerintah berbagai negara.

 Apa yang dilakukan Kishi adalah melibatkan para duta besar. Berdasarkan rekomendasi dari para duta besar, kegiatan ini melibatkan banyak seniman dari berbagai negara termasuk dari Jepang sendiri. Melalui acara tersebut para seniman berkesempatan untuk masuk juga ke dalam pasar seni di Jepang dan senimannya sendiri mendapatkan manfaatnya. Ditambah lagi kegiatan itu memfokuskan ke seniman-seniman muda berusia sekitar umur 30 sampai 40 tahun.

 Digital Art

Naohiko Kishi berbicara langsung dengan para seniman bagaimana caranya sebisa mungkin selama mereka hidup dan masih bisa berkarya mendapatkan manfaat. Salah satunya adalah dengan Digital Art.

 Naohiko Kishi membuat film yang memadukan berbagai seni dan teknologi menjadi sebuah film Digital Art. Thriller film berdurasi hampir 2 menit tersebut diputar di sela paparanya.

Mengapa dibuat digital? Bukan sekedar menjual akan tetapi juga sebagai alat untuk mempromosikan seniman tersebut secara digital.

 Saat ini orang dengan mudah mengakses dunia digital. Seniman dapat memperlihatkan koleksi karya mereka itu lewat layar monitor. Lewat layar itu, koleksi karya seniman akan ditonton oleh generasi yang memang akan melakukan hal tersebut dan generasi yang tidak akan melakukan hal tersebut (sekedar menonton).

 Oriental Art berperan penting dalam pengembangan teknologi di dunia entertain. Di Jepang selama 10 tahun ini banyak terjadi perubahan. Di sana, kegiatan art Tokyo menjadi ajang kumpul para pihak yang berhubungan dengan acara itu. Mereka berkumpul dan fokus di acara tersebut dan akhirnya membawa perubahan yang besar.

 Kemudian bekerjasama dengan museum-museum dalam pelaksanaan Art Tokyo itu. Ada sekitar 20 museum yang ditampilkan dalam Art Tokyo. Bagi Naohiko Kishi, Art Tokyo menjawab bagaimana mengumpulkan orang-orang dari seluruh dunia dan mereka bisa menghasilkan kegiatan-kegiatan bernilai ekonomi. *** 


Kiri: Yang Mulia Duta Besar Pemerintah Jepang Kanasugi Kenji
Tengah: Foto brsama: Ibu Misari Kepala Museum Bahari. Naohiko Kishi, Duta besar, Bpk. Yiyok ketua Amida Paramita Jaya dan Direktur MISSAO Corp
Kanan: Naohiko Kishi, narasumber 

Selasa, 30 Mei 2023

Pentingnya Menghargai Sebuah Peninggalan Sejarah

 

Rombongan kelas V SD Vincentius Bidaracina me- ngunjungi Museum Ursulin Santa Maria pada Jumat, 19 Mei 2023. Rombongan terdiri dari enam guru pendamping serta 94 anak. Mereka tiba sekitar jam 08.20 dan langsung diarahkan ke Kapel.

Titik kumpul dipusatkan di Kapel karena keterbatasan ruang museum yang masih dalam proses renovasi. Di Kapel, Suster Marie Louise, kepala Museum menyapa rombongan dan mengucapkan salam selamat datang.

Sebelum tur museum dimulai, rombongan diajak melihat film pendek tentang museum. Dalam video singkat itu diterangkan bahwa SD Vincentius Bidaracina merupakan pekembangan dari Panti Asuhan yang dulu dikelola para Suster Ursulin di Jalan Pos.

Usai pemutaran video pendek, peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Secara bergilir, setiap kelompok memasuki ruang pamer. Pemandu menyambut dan menjelaskan sejarah awal kedatangan para Suster Ursulin dan karyanya. Durasi setiap kelompok kurang lebih sekitar 15 – 20 menit. Kelompok lain menunggu giliran dengan mendengarkan penjelasan materi video oleh Suster Marie Louise.
Seorang guru pendamping siswa mewakili rombongan menuliskan kesan di buku tamu, betapa penting menghargai warisan atau peninggalan para suster pendahulu.

Museum menjadi tempat edukasi yang dapat membantu siswa/I dalam mengenal sejarah dan memahami betapa pentingnya menghargai sebuah peninggalan sejarah yang masih ada sampai sekarang. Terima kasih Suster, Bapak, Ibu yang sudah merawat peninggalan sejarah dengan baik. Salam SERVIAM

Eartho Dgreento Sihotang dan Bent Gabriel Sinaga peserta rombongan mengungkapkan kesannya bahwa museum Ursulin Santa Maria unik “Menurut saya museum Santa Maria itu unik, bagus dan keren” tulisanya pada form kesan dan pesan para tamu. ***

Selasa, 25 April 2023

Batu Nisan

Batu Nisan bertuliskan beberapa nama suster ini ditemukan pada 9 Mei 2022 di Wasrey biara Ursulin Santa Maria Juanda Jakarta. Nisan ditemukan saat proses relokasi berbagai barang di wasrey yang akan direnovasi. Wasrey adalah area atau ruang khusus mencuci.

Selama ini karyawan biara yang bertugas mencuci pakaian tidak tahu bahwa batu marmer yang digunakan untuk alas cuci adalah bagian belakang dari sebuah batu nisan.

 Para suster kehilangan jejak para pendahulu sejak makam suster tergesa-gesa dipindahkan dari pemakaman umum Kebon Jahe Kober ke Tanah Kusir, pada tahun 1975. Batu nisan dari batu marmer itu berukuran 62.5 x 100.5cm dengan ketebalan 3cm. Nama suster yang tercantum dalam batu nisan sebagai berikut:

M. EMMANUEL HARRIS
NEE LE 21 JANV 1829 DECEDEE LE 11 FEV 1856

S. LEONIE EVERS
NEE LE 5 MARS 1827 DECEDEE LE 13 OCT 1862

M. XAVIER VERHUIJGT
NEE LE 29 OCT 1814 DECEDEE LE 9 JUIL 1863

M. ISABELLE NEVEN
NEE LE 27 MAI 1833 DECEDEE LE 29 MAI 1864

M. ANGELE KUPPERS
NEE LE 20 SEPT 1821 DECEDEE LE 12 FEV 1866

M. MARGUERITE MORROGH NEE LE 17 OCTOBRE 1846 DECEDEE LE 15 AVRIL 1870
Huruf M di depan nama merupakan singkatan dari Mere artinya “Ibu”. Sedangkan inisial S di depan nama Leonie Evers singkatan dari Soeur yang berarti “Kakak”. Baik Mere maupun Soeur merupakan bahasa Perancis.

 Dari ke enam nama suster pada batu nisan tersebut, terdapat tiga nama suster ursulin pionir yang pertama kali tiba di Batavia pada 7 Februari 1856, yaitu Suster Emmanuel Harris, Suster Xavier Verhuijgt dan Suster Angele Kuppers.

 Lima suster teratas pada batu nisan tersebut pada awalnya dimakamkan di Bidaracina di tanah milik Tuan Veugen. Pada Tahun 1869 makam dipindahkan ke pemakaman umum bagi warga Eropa di Batavia, Kerkhoff Tanah Abang.

 Pada tahun 1894 Suster Augustine Phillipsen, pemimpin biara Ursulin di Noordwijk, Batavia, atas persetujuan semua pihak kemudian menata area makam para suster di Tanah Abang sehingga menjadi tempat yang indah dan nyaman bagi peziarah.

Batu nisan marmer ini adalah hasil dari penataan yang dilakukan oleh Suster Augustine Phillipsen. ***

Penghormatan Relikui

Museum Ursulin Santa Maria (MUSM) menggelar Pameran dan Penghormatan Relikui memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus. Kegiatan Pameran dan...